2013

Haloh, para pembaca ariesadhar.com, yang setia maupun yang kesasar oleh tag “video bokep”, saya selaku pemilik rumah kecil ariesadhar.com mengucapkan SELAMAT TAHUN BARU 2014! Tahun baru sudah tiba dan saya masih jomblo aja.Hih!

Tahun 2013 yang barusan saya lewati di rumahnya Mbak Upi, secara umum memberikan makna hidup yang banyak. Secara karier tentu saja nggak ada apa-apanya, soalnya pas pergantian tahun 2012 ke 2013, saya adalah officer. Pas dari 2013 ke 2014?

Tetap officer. Ya, begitulah. Pasti ada alasan logis kenapa saya tidak juga dipromosikan, meskipun posisi yang persis di atas saya itu kosong. Mungkin karena saya kurang ganteng atau kurang beriman. Hmmm, bisa jadi.

*sambil ngaca*

2013 juga adalah tahun pertama saya full jomblo setahun sejak 2006. Oke, ini informasi mungkin sama tidak pentingnya dengan berita Depe akan nikah duluan dibandingkan Jupe. Jadi, mari kita lanjut saja pada fakta bahwa 2013 justru memberi banyak nilai ketika saya berkarya di luaran. Apa saja itu?

Di bulan Januari 2013 saja membuat perubahan besar pada blog ini dengan membeli domain. Jadi blog yang dulunya bernama ariesadhar.wordpress.com ini kemudian bisa menjelma menjadi ariesadhar.com seperti yang sedang teman-teman baca sekarang. Pada bulan yang sama, saya juga mengalami nikmatnya ulang tahun dengan audit dari BPOM, setelah di kantor sebelumnya saya dengan rajinnya membantu inspektor BPOM untuk ngeprint laporan audit. Lumayan, naik kelas.

Bulan berikutnya, Februari 2013, saya isi dengan banyak kegiatan bemakna. Ada dua yang utama. Satu, bakti sosial seksi pelayanan Paroki Ibu Teresa Cikarang di sebuah tempat bernama MUARA GEMBONG. Sesuatu yang menyenangkan, melelahkan, dan tidak untuk diulangi. Kedua dan paling banyak kenangannya adalah ketika saya menjadi relawan pengajar di Kelas Inspirasi 2 di SDN Palmerah 03 Jakarta. Tidak hanya pengalaman mengajarnya yang menyenangkan, tetapi tanggapan orang-orang pada tulisan saya “30 Menit Yang Luar Biasa”, juga sungguh bikin hati bangga. Di Kelas Inspirasi saya juga bertemu dengan orang-orang keren bersemangat positif. Nilai yang nggak bisa sembarang diperoleh dimanapun.

Maret 2013 adalah bulannya bonus. Ehm, untuk pertama kalinya saya bisa menunjukkan nominal bonus saya ke Bapak, karena pas kebetulan saya mudik waktu itu. Iya, mudik yang bikin saya malas mudik lagi karena banyaknya kenalan orangtua yang nanya, “KAPAN KAWIN?”. Fiuh. Di bulan Maret ini juga saya mendengar dua kabar duka dari dua teman saya, yakni anak-anak mereka yang meninggal. Sedih dong, apalagi baik Prabu dan Keyla adalah anak-anak yang diharapkan benar. Pelajaran hidup lagi soal ini. Oya, yang bikin ngakak guling-guling di bulan Maret ini adalah ada cewek yang SMS saya ngajak TAARUF. Bukan mengecilkan makna taaruf ya, tapi masak ngajak orang dari keyakinan lain untuk taaruf? Mungkin dia kurang survei, dan hanya tertarik pada tulisan saya di sebuah buku. Memang, tulisan saya menarik, muka saya nggak. Di bulan Maret ini pula saya bergabung di komunitas lektor. Well, sesudah 8 tahun melarikan diri dari mimbar bacaan itu, akhirnya saya kembali juga

April 2013, apa ya? Tentu saja yang paling diingat adalah bahwa sejak bulan itu, saya tidak lagi punya kakek dan nenek. Mbah Putri meninggal. Sedih pastinya, walaupun dari sisi kedekatan, saya lebih punya ikatan emosional dengan Mbah Kakung. Semoga keduanya, dan kedua Opung saya, sekarang sedang bahagia di surga. Amin! Di bulan April ini saya juga “terpaksa” membeli laptop baru, dan saya kasih nama Tristan. Nama yang asyik, bukan? Posting ini tentu saja ditulis via Tristan.

Beranjak ke bulan Mei 2013, tepat 4 tahun saya bekerja di bawah panji-panji yang sama. Selain dapat cuti baru sebanyak 12 biji, kayaknya sih nggak banyak cerita. Mungkin perjalanan kebanjiran di jalan Cikarang-Cibarusah yang saya kasih nama Heavy 13 adalah kisah yang paling terkenang di bulan ini. Termasuk yang bikin saya mikir, apa saya beneran hendak lama di Cikarang yang baru diguyur sebentar saja airnya langsung sedengkul.

Masuk ke bulan Juni 2013, jelas tidak ada yang bakal mengalahkan memori ketika saya tampil bersama keluarga Cantus Firmus dalam konser “Poelang Kampoeng” di Taman Budaya Yogyakarta, 22 Juni 2013. Bukan cuma cerita konsernya, tapi juga cerita perjalanannya nan absurd tapi kalau dikenangkan kok jadinya bersyukur pakai banget. Yup, begitulah hidup! Yang mau lihat performancenya boleh ditengok di atas, di tab “My Performance” atau lewat sini juga kayaknya bisa.

Bulan Juli 2013, cooling down dulu, santai-santai, termasuk main ke rumahnya Robert yang nikahan pas banget dengan konser reuni, jadi saya nggak bisa datang. Ini disebut sebagai kumpul bocah. Bahkan dengan galaunya saya melakukan sebuah perjalanan yang saya namakan Loser Trip. Niatnya hendak membuktikan diri bahwa saya bukan loser, tapi, ehm, masih gagal ternyata. Nggak apa-apa, setidaknya saya banyak dapat tangkapan dengan si Eos, kamera (yang waktu itu) baru.

Agustus 2013, libur lebaran, saya jadinya lebih banyak lontang-lantung galau. Hasilnya sih lumayan, beberapa kisah berhasil saya tulisan dengan tajuk ceritafarmasi. Rencananya mau dimasukkan di buku kedua. Eh, di bulan ini juga saya akhirnya menandatangani SPPB yang menandakan saya resmi jadi penulis. Kebetulan saya menandatanganinya sambil main ke penerbit saya nan kece, Bukune 🙂

Nah, keluaran dari hasil main saya itu adalah di bulan September 2013, buku saya yang berjudul Oom Alfa akhirnya nangkring di toko-toko buku. Lega banget, sekaligus deg-degan. Namanya juga anak pertama. Di bulan ini pula saya ikut (lagi) Kelas Inspirasi, kali ini di Bekasi, nama lengkapnya Kelas Inspirasi Bekasi. Tentu saja, saya kembali bertemu dengan orang-orang yang keren abis, dari aneka latar belakang–sama persis dengan Kelas Inspirasi. Makanya saya lalu nulis bahwa orang-orang harus ikut Kelas Inspirasi agar bisa bertemu sesama orang baik. Plus, di bulan ini adek saya si Cici akhirnya sumpahan. Saya dan dia tidak hanya saudara sekandung, tapi juga rekan sejawat. Tentu saja, duit saya jebol demi foto-foto. #wisbiasa

Bulan Oktober 2013, dimulai dengan kesempatan menjadi pembicara di talkshow dari Blog Jadi Buku. Yah, meskipun blog saya semacam abal-abal begini sih. Tentu saja talkshow itu dalam rangka si Oom Alfa juga. Di bulan ini pula saya melakukan perjalanan spiritual sampai Jogja untuk menyaksikan Oom Alfa nangkring di toko buku. Meskipun banyak kecewanya karena setelah disusul, eh toko-toko itu tidak memajang Oom Alfa, atau bahkan tidak memajang buku dari penerbit saya nan kece. Agak aneh sih, tapi memang saya pergi ke toko-toko yang jaringannya belum me-nasional. Rugi bandar? Nggak juga, karena saya akhirnya bisa ke Sri Ningsih lagi. Sama satu lagi, di bulan ini saya main ke rumahnya Boris di Melati Mas, main PS, macam masih muda saja.

November 2013, hmmm, cenderung flat sih. Satu cerita yang mungkin agar seru adalah waktu pergi ke bandara cuma buat ketemu Bapak. Ya, namanya juga anak rantau 12 tahun, jarang ketemu Bapak sendiri. Makanya belum jadi Bapak sampai sekarang. Uhuk. Jauh-jauh dari Cikarang ke Bandara cuma buat ketemu Bapak yang mau balik ke Padang, dari Bandung. Dan disinilah muncul istilah: MOMONG CUCU. *tusuk aku pak! tusuk!* Eh, iya, di bulan ini juga saya pertama kali naik KRL. Lagi-lagi, ini info yang nggak pentingnya sama dengan berita soal jumlah sepatu Musdalifah. Di bulan yang sama, penerbit saya nan kece, Bukune, mengadakan pertemuan bulanan semacam capacity building untuk penulisnya. Percaya sama saya, ini penerbit yang istimewa!

Hingga akhirnya Desember 2013! Dibuka dengan bergabungnya saya untuk sesaat dengan Paduan Suara Paroki Ibu Teresa Cikarang, yang mana 16 jam sejak join saya langsung ikut lomba, sungguh instan. Oya, pertemuan virtual saya dengan Shirom juga termasuk momen yang menyenangkan di bulan Desember ini. Wawancara saya dengan dia sungguh bikin tertampar. Keren pokoknya! Saya juga talkshow lagi, kali ini tentang “Tawa Dalam Cerita”, digelar di Festival Pembaca Indonesia. Dan saya menyempatkan diri makan di Cafe Batavia, yang WC-nya sungguh bikin nggak bisa boker. Lah, WC di kosan itu kiri kanan keramik merah, disitu foto-foto jadul. Saya juga ikutan workshop cakep soal Personal Branding dari Raditya Dika, lagi-lagi berkat Bukune. Natal di tahun ini saya juga nggak pulang (lagi), cuma saya nggak jadi umat biasa, tapi nangkring dengan jubah lektor di depan. Soal lektor ini, akhirnya saya lengkapi dengan jadi komentator persis di hari terakhir tahun 2013. Kesempatan pertama, dan mungkin terakhir. Mengingat semuanya itu akan segera saya tinggalkan. Sebuah kabar yang saya dapat di larut malam tadi menjawab semua. Namanya juga hidup, semua akan (p)indah pada waktunya.

Begitu cerita saya soal tahun 2013 yang sudah berlalu. Boleh klik link-link yang ada untuk tahu cerita lebih lengkapnya. Saya percaya setiap pengalaman yang saya alami, punya nilai yang bisa dibagi. Itulah tujuan saya menulis. Saya nggak mau jadi sekadar penulis yang lucu, atau yang bikin galau, atau semacamnya, tanpa memberikan nilai yang bisa dinikmati.

Untuk 2014, ehm, nantikan sesuatu yang berbeda dari saya!

Sekali, lagi SELAMAT TAHUN BARU!

One thought on “2013”

Tinggalkan komentar supaya blog ini tambah kece!

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.