Ketika Harus Bertanya Mengapa

Sebulan ini dua kabar duka saya peroleh dari teman-teman saya. Kabar yang sungguh tidak mengenakkan ketika generasi baru yang dinantikan dengan penuh harap, disambut dengan doa dan cinta, dan (yang paling utama) amat sangat dicintai oleh orang tuanya, harus kembali kepada penciptanya. Dua kabar yang sepanjang perjalanan dari kos ke gereja kemarin, di sela-sela macetnya Cikarang, menjadi bahan pemikiran saya. Hingga kemudian saya bertanya, “mengapa?”

Ya, mengapa dua sosok mungil itu yang dipilih? Bukankah mereka berdua dinantikan dengan amat sangat oleh banyak orang? Dicintai dengan sepenuh jiwa oleh banyak orang pula.

Perihal teman-teman saya juga, mengapa mereka yang kemudian menjalani ini?

Yang terlintas di benak saya sebenarnya adalah perihal bayi-bayi yang dibuang, perihal bayi-bayi yang digugurkan karena rasa malu kedua pemrakarsanya, perihal mereka yang tanpa dosa dan ketika nongol ke dunia malah dianggap sebagai bentuk dosa.

Yang terlintas di benak saya adalah orang-orang bodoh yang kemudian menyia-nyiakan amanah, hadiah, dan buah cinta Tuhan kepada mereka.

Kenapa di saat ada saja berita soal orang tua yang mengambil nyawa bayinya dengan sengaja, ada pula orang tua yang harus rela kehilangan buah cinta mereka?

Sungguhpun, saya tidak mendapat jawab ketika saya bertanya mengapa. Sehingga memang tampaknya tanya itu tidak perlu dilontarkan.

Selamat jalan putri mungil (K. A. K) dan jagoan kecil (G. S. P. Y), jadilah malaikat bagi kedua orang tua kalian. They love you with all of their life.

With my deep condolence 😦

Advertisement

5 thoughts on “Ketika Harus Bertanya Mengapa”

Tinggalkan komentar supaya blog ini tambah kece!

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.