Salah satu hal yang saya sesali di tahun 2014 ini adalah minimnya karya monumental. Kalau tidak karena project bukunya Jamban Blogger yang judulnya Galau: Unrequited Love sudah bisa dipastikan tahun 2014 ini saya nihil buku. Padahal sejak 2012 saya sudah mewarnai dunia persilatan dengan buku-buku antologi yang berujung di OOM ALFA tahun 2013. Selain itu, kiranya semua penyesalan tertutupi oleh fakta bahwa saya punya pacar tahun ini.
Entahlah, saya itu kalau nggak sreg sama cewek, eh, plot, dijamin nggak semangat nulisnya. Ada 2-3 outline yang saya serahkan ke Elly untuk harapan buku kedua, tapi nyatanya juga saya sendiri nggak sreg sama outline itu. Berakhirlah dia pada tumpukan file yang mungkin akan kena defrag, saking jijiknya si Tristan sama isi outline itu.
Sampai kemudian Bukune bikin KAMFRET. Awalnya saya sih ngerasa nggak enakan buat ikutan, soalnya itu toh penerbit saya sendiri. Tapi ketika kemudian saya melihat di Twitter banyak penulis lain yang juga ikutan, maka saya bersemangat untuk ikutan. Bahkan, karena terlalu semangat saya sampai bersyukur bahwa KAMFRET itu diperpanjang sama Bukune. Padahal, dulu saya males banget sama lomba yang diperpanjang, sementara kita sudah buru-buru mengejar deadline. Dunia memang mudah berubah, Bung!