Mencari Xaverian di Jakarta

Saya besar di Bukittinggi, dan otomatis dibaptis ehm, agama itu warisan oleh pastor dari ordo Xaverian alias SX, sederhananya Serikat Xaverian walaupun kepanjangannya sih bukan itu. Serikat yang satu ini memang hanya beredar di Keuskupan Padang (Padang Baru, Bukittinggi, Payakumbuh, Mentawai, dan Labuh Baru), Keuskupan Agung Medan (Aek Nabara), dan Jakarta. Yes, selain skolastikat-nya di dekat kantor saya–Cempaka Putih–maka satu-satunya paroki yang dipimpin oleh SX di Jakarta adalah Paroki Santo Matius Penginjil, Bintaro.

Sesuai namanya, gereja ini terletak di Bintaro dan merupakan gereja perdana yang berdiri di sekitar Bintaro, sebelum kemudian muncul Gereja Santa Maria Regina yang terletak di Bintaro Jaya, dekat Bank Permata. Gereja Santo Matius Penginjil ini juga begitu identik dengan salah satu rumah retret Wisma Canossa. Sepuluh tahun silam, saya sudah menjamah Wisma Canossa ketika sepuluh tahun silam mengikuti Golden Voice Christmas Choir Competition di Kemayoran. Dan itu sebenarnya pertama kali saya sudah misa di Gereja Santo Matius Bintaro ini.

Untuk mencapai Gereja ini cukup mudah dengan menggunakan ojek online. YAIYALAH. Patokannya adalah Jalan Ceger Raya. Jadi kalau dari KRL Commuter Line enaknya turun di Pondok Ranji untuk kemudian dapat disambung ojek. Ada angkot, sih, tapi saya tidak mendalaminya.

Dari website resmi Paroki Santo Matius Penginjil, diketahui bahwa sejarah paroki ini bermula dari beberapa keluarga Katolik yang pindah rumah ke sekitar kompleks Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) Kodam V Jaya sekitar tahun 1972. Keluarga-keluarga itu tadinya belum mengenal, namun mulai saling tahu dan lantas ngobrol sesudah setiap hari Minggu melihat ada keluarga yang membawa buku Madah Bakti.

Continue reading Mencari Xaverian di Jakarta

Memperpanjang SIM di Gandaria City

Singkat kata umur saya terus bertambah sementara gaji saya tiada bertambah dari tahun ke tahun. Pertambahan umur kemudian menyebabkan umur Surat Izin Mengemudi (SIM) yang berbentuk kartu itu menjelang habis. Biasanya, ongkos pembuatan SIM saya itu begitu mahal karena harus disertai ongkos pesawat lanjut travel ke kota kelahiran saya di Bukittinggi sana. Jadi SIM-nya anggaplah 100 ribu, tiketnya 1 juta. Itu kalau disumbangkan ke rakyat miskin jelas sudah banyak. Namun jumlah segitu jelas nggak seberapa dibandingkan yang digunakan para pejabat untuk makan-makan dan nyanyi-nyanyi di bawah lindungan uang negara. Teman saya yang protokol seorang menteri pernah cerita bahwa dirinya suatu kali makan daging yang dimensinya 10 kali 20 sentimeter dan harganya 800 ribu sendiri. Itu protokolnya, gimana menterinya?

Duh, jadi nyeleweng.

Tanya punya tanya, cari punya cari, kini telah ada cara menarik untuk memperpanjang SIM per 5 tahun itu, yakni yang disebut SIM Online. Terobosan ini sungguh membantu perantauan kayak saya ini. Dan untuk itu saya cari-cari via Mbah Google, Opung Google, hingga Inyiak Google. Tidak ada informasi yang fix dari website resmi dan hanya blog-blog serta update Twitter yang bisa membantu.

Maka berangkatlah saya ke Gandaria City karena disebutkan bahwa salah satu tempat layanan SIM Online adalah di dalam mal tersebut. Sebenarnya ada beberapa tempat lagi, namun Gancit tampak lebih menarik karena di dalam mal, harusnya lebih adem daripada mobil keliling di taman kota misalnya.

Continue reading Memperpanjang SIM di Gandaria City

[Review] Guardians of the Galaxy Vol. 2

I am Groot!

Yes, semua orang kudu menyaksikan film ini untuk bersama-sama menjadi Groot. Pokoknya, I am Groot, We are Groot. Groot memang menjadi pesona tersendiri di dalam film ini meski di poster dia hanya muncul kecil sekali di balik kepala Star-Lord alias Peter Quill.

Review macam apa kok baru mulai sudah ‘I am Groot’?

Saya menyaksikan Guardians of the Galaxy edisi perdana di televisi kabel, kalau nggak salah di hotel waktu perjalanan dinas. Dari film yang seolah bukan apa-apa, eh, kok apik juga. Dan poin pentingnya adalah lucu. Edisi satu pelindung galaksi yang sebenarnya para kriminal ini memang menempatkan komedi-komedi secara tepat dan terdispersi merata dalam adegan.

Nah, bagaimana nggak tertarik menyaksikan Vol. 2 ini?

Continue reading [Review] Guardians of the Galaxy Vol. 2