Ketika Saatnya Harus Melangkah

Bulan-bulan ini, pasti banyak mahasiswa-mahasiswi yang mulai berkemas karena telah menyelesaikan studinya dan berhak untuk melangkahkan kakinya menuju masa depan yang lebih baik. Termasuk teman-teman saya di Jogja sana.

Tiba-tiba pula saya ingat ada seorang teman yang SMS, request ke saya untuk menulis cerita pindahan yang saya alami. Yah, mungkin bisa dipadu-padankan.

Kalau baru kenal saya, boleh klik page About Me di atas sana. Setidaknya, saya sudah pernah hidup dan menetap di Bukittinggi, Jogja, Jakarta, Palembang, dan kini Cikarang.

Ketika saya beralih kota, pastilah ada proses perpindahan disana. Dan ini bukan sekadar perpindahan, ini soal mengemasi semua yang kita punya, ini soal meninggalkan segala kemapanan kita disana, dan ini soal berpisah dengan orang-orang yang telah memberikan makna pada diri kita.

Dan ini sulit.

Saya memang punya kecenderungan tidak adaptif pada orang, tapi saya lumayan adaptif pada tempat. Saking adaptifnya, kalau saya pulang kampung ke Bukittinggi pasti demam. Itu akibat saya hidup di kota-kota yang panas. Yah, selain Bukittinggi, semua kota lain yang saya tinggali dianugerahi cuaca dan suhu berlebihan.

Oke, tahun 2001, saatnya saya lulus SMP. Saya harus meninggalkan kota kelahiran, rumah, orangtua, adik-adik, dan teman-teman. Well, karena alasan pribadi yang tidak perlu ditampilkan disini, saya memang harus menempuh SMA di kota selain Bukittinggi. Dan jadilah, dalam usia14.5 tahun, saya merantau ke pulau Jawa. Meninggalkan rumah bagi orang yang tidak minggat, selalu sedih. Dan itu yang saya alami. Salah satu yang menjadi penyesalan saya adalah kehilangan masa pertumbuhan adik terkecil saya. Tahu-tahu sekarang dia sudah menjulang, dan sudah berusia 16 tahun. Hmmm..

Disela-sela kuliah di Jogja, bertahun setelah perpisahan yang pertama, saya harus menjalani perpisahan yang kedua, di Jakarta. Sebenarnya cuma 2 bulan saya disana, tapi seluruh aktivitas dan kebersamaan yang ada membuat saya merasa berat meninggalkan tempat tinggal PKL itu. Tapi yang ini sudah disadari benar, karena saya nggak mungkin lulus kalau tetap disana. Iya kan? *polos..

Dan yang terberat, setelah nyaris 8 tahun di Jogja, kota yang selalu meletakkan magnet bagi orang yang sempat menghuninya, saya harus pindah. Ini paling sulit sejauh ini, karena disinilah saya ditempa benar. Saya datang dengan polos di usia muda. Dinamika yang membentuk saya ada disana. Pun dengan tragedi-tragedi serta kisah indah. Dan yang teramat sulit adalah teman-teman. Masalahnya hanya 1, saya nggak mungkin bertahan di Jogja sebagai apoteker pengangguran. Malu dong. Saya harus bergerak, meraih mimpi dengan modal yang sudah saya punya. Dan ketika satu per satu teman mendapatkan pekerjaannya, dorongan itu makin kuat. Saya harus pindah, meski itu berat.

Dua tahun kemudian, saya membuat pilihan. Kalau yang pertama, sedikit banyak karena pilihan orang tua, yang kedua karena memang harus kembali, yang ketiga apapun pilihannya adalah harus pindah (yang jadi soal, pindah kemana), yang keempat ini, saya punya pilihan untuk tidak pindah. Ini juga sulit. Saya yang benci perpisahan, atas dasar banyak pertimbangan, memutuskan untuk membuat sendiri perpisahan itu karena saya yang meminta. Fenomenanya sama dengan yang ketiga. Saya datang ke Palembang itu ternyata masih polos, nggak ngerti apa-apa. Sampai saya 2 tahun berkembang dan memiliki nilai. Dan sebenarnya saya masih bisa mendapatkan nilai lain dan perkembangan. Disinilah peran keputusan. Pada akhirnya, keputusan itu menuntun saya untuk membuat perpisahan saya sendiri, perpisahan yang terjadi semata-mata karena kehendak saya.

Ada saat kita harus diam, jalan di tempat, jalan lurus di jalan yang kita lewati. Ada kalanya kita harus berbelok lewat jalan lain untuk mencapai tujuan kita.

Itulah kehidupan.

Komprehensif

Habis dapat SMS dari seorang gadis galau yang lagi mau ujian komprehensif Apoteker. Mendadak ingat masa silam. Hahahaha..

Saya nggak ngerti kenapa waktu ujian yang disingkat dengan kompre ini, saya malah sakit, sak pol’e. Apa terlalu grogi? Sebenarnya ya tidak juga. Mungkin memang jatahnya sakit saja.

Tapi itu pasti berpengaruh. Kejadian 2,5 tahun yang lalu, ketika saya malah minum obat OTC dan tidur, di saat saya seharusnya belajar, membuat semuanya berjalan bak kartu domino.

Yah, begitulah..

Kompre saya tidak bisa dikategorikan bagus.

Kenapa?

Karena saya tidak menguasai secara komprehensif. Jadi ingat pertanyaan terakhir yang sebenarnya saya bisa jawab cuma mungkin kata-katanya tidak bisa dimengerti oleh penguji.

“Kenapa air disirkulasi? Kok nggak dimatiin saja waktu pabrik tutup?”

Ketidaksanggupan saya memberikan informasi yang jelas ini selalu terngiang-ngiang. Walaupun kemudian saya dapat A juga sih. *congkaksedikit

Saya Apoteker, dan pastinya saya nggak akan menguasai secara komprehensif semua ilmu perapotekeran mulai dari formulasi, kromatografi, konsep pengobatan sendiri, mikrobiologi, manajemen farmasi, dispersi koloid, etika dan perundang-undangan, farmakognosi, farkamoterapi, dan sejenisnya.

Itu terlalu banyak (buat saya)

Tapi yang jelas menempel adalah gelar Apoteker. Dan orang tidak akan peduli bahwa saya adalah apoteker yang tidak mengerti bagian tertentu.

Isn’t right?

Yah, setidaknya saya berusaha menjalankan bagian yang relevan dari Star of Pharmacist: pembelajar sepanjang hayat. Semoga!

Jadi Kakek di Usia 29 Tahun

BRIDGEND, KOMPAS.com — Baru berusia 29 tahun, tetapi Shem Davies sudah menjadi kakek setelah putrinya yang berumur 14 tahun melahirkan. Davies juga menjadi ayah ketika umurnya baru 14 tahun.

The Sun Dari kiri, Kelly, Shem Davies, Tia Davies, dan Robyn Thomas. (The Sun)
Putri Davies, Tia, melahirkan bayi perempuan seminggu sebelum ulang tahunnya yang ke-15.

Kepada The Sun, Jumat (15/7/2011), Davies mengungkap “kebahagiaannya yang luar biasa” atas kelahiran cucunya itu.

Tia menamai bayinya Ava Grace yang dilahirkan 10 pekan lebih awal sehingga harus dirawat di dalam inkubator. Bobot bayi itu hanya sekitar 1 kilogram.

Bayi itu kini dirawat di unit perawatan khusus bayi di sebuah rumah sakit di Bridgen, South Wales.

Meskipun begitu, Davies mengaku kaget ketika Tia mengaku hamil dengan pacarnya, Jordan Williams, yang berumur 15 tahun.

Davies yang kini memiliki anak berusia sembilan bulan dari Robyn Thomas mengatakan, “Rasanya beberapa saat lalu Tia masih bayi, tiba-tiba dia sudah hamil.”

“Saya bisa saja memarahinya, tetapi apa gunanya. Saya menyadari situasi ini sulit bagi mereka karena saya dulu mengalaminya ketika seusia mereka,” ujar Davies yang kini pengangguran itu.

Davies mengaku tidak siap menjadi ayah di usia 14 tahun. “Saya tidak bisa menghadapinya dan saya kabur,” akunya.

Dia berpisah dengan ibu Tia, Kelly, tiga bulan setelah Tia lahir. “Mimpi terburuk saya selama ini adalah Tia mengulangi kesalahan yang saya lakukan dulu, hamil di usia muda,” kata Kelly yang kini berusia 30 tahun.

“Padahal, saya sering menasihatinya tentang kontrasepsi,” katanya.

Sumber: http://internasional.kompas.com/read/2011/07/15/13423190/Jadi.Kakek.di.Usia.29.Tahun

* * *

Umur 14 itu saya bahkan belum mengerti film biru (ngertinya pas 14,5 tahun.. hehehe..). Memang anak muda jaman sekarang. Ada-ada aja.

Cokelat-Luka Lama

Ku rentangkan hati,
ku balut luka lama saat kau pergi
Ku tegarkan diri,
walau bayangmu hadir di setiap mimpi

Oh haruskah,
ku benamkan diri meratapi,
tenggelam sesali yang terjadi,
tersiksa bersama hampa hasrat

Oh, kini….
ku hanya ingin lupakan semua,
mengenangmu menyesakkan jiwa,
‘kan ku hapus air mata,
hingga ku dapat sembuhkan luka

Ku coba hadapi,
walau pahit terasa di relung hati
Harus ku lewati,
seakan semua tiada pernah terjadi

Semoga kelak lupakan semua,
mengenangmu menyesakkan jiwa,
kan ku hapus air mata,
hingga ku dapat sembuhkan luka

Sumber: v1dahermos4.wordpress.com

* * *

Ini lagu entah jaman kapan, tapi tetap asyik dan seru untuk didengarkan dan didendangkan. Dan saya sedang asyik-asyiknya tiap malam menyanyikan lagu ini dengan iringan gitar teman kost.

Dan yang lebih penting, lagunya bercerita soal hal yang positif.

Ku hanya ingin lupakan semua, Kan kuhapus air mata, Ku dapat sembuhkan luka..

Luka akan menutup sendirinya dengan berjalannya waktu, tapi manusia bisa menutup luka itu lebih cepat, tanpa perlu menunggu waktu.

Life Your Life…

Sudah beberapa hari ga posting, ternyata sulit juga untuk posting setiap hari. Bukan masalah ide sebenarnya, tapi lebih kepada niat. Haha..

Kali ini postingnya berjudul Life Your Life, sebenarnya nggak tahu juga ini benar sebagai bahasa Inggris atau tidak. Dan ini juga sebenarnya agak mencontek slogan tempat saya bernaung saat ini. Dan posting ini mungkin akan menimbulkan persepsi macam-macam, tapi percayalah, semuanya hanya sekadar refleksi belaka. Tidak ada pengaruh signifikan pada apapun.

Well, ini memang memasuki perjalanan tahun ketiga saya bekerja. Maksudnya 2 tahun lebih sekian bulan, gitu. Dalam beberapa posting terdahulu, saya juga sedikit membahas soal ini, tapi ini perspektifnya lebih luas.

Dua tahun awal, saya bekerja di lokasi yang bukan kawasan industri, dan dua bulan ini saya masuk di sebuah tempat yang berada di kawasan industri yang menurut referensi ada 1 juta orang pekerja disini. Itu orang semua ya.. hehe.. Tapi yang bikin saya berefleksi adalah hasil gaul sama orang-orang di lingkungan waktu tadi ada acara olahraga di sekitar gereja.

Oke, saya dibesarkan di sebuah keluarga guru, Bapak-Mamak guru galur murni, alias guru semua. Apa yang saya tahu tentang pekerjaan orang tua saya? Ya, berangkat bersama-sama ke sekolah, pulang juga kadang-kadang malah duluan orang tua, soalnya saya main dulu sama teman-teman. Sarapan, makan siang, dan makan malam bersama bukan hal yang susah dilakoni. Kalau tidak sedang kasih les, orang tua saya bisa tidur siang. Kalau sekolah libur, orang tua saya ikut libur. Kadang-kadang saja masuk karena piket. Hal semacam ini saya lihat dari kecil sampai menjelang besar, dan tertanam jelas di batang otak.

Apa yang saya lihat disini?

Yang saya tahu dari obrolan tadi, ada yang hari minggu masuk kerja. Ada yang sedang cuti karena anaknya libur sekolah. Dan yang pasti, setidaknya tidak ada makan siang bersama anak-anak mereka. Dan apa profilnya? Profesional harus selalu bergerak dengan semangat tersebut. Lembur bisa disesali, dimaki, tapi harus dilakoni. Itu pasti. Dan soal apa yang didapat? Nggak perlu heran lihat mobil-mobil bagus disana. Hmmm..

Saya kadang membayangkan, bagaimana anak-anak dan orangtuanya berinteraksi? Dalam bayangan saya, yang ada hanya bayangan masa kecil saya. Ketika bapak pergi diklat gitu, 2-3 kali makan siang tanpa ada bapak, itu aneh. Lah, kalo anak-anak dengan orangtua yang bekerja di kawasan ini? Bagaimana? Sempatkah mereka bertemu? Saya yakin pasti ada caranya, cuma pikiran saya belum nyampe. Semuanya masih soal apa yang saya lihat di masa silam, masa kecil saya.

Dan disinilah saya sekarang, itu poinnya. Saya orang pertama di keluarga yang bekerja, dan mengambil jalur yang berbeda sekali dengan yang saya alami di masa kanak-kanak. Dan selama bertahun-tahun mencoba mencari link tentang apa yang saya dapat sewaktu kecil dengan apa yang saya lihat disini (lihat, karena saya belum merasakan).

Nah, ketika orang-orang itu, bekerja menghidupi diri dan keluarga mereka, apakah mereka menghidupi hidupnya sendiri? Apakah derap kegiatan sehari-hari itu punya isi, punya nyawa? Atau sekadar-sekadar?

Pertanyaan refleksinya, apakah saya dalam bekerja, menghidupi hidup saya sendiri? Apakah derap kegiatan saya sehari-hari itu punya isi, punya nyawa? Atau sekadar-sekadar?

Huh… Pertanyaan yang sulit untuk dibawa ke alam mimpi.

The Script – The Man Who Can’t Be Moved

Going back to the corner where I first saw you,

Gonna camp in my sleeping bag. I’m not gonna move,
Got some words on cardboard got your picture in my hand,
Saying if you see this girl can you tell her where I am,
Some try to hand me money they don’t understand,
I’m not… broke I’m just a broken hearted man,
I know it makes no sense, but what else can I do,
How can I move on when I’ve been in love with you…

Cos if one day you wake up and find that you’re missing me,
And your heart starts to wonder where on this earth I can be,
Thinking maybe you’d come back here to the place that we’d meet,
And you’d see me waiting for you on the corner of the street.

So I’m not moving…
I’m not moving.

Policeman says son you can’t stay here,
I said there’s someone I’m waiting for if it’s a day, a month, a year,
Gotta stand my ground even if it rains or snows,
If she changes her mind this is the first place she will go.

Cos if one day you wake up and find that you’re missing me,
And your heart starts to wonder where on this earth I can be,
Thinking maybe you’d come back here to the place that we’d meet,
And you’d see me waiting for you on the corner of the street.

So I’m not moving…
I’m not moving.

I’m not moving…
I’m not moving.

People talk about the guy
Whos waiting on a girl…
Oohoohwoo
There are no holes in his shoes
But a big hole in his world…
Hmmmm

Maybe I’ll get famous as man who can’t be moved,
And maybe you won’t mean to but you’ll see me on the news,
And you’ll come running to the corner…
Cos you’ll know it’s just for you

I’m the man who can’t be moved
I’m the man who can’t be moved…

Cos if one day you wake up and find that you’re missing me,
And your heart starts to wonder where on this earth I can be,
Thinking maybe you’d come back here to the place that we’d meet,
And you’d see me waiting for you on the corner of the street.

So I’m not moving…
I’m not moving.

I’m not moving…
I’m not moving.

Going back to the corner where I first saw you,
Gonna camp in my sleeping bag not I’m not gonna move.

sumber: miracleondecember.wordpress.com

* * *

Lagu galau lainnya..
Haduh, galau terus bae ni..

T_T

Oscar’s Oasis (Again)

Fuihh.. Traffic saya meningkat drastis karena si kadal lucu ini. Makanya saya coba menambahkan informasi lain terkait bagian lain dari blog ini, mengenai Oscar.

Konsep Oscar dikerjakan oleh Ahn Sung-jai, Kyu-Jin Lee, Tae Sik Shin dan Kim Min-u. Sementara eksekusinya oleh Arthur Qwak, Tae Sik Shin, David Garcia, Joeri Christiaen, Frédéric Martin, Fabrice Fouquet, Stéphane Mit, Yoshimichi Tamura, Geoffroy De Crecy, Lionel Allaix, Marco Allard, Dominique Debar, Olivier Derynck. Semuanya tergabung di Team TO, Tuba Entertainment bersama TFI dan Cake Entertainment.

Cerita dasarnya adalah petualangan di gurun tandus yang dilakoni empat binatang aneh. Buck si burung bangkai, Harchi si hyena, dan Popy Fennec, serta Oscar kadal yang mencoba hidup dan melakukan jalannya masing-masing dengan masalahnya sendiri-sendiri, persoalannya karena hidup di gurun yang lebih susah, mereka suka dipertemukan di konflik kepentingan.

Berikut risalah serial Oscar: mengunyah oscar, ayam kejutan, terbang ke udara 1, yang dilarang surga, ras kotak, satu untuk semua, pindahkan, oscar dan bulu, pemenang tiket, Papa, SMP, pelarian terbesar, jagung pemberontak, Zloty, Adrift, mogok!, Jurassic Chicken, zona terlarang, juara cinta, Cuckoo Horn, langit ke 7, konflik bebek, sebuah hari sibuk, Charm peledak, cegukan pasir, apa itu kebahagiaan, hari-hari petelur, pahlawan, tidak gila, serangan kadal, garda tubuh, menyentuh bagian bawah, Oscar raja gurun, jalankan, Pronto Express, masa es, sandwich, scene sehari, rantai makanan, telur kuda, per barel, upah tenaga kerja, telur yang paling indah, sumber masalah, pacar, Kadal-Kadal, lalat, Panas!, sebuah kadal di bulan, pie ayam, piala oasis, rumah indah, posisi ayam, nyanyian kadal, kadal rentang, pemuja blueberry, blues, parasut, dan 3 tetes.

Pada awalnya serial ini berjudul OOOhhhasis Oscar & Co, terdiri dari 7 film pendek 1 menit 30 detik yang launch 26 Maret 2008 di TF1. Ada banyak perubahan dibandingkan dengan serial yang ada sekarang. Popy dulu namanya Panic, Burk dulunya sekarang Buck, dan Harchi berasal dari Archi. Serta ada dua karakter tambahan boogie woogie dan burung pemangsa muda.

Oscar dan Co memulai debut di MIP TV 2010. Disiarkan perdana 29 Agustus 2010 di Canal+. Mulai masuk rating di 2011. Cake Entertainment melakukan penjualan ke luar.

Episode kejutan ayam menjadi bagian dari nominasi di Festival Animasi Annecy untuk kategori Acara TV Favorit.

Acara ini sejatinya ditargetkan untuk usia 6-11 tahun dan sudah terjual di Cartoon Network Amerika Latin, MNC Indonesia,Société Radio-Canada di Kanada, Kids’ animation channel 2×2 Channel di Rusia, QTV di Ukraina, YLE si Finlandia, SVT Swedia, S4C  Wales, ATV  Turki, MBC Timur Tengah  dan SFDRS di Swiss.

Ohya, Cake sudah diborong saham mayoritasnya oleh perusahaan Spanyol Zinkia Entertainment. Mempengaruhi? Ya nggak tahu..

 

 

Spongebob Squarepants: Tokoh-Tokohnya

Setelah sedikit membahas soal latar belakang Spongebob Squarepants yang diluar dugaan jadi top click di blog saya, maka mari melanjutkan dengan perkenalan tokoh-tokohnya.

Spongebob Squarepants. Merupakan tokoh utama (ya iyalah…). Ia adalah spons laut yang dibentuk mirip dengan spons yang ada di tempat cucian, serta tinggal di rumah berbentuk nanas. Bekerja sebagai koki di The Krusty Krab, serta punya hobi bermain karate dan menangkap ubur-ubur. Spongebob menjadi murid di Puff’s Boating School dan tidak pernah lulus. Sejauh ini Spongebob selalu tampil di setiap episode. Ia digambarkan pekerja keras (ingat soal order 10.000 Kraby Patty?) namun tetap gemar bermain. Ia juga diceritakan punya talenta seni yang bagus (ingat soal patung seni? Atau paduan suara bikini bottom?). Diceritakan juga punya sisi feminin (berperan sebagai istri dalam merawat anak burung). Soal umur, belum pernah disebutkan, tapi ucapan-ucapan bahwa ia masih anak-anak dan masih berupaya dapat SIM, serta baru bekerja, mungkin ia baru lulus SMA.. hehehe.. Dan satu yang penting, pernah lihat serial Spongebob jatuh cinta? Belum kan? Hahahaha…

sumber: wikipedia.org

Patrick Star. Kadang ini tokoh bikin saya emosi sampai ganti chanel tivi. Dikisahkan berwarna merah jambu, malas, kelebihan berat badan, serta tinggal di bawah batu. Dan satu lagi, intelegensi rendah (kecuali di episode salah otak). Umumnya ia tidak bekerja, tapi di beberapa seri, Patrick diceritakan bekerja di beberapa tempat.

Squidward Q. Tentacles. Tinggal sebagai tetangga Spongebob dan Patrick di rumah bertipe Kepala di Pulau Paskah. Sangat mencintai seni dan bermimpi jadi artis hebat, sayang nggak kesampaian. Bekerja sebagai kasir di Krusty Krab dan tidak menyukai pekerjaannya.

Captain Eugene Harold Krabs, kepiting yang teramat sangat pokil. Pemilik Krusty Krab yang mempekerjakan Spongebob dan Squidward. Cucu dari Redbeard. Punya anak ikan paus (opo ki jal??) tapi tidak pernah ada informasi soal ibunya si Pearl.

Sumber: http://farizprabowo.blogspot.com/

Garold The Snail (Gary), hewan peliharaan Spongebob, dianalogikan sebagai kucing dengan suara meongnya. Nama Garold muncul di episode A Friend for Gary.

Sandy Cheeks. Tupai yang muncul di tengah laut, hidup di Treedome dengan sebuah pohon oak yang besar. Berasal dari Texas dam merupakan seorang scientist.

Sheldon Jared Plankton, merupakan musuh besar Tuan Krab dan pemilik Chum Bucket, terus berusaha mencuri resep rahasia Krabby Patty. Punya istri komputer bernama Karen.

sumber: waduuh.blogspot.com

Mrs. Poppy Puff. Ikan kembung dengan rambut blonde pemilik sekolah menyetir (boating).

Mermaid Man dan Barnacle Boy, dua superhero tua yang hidup di panti jompo, merupakan idolanya Spongebob dan Patrick.

Pearl Krabs, merupakan putri dari Eugene Krabs. Pada episode Whale of a Birthday disebutkan berusia 16 tahun. Tangisannya mengguncang dunia.

Larry Lobster, penyelamat pantai di Goo Lagoon serta penggemar binaraga.

The Flying Dutchman, hantu ternama, hidup di kapal besar dan mencari jiwa-jiwa, punya kekuatan super ala hantu hehehe..

Karen, WIFE (Wired Integrated Females Electroencephalograph), di filmnya disebutkan bahwa Karen tidak pernah setuju menikah dengan Plankton.

Patchy The Pirate dan Potty The Parrot, jarang-jarang keluar, dan merupakan karakter hidup dari serial ini. Patchy sebagai presiden Spongebob Fans Club.

Elain dan Perch Perkins, si reporter-announcer ikan, sering nongol setiap ada adegan televisi.

sumber: http://spongebob.wikia.com/wiki/Perch_Perkins

Harold dan Claire Squarepants, kedua orang tua spongebob, tapi berbentuk bulat, seperti spons laut pada umumnya.

Squilliam Fanyson, rival abadi Squidward, dan lebih sukses hehehe..

Betsy Krabs, ibunya Eugene.

Man Ray dan Dirty Bubble, musuhnya Mermaid Man dan Barnacle Boy.

Dr. Gill Gilliam, dokternya Bikini Bottom. Perkenalannya waktu si Gary kena “serpihan” kayu.

Painty The Pirate, paling pertama nongol di episode Spongebob, itu loh, lukisan yang bisa nyanyi.

Bubble Bass, si pantat besar yang suka makan. Ingat yang menduduki plankton di bioskop?

Stanley S. Squarepants, kepalanya kotak, tapi badannya tidak. Setiap kerja, musibah yang terjadi.

Flatts, ini yang mau menendang bokongnya Spongebob.

Grandma Squarepants, nenek yang memperlakukan Spongebob laiknya balita.

Old Man Jenkins, ikan tua, salah satunya nongol di “The Main Drain”. Termasuk waktu Spongebob dan Patrick mau terbang tapi malah merusak menara pertanian.

Jim The Former Frycook, koki Krusty Krab sebelum Spongebob yang keluar karena tidak bole naik gaji.

Janet-Marty, bintang laut yang oon. Kok bisa ya salah anak?

Nicolas Withers, host House Fancy.

Triton, anaknya Neptunus yang dijemput oleh Spongebob ke pulau terpencilnya.

Nat Peterson, si pembeli Chum yang dibayar oleh Karen.

Masih ada beberapa lagi sih, cuma saya lupa mereka tampil di episode yang mana. Hehehehe..

Dendam

Kini kujalani hari demi hari
Berharap waktu terbangkan asaku Lupakan dirimu
Coba mencari arti semua ini
Salahkah merasa kubuta oleh dusta
Tiada tiada akhirnya

Masih kujalani Hari demi hari
Berharap waktu kan terbangkan asaku
Lupakan dirimu

Coba kini kau dengarkan Sekali saja dengarkan
Apa isi hati ini Semua isi hati ini
Berjuta kenangan kelam Berjuta sesal terpendam
Jangan salahkan aku Jangan pernah salahkan aku

Coba kini kau dengarkan Sekali saja dengarkan
Apa isi hati ini Semua isi hati ini
Berjuta kenangan kelam Berjuta sesal terpendam
Jangan salahkan aku Jangan salahkanku
Dendam…

Masih kumencari Arti semua ini
Salahkah merasa kubuta oleh dusta
Tiada tiada akhirnya

Ku tau kau tiada rasa bersalah
Semua kau tinggalkan pergi tanpa pesan
Puaskah kau kini Liat kubegini

(Cokelat_Dendam)

sumber: http://herdiwinanda.blogspot.com/

Dendam..

Saya selalu tahu bahwa dendam itu tidak baik. Tapi entah kenapa, sulit sekali bagi saya menghapuskan sifat buruk saya sebagai seorang pendendam. Hmm..  Sebenarnya ya tidak susah juga, kalau trauma kronis tidak menghantui saya.

Sebut saja saya diklakson sesama pengguna motor di jalan yang lurus, nggak peduli itu motornya apa (malah pernah mobil), bakal saya kejar, terus saya klakson balik, terus udah.. Dasar sifat yang buruk, tapi kalau yang barusan mungkin bagian dari kesenangan saja, saya tidak menganggapnya dendam.

Dendam untuk seseorang yang melankolis itu payah, bakal merasuk sampai seluruh jiwa. Dan menghilangkannya setengah mati. Setiap membaca quote, mendengarkan sabda Tuhan, bahwa dendam itu tidak baik, pasti ada niat. Tapi begitu melihat penyebab trauma kronis saya di depan mata, yang ada ibarat memutar knop membesarkan api kompor. Saya cukup mengapresiasi my bro yang punya pendiriannya sendiri dalam hal ini. Lebih baik tidak melihat penyebab trauma jiwa kronis itu daripada hal yang lebih buruk terjadi.

Sebelum terlanjur menganggap saya pendendam, sejatinya tidak. Saya hanya dendam pada SATU penyebab trauma jiwa kronis, hanya satu, tidak yang lain.

Dan kenapa saya mempertahankan dendam itu?

Satu, karena lukanya terlalu dalam dan paparannya menahun. Kronis bener kalau ini.

Dua, dendam itu yang saya gunakan untuk menghidupi diri saya. Kelihatan buruk, tapi sejauh itu membuat saya lebih baik, mungkin masih akan saya pakai. Dengan dasar itu, saya belajar, saya bekerja, saya berjuang, agar suatu waktu saya bisa kembali, menuntaskannya dengan kemenangan. Dan sesudah itu, selesai.

Itu mimpi saya

sesederhana itu…

Sedikit Kisah Tentang Alfa

Saya yakin, buat teman-teman yang tahu benar kisah dan riwayat si Alfa dalam cerita ini, pasti tertawa ngekek. Ini memang bukan kisah sembarangan, dan saya percaya bahwa Tuhan menganugerahkan Alfa kepada saya adalah dalam rangka saya bisa memperoleh hikmat atas cobaan-cobaan yang muncul menyertainya.. hahahaha..

Alkisah, saya diberi karunia sebuah motor murah meriah muntah bernama Alfa, lahir tahun 1989, berwarna merah, dan yang pasti PENYAKITAN. Tapi it’s OK, seperti saya bilang tadi, banyak hikmat yang saya peroleh atasnya. Berikut saya sampaikan beberapa kegilaan si Alfa:

1. Waktu mau penyuluhan AIDS di Prambanan. Saya disuruh berangkat duluan sama teman-teman. Dan di setengah jalan, saya disalip sama teman-teman yang berangkat 30 menit belakangan. Apa pasal? Ketika diagakgeber, pistonnya berbunyi dan berteriak, “Ampun Bang, nggak kuat…krik..krik..krik…” Dan ketika saya jalan pelan, dia mau berdamai. Hmmm..

2. Salah satu fenomena motor rusak adalah nggak mau hidup. Itu biasa. Tapi kalau si Alfa ini, problemnya, mulai dari nggak mau hidup sampai…NGGAK MAU MATI! Suatu kali di parkiran motor kampus, saya bahkan perlu sok-sokan duduk diam di motor yang masih menyala meski kunci kontaknya sudah lepas 5 menit yang lalu, dalam rangka menunggu dia mati. Sementara si Alfa masih terus batuk-batuk ringan. Solusinya ada beberapa, kecilkan putaran gasnya, atau yang paling ekstrim, ambil kain lap, copot businya. Dan hmmm.. solusi ekstrim yang tidak mempertimbangkan OHSAS itu bahkan masih membuatnya tetap menyala. Astaga.

3. Perjalanan awal bulan selalu menyedihkan, saya biasanya pinjam motor teman untuk ini. Ya bukan apa-apa, saya harus mengantarkan uang bulanan ke adik-adik yang kosnya jauh-jauh (jauh dalam definisi si Alfa). Pernah suatu kali, karena kerusakan CDI, perjalanan Paingan-Gowok-Purawisata-Paingan menghabiskan 3 busi @10.000. Ini motor boros amat yak?

4. Si Alfa ini kalau pas mati, nggak mikir-mikir. Pernah pula, pas pulang latihan PSM, jam setengah 10 malam, MACET. Dan itu posisinya di perempatan Condong Catur yang kalau jalan kaki sampai Paingan (apalagi nonton motor), lumayan. Dan terjadilah. Heh.. Tapi uniknya, hari itu saya benar-benar tidak emosi, kalau biasanya, itu motor saya tendang dan pengen tak buang. Tapi kok waktu itu nggak. Ada-ada saja.

5. Selain boros bensin karena dua tak, si Alfa juga boros karena sering pipis sembarangan. Bahkan saya sampai pernah menggunakan tusuk gigi ditutup sama pantat bolpoin pilot untuk menutup saluran itu, supaya dia tidak pipis sembarangan. Tapi tetep aja. Hmm.. Bukan apa-apa, bensin kan bisa meledak, kan mesakke ada ledakan karena pipisnya si Alfa ini.

6. Oh iya, si Alfa punya sedikit kelebihan. Tidak perlu muter gas biar dia jalan. Soalnya kawat gasnya udah gitu deh. Jadi cukup masukkan gigi, dan ia akan berjalan seperti mobil yang dilepas koplingnya. Itu kelebihan atau kekurangan? Hahaha..

7. Yang hobi banget kejadian adalah sekrup footstepnya yang copot. Entah kenapa ya, dari 3 sekrup itu selalu aja ada yang copot, diganti ini, copot yang itu, diganti itu, copot yang anu. Apa saya yang naik motornya kebandelan? Nggak juga deh.

8. Hmmm.. kecepatan maksimal dari si Alfa, adalah…… 40 km/jam. Yah, harus diterima dengan lapang dada kalau ini. Tapi mengenaskan untuk ukuran motor 2 Tak.

9. Lampu? Jangan diharap. Saya mengandalkan intuisi ketika berjalan di kegelapan. Yang penting itu lampu kelihatan sama orang di depan dan belakang aja deh. Biar nggak ditabrak. Hehehe..

Itu baru sembilan, sebenarnya ada lagi, pelek yang mau pecah, dashboard yang lepas sampai bolong, rantai nyangkut, oli mblobor, dll. Saya menulis ini bukan dalam rangka mengeluh juga . Seperti saya sebut tadi, ini sepenuhnya hikmat.

Sampai ketika saya mendapat Bang Revo di 2007, dan harus menjual si Alfa, ada perasaan berat juga. Dia sudah menemani saya tidur segala loh. Soalnya dulu saya tidur bersama bensin pipisnya dia. Astaga. Tapi ya dia memang harus dijual dengan harga yang bahkan bayar SKS 1 semester aja kurang, saking murahnya. Hahahaha.. Dan dari hikmat-hikmat yang diberikan atas nama Alfa, saya bisa menjalani hidup bersama Bang Revo dan sekarang si BG, dengan lebih menyenangkan.

Oya, ini pose saya bersama Alfa, sesaat sebelum dia dijual:

Saat Terakhir

Semua yang datang dan pergi dalam hidup kita, pasti ada hikmatnya. Jangan selalu menganggap itu buruk, bahkan derita pun pasti ada sisi baiknya. Itu refleksi saya  bersama si Alfa. Dimana ya dia sekarang? Hmmm…