Kajian Audit Terhadap Pasangan Yang Diduga Selingkuh

Selingkuh. Hmmm. Lucu juga buat saya, kadang-kadang. Kawin itu ribet, sudahlah ribet, eh pakai selingkuh pula. Lagipula nih, sebagai cowok yang merasakan betapa ribetnya punya pacar cewek, kadang-kadang saya mikir, kalau satu saja susah bagaimana harus menghadapi dua? Ya, begitu, sih. Namun demikian, namanya selingkuh itu tetap ada, pun mendunia.

Nah, melalui posting ini saya hendak mengarahkan para cowok atau cewek yang curiga bahwa pasangannya selingkuh untuk melakukan audit. Audit kan artinya membandingkan kondisi dengan kriteria, jadi dalam maksud ini kondisinya adalah pasangan yang diduga selingkuh dan kriterianya adalah pasangan semestinya tidak selingkuh. Dengan adanya tahapan-tahapan yang sesuai dengan prosedur audit yang baik dan benar maka dimungkinkan hasil yang diperoleh lebih optimal. Output maupun outcome hingga OOM ALFA tercapai! Hore!

Jadi, mari kita mulai dengan bagian besar pertama yakni PERENCANAAN. Dalam tahapan ini ada delapan langkah yang tidak boleh diabaikan.

Penetapan Tujuan dan Ruang Lingkup
Ketika kamu hendak melakukan audit kepada pasangan yang diduga selingkuh, pertama-tama kamu harus menetapkan tujuan yang pasti. Nah, tujuan yang dimaksud itu adalah tujuan kamu dan pasangan. Tentu saja hendak menjadi pasangan nan bahagia dunia akhirat. Maka, tujuan itu jangan diabaikan dalam seluruh rangkaian penugasan. Demikian juga dengan ruang lingkup itu adalah kamu dan dia, jangan melibatkan tetangga apalagi mertuanya Risty Tagor.

Pemahaman Objek Audit
Nah, ini. Sebelum mengaudit pasangan, sebaiknya kamu memahami benar seperti apa dia. Apa saja sumber daya yang dia miliki kok bisa-bisanya–diduga–selingkuh. Pun pula dengan kebiasaan-kebiasaan yang dia punya. Kalau buat yang baru pacaran 1-2 bulan dan kemudian nekat melakukan audit ini rasanya kok ya sia-sia. Buat para LDR? Wah, mati sajalah daripada audit beginian. Terlalu banyak resource yang dikeluarkan.

Identifikasi dan Penilaian Risiko
Kenapa bagian ini penting? Tentu saja untuk mengerti sumber penyimpangan yang dilakukan oleh pasanganmu. Risiko adalah hal yang jika terjadi dapat menghambat tujuan. Risiko belum menjadi masalah, jadi tolong dibedakan. Ketika pasangan fix selingkuh, itu masalah. Namun ketika dia terlalu tampan pun seksi sehingga bisa digoda orang lain, itu risiko. Risiko untuk digoda orang lain, jika kemudian kejadian dan ada respon, baru dah jadi masalah. Mengidentifikasi hal ini fenting sekale karena kita jadi tahu titik-titik rawan yang dapat menggagalkan tujuan kamu dan pasangan untuk hidup bahagia selamanya amin. Jadi, beberapa aspek yang dapat dihasilkan dari tahapan ini adalah pasangan tergoda, pasangan menggoda, pasangan WhatsApp-an mesum dengan lawan jenis, dan sejenisnya.

Identifikasi Pengendalian Kunci
Nah, apa itu pengendalian? Sebenarnya pengendalian adalah hal-hal yang sudah ada untuk meminimalkan risiko. Misalnya kamu suka mengecek ponsel pasangan, itu sebenarnya adalah salah satu bentuk pengendalian. Kamu juga perhatian dan selalu bertanya kapan makan, kapan boker, atau kapan bernapas, itu juga jenis dari pengendalian. Bikin list apa saja yang sudah kamu lakukan untuk mencegah pasangan selingkuh.

Evaluasi Pengendalian
Sesudah listnya ada, buat evaluasinya. Apakah pengendalian yang sudah kamu lakukan itu cukup untuk mencegah pasangan selingkuh. Jika belum atau ragu, mari kita lanjut ke fase berikutnya.

Penyusunan Rencana Pengujian
Dalam proses audit pasangan nanti, kita harus menguji apakah risiko-risiko yang sudah kita daftar tadi sudah berhasil ditangkal oleh pengendalian atau tidak. Caranya tentu saja dengan melakukan pengujian terhadap pengendalian yang kita lakukan, apakah mengecek ponsel pasangan itu efektif atau tidak, apakah rajin kirim selfie itu sangkil atau tidak. Dalam pengujian ini bisa dilakukan beberapa teknik mulai dari verifikasi, cek, hingga konfirmasi kepada pasangan.Tapi ingat, ini masih rencana belum dilakukan.

Penyusunan Program Audit
Sesudah jelas mana-mana saja yang hendak dicek dan diuji, misal ngecek ponsel tadi, tuangkan dalam program yang berisi hal-hal yang akan kamu lakukan untuk mengaudit pasangan kamu apakah selingkuh atau tidak. Bagian ini penting untuk memastikan bahwa sudah seluruh aspek risiko kita pertimbangkan, demikian pula dengan aspek pengendalian yang kita lakukan. Ada yang namanya risiko residual, masih tersisa meski sudah dikendalikan, dan hal inilah yang harus dibuktikan dalam audit. Boleh jadi risiko ini yang bikin pasangan kamu selingkuh.

Pengalokasian Sumber Daya
Ini jelas terarah, beda dengan alay-alay yang tidak jelas dan hanya curiga-curiga belaka terhadap kekasih hatinya–dan bahkan dalam beberapa kasus sampai membunuh pasangan. Dengan program yang jelas, kita jadi bisa mengalokasikan waktu yang tepat pun resources lain yang dibutuhkan untuk mengaudit pasangan.

Oke, begitu tahap PERENCANAAN. Sekarang mari melompat ke PELAKSANAAN. Dengan modal perencanaan yang tepat, pelaksanaan tentu lebih maksimal.

Pengujian dan Pengumpulan Bukti
Gampang, tinggal lakukan saja kegiatan yang sudah tertera pada program yang telah dibuat. Misal, cek ponsel lebih sering, verifikasi foto teman WhatsApp-an dengan daftar mantan, hingga konfirmasi kepada pasangan dengan siapa dia WhatsApp-an. Kumpulkan selengkap-lengkapnya sesuai program yang dimiliki.

Evaluasi Bukti dan Pengambilan Kesimpulan
Sesudah jelas bukti-bukti bahwa pasangan selingkuh atau justru tidak, maka segala simpulan baru bisa diambil dengan mengevaluasi bukti yang ada. Siapa tahu dia WhatsApp-an dengan bosnya atau malah dengan istri tuanya. Dengan evaluasi terhadap bukti yang kita temukan, maka landasan untuk mengambil kesimpulan bahwa pasangan selingkuh atau tidak bisa menjadi lebih mangstap.

Pengembangan Temuan dan Rekomendasi
Misal dia punya mantan namanya Amanda, nah pas cek di ponsel ada nama Amanda juga. Ini harus dikembangkan, siapa tahu ternyata pasangan sedang bisnis brownies delivery. Jadi, setiap bukti yang ada lantas dimasukkan ke dalam format temuan, yakni ada kondisi, kriteria, sebab, akibat, dan rekomendasi. Kondisinya dia ternyata WhatsApp-an dengan Amanda. Kriteria? Seharusnya dia lapor pada kamu kalau sedang WhatsApp-an dengan Amanda. Nah, kenapa dia nggak lapor? Eksplorasi lagi, siapa tahu hendak menjadi pria berdikari dan lepas dari dompet ortu. Akibatnya? Tentu saja, kamu uring-uringan. Nah, rekomendasinya lantas apa? Putus, lanjut dengan minta maaf, ciuman, atau yang lainnya monggo dihaturkan.

Aspek berikutnya adalah PELAPORAN yang merupakan bagian akhir dari audit terhadap pasangan yang diduga selingkuh itu.

Penyampaian Simpulan Sementara
Nah, temuan kamu tentang pasangan, konfirmasikan dengan jelas kepada dia agar dia bisa melakukan tanggapan. Perkara tanggapannya adalah mutusin kamu, itu bukan urusan saya. Heuheu.

Penyusunan dan Distribusi Laporan
Sesudah mendapat tanggapan dan kesepahaman bersama tentang temuan audit yang kamu lakukan, maka saatnya melapor. Laporan utama tentu saja kepada Tuhan, entah itu bersyukur mengetahui bahwa pasangan selingkuh sekarang, bukan nanti-nanti maupun menangis sambil bilang “mengapa…mengapa….”

Monitoring Tindak Lanjut
Ketika pasangan akhirnya bilang akan memperbaiki diri dengan memberitahu dengan siapa saja dia WhatsApp-an kepada kamu, itu adalah bentuk tindak lanjut yang harus dimonitor. Beneran nggak? Kalau sudah pas, itu statusnya Sesuai Saran, kalau kurang tepat misal laporannya tidak konsisten itu namanya Belum Sesuai Saran. Jika ternyata dia sama saja, itu namanya Belum Tindak Lanjut. Segera tindaklanjuti dengan pemantauan, atau kalau sudah lelah bubarkan saja hubungan itu.

Yah, demikian kiranya ilmu audit yang bisa diterapkan dalam hubungan berkasih-kasihan, semoga berkenan dan berfaedah bagi bangsa dan negara. Demikian dan mohon arahan selanjutnya. Karena cinta sejatinya memang tidak bisa direkayasa, paling-paling dapat direkarasa belaka.

 

2 thoughts on “Kajian Audit Terhadap Pasangan Yang Diduga Selingkuh”

Tinggalkan komentar supaya blog ini tambah kece!

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.