Kelas I SMA, pelajaran yang paling menarik di sesi Bahasa Indonesia adalah membuat cerita. Ketika kita mengalami kebuntuan: (1) ambil satu cerita, (2) lanjutkan cerita itu dalam 3 paragraf, (3) buang cerita asli, dan (4) lanjutkan 3 paragraf itu menjadi sebuah cerita lagi.
Special thanks kepada pemilik cerita asli 😀
—
Tersebutlah sebuah pohon kersen di suatu taman. Ia sendirian, hanya kadang parkit dan hujan yang menemaninya.
“Ada baiknya kita tanam bunga disini..” sebut seseorang yang berdiri di bawah pohon kersen, pada suatu siang yang terik.
“bunga apa?”
“Gladiol agaknya menarik”
Bunga gladiol adalah salah satu bunga kebun yang terindah dan merupakan tanaman bunga hias yang termasuk dalam keluarga iridaceae. Tanaman ini berasal dari Afrika selatan dan sebagian kecil spesis lainnya berasal dari Eurasia. Julukan lain dari bunga gladiol ini adalah “sword lily” atau pedang kecil dikarenakan bentuknya yang merupai. Bunga gladiol ini dapat tumbuh di ketinggian 90 sampai 150 cm dan mempunyai nilai ekonomis yang cukup baik. Warnanya juga bervariasi ada yang putih, kuning, oranye, merah-muda, dan merah. Tanaman ini bisa tumbuh dengan baik pada tanah ber-pH 5,8-6,5 dalam suhu 10-25⁰ C sangat toleran pada berbagai struktur tanah, dari tanah yang ringan berpasir dengan berbahan organik rendah sampai tanah yang berat berlempung atau liat. Tanaman gladiol akan berbunga sekitar 60-90 hari setelah tanam. Kelebihan dari bunga potong yang satu ini adalah kesegarannya bisa bertahan sampai sekitar satu setengah minggu dan dapat berbunga sepanjang waktu. Warnanya dan penampilannya akan tampil maksimal jika ditanam di kondisi dimana mereka mendapatkan cahaya matahari yang penuh, dan dapat membantu tanaman ini menyimpan energi matahari tersebut untuk masa pertumbuhannya di tahun berikutnya. Perlu diingat juga bahwa bagian tertentu dari bunga gladiol ini mengandung racun, jika dimakan atau disentuh bisa mengakibatkan reaksi iritasi atau alergi. Manfaat dari bunga gladiol ini adalah untuk sarana peralatan tradisional, untuk keperluan agama, ritual ritual tertentu, dan upacara kenegaraan. Bunga gladiol ini adalah salah satu cut-flowers atau bunga potong yang paling banyak dicari orang baik sebagai bunga hias atau untuk keperluan tanaman kebun karena bunga ini sangat menarik perhatian atau “eye-catching”.
Gladiol, pikir pohon kersen, terdengar menarik. Ia memang terlalu lama disana, sehingga wawasannya kurang. Ia tidak tahu seperti apa bentuk bunga gladiol itu, hanya kedengarannya menarik.
Ia begitu menanti kehadiran gladiol, setiap kali sang pemilik taman tiba, ia selalu berharap dapat melihat sosok bernama gladiol itu. Baginya gladiol dapat menjadi tambatan dari kesendiriannya di taman ini. Lagu lawas berkata “I knew I love you, before I met you”
Sampai suatu ketika, di suatu senja, ketika pohon kersen dalam kantuk dan kesendiriannya, ia merasakan sesuatu yang lain ketika benar-benar terjaga. Sesosok indah bunga gladiol ada di dekatnya, sungguh-sungguh dekat.
Gladiol itu masih baru dan kecil. Meskipun besar nanti, pasti tidak akan sebesar pohon kersen. Itu keniscayaan.
Pohon kersen pada dasarnya telah dapat akrab dengan gladiol, namun itu semata-mata dalam halnya melindungi si kecil gladiol. Meskipun pohon kersen berharap agar keindahan di depan mata itu benar-benar menjadi pelangkap dirinya.
Suatu kali, pohon kersen hendak mendekat, bercerita lebih dalam.
Ia melihat sesosok kumbang bercengkrama manis bersama gladiol. Hatinya tertusuk. Mengapa kumbang yang datang dan pergi itu bisa begitu dekat dengan gladiol, sementara ia yang selalu ada disana, tidak dapat menyentuhnya.
Satu hal, pohon kersen tidak pernah bercerita kepada siapapun. Ini berbeda dengan upaya-nya yang lain, ia masih dapat bercerita dengan parkit, dengan hujan, bahkan dengan awan.
Pohon kersen kemudian menjadi saksi, ketika kumbang gila meninggalkan gladiol dalam keadaan terluka dan menangis. Pohon kersen kemudian menjadi pelindung, penyemangat sampai akhirnya gladiol dapat tersenyum kembali.
Namun, hanya sampai disitulah pohon kersen bertindak.
Lagi-lagi ia tiada mampu menyatakan, bahwa gladiol telah dapat memberi semarak pada jiwanya. Dan ia hanya mampu menyimpan itu sendiri. Hanya sendirian.
Kini ia hanya mampu menyaksikan gladiol tengah menikmati keindahan hidup bersama kupu-kupu. Pun gladiol masih sempat menyampaikan ketakutannya akan terluka lagi. Pohon kersen hanya dapat mendengar dan berucap seolah-olah tanpa ada hati yang terluka.
Mungkin ia harus mengutuk seseorang yang pernah berkata, “apabila kamu mencintai sesuatu, kamu pasti bahagia apabila sesuatu itu bahagia”
Yang ada saya sedih Tuan, batin pohon kersen.
Dan itulah yang terjadi sekarang, pohon kersen dalam kesendiriannya, menatap gladiol menggapai asa dengan kupu-kupu yang selalu hinggap manis kala senja hari.
Ini ironi, ia begitu dekat, tapi kau tak mampu-bahkan sekadar-untuk menyentuhnya.
Teori menyebut gladiol beracun, tapi bukan racun itu yang membuat pohon kersen iritasi dan alergi, tapi ketidakmampuannya mengucapkan cinta.
Hanya 1 soal, mengapa pohon kersen tak mampu mengucapnya, sedangkan ia begitu dekat?
Tidak ada yang tahu, karena memang pohon kersen memilih untuk menyimpannya sendiri.
* * *
inspired by: http://bailaconmigo-jola.blogspot.com/
ehmmm…, jungkirbalik bacanya.
LikeLike
maaf tere komen anda baru approved.. lha dikiro spam sama si wordpress.. ehehehe…
LikeLike
kereeeeeeeeeeennnnnnnnnnnn
LikeLike