Waktunya tiba juga. Privilege yang sangat saya nikmati akhirnya berakhir juga sesuai masa kedaluwarsanya. Iya, sejak Maret 2020 ketika semua orang dianjurkan untuk di rumah saja ya saya pun demikian. Saking patuhnya, sampai 12 bulan kemudian saya itu pergi ke Jakarta (dari Tangerang Selatan) itu cuma untuk 3 urusan dan semuanya terkait COVID-19. Pertama, swab massal dari kantor. Kedua dan ketiga adalah vaksinasi.
Iya, saya yang biasanya sehari bisa Tangerang Selatan, Jakarta, lalu Bekasi atau Bogor atau pernah juga seminggu Denpasar-Jakarta-Tangsel-Bandung-Tangsel-Jogja benar-benar menikmati kehidupan di rumah saja dan merasa aman dengan tidak kemana-mana. Cuma ya bagaimana lagi, periode kuliah saya ada batasnya dan kebetulan selesai pula. Jadi ya sesuai dengan SK yang dimiliki, maka saya kudu ngantor. Demikianlah adanya.
Hanya 4 hari sesudah wisuda, saya sudah dinas lagi. Untungnya ‘cuma’ ke Surabaya. Maksud saya, walaupun Jatim itu kasusnya termasuk tinggi, tapi ya setidaknya kalau ada apa-apa, nggak jauh-jauh amat dari rumah. Kalau misalnya di Manowkari atau Aceh kan saya mungkin kebingungan.
Sesungguhnya, terakhir kali saya naik pesawat itu Desember 2019 dari Padang. Dan tentu saja di masa pandemi ini semuanya berubah sehingga saya benar-benar sempat linglung. Tanpa pandemi pun mungkin saya juga linglung soal buka gesper, mengamankan ponsel, dll. Ditambah pandemi, maka segala elemen swab antigen, masker berlapis, dan lainnya juga menambah kompleksitas.
Sesungguhnya, saya melihat ada upaya dari penyedia jasa baik di bandara maupun maskapai untuk menjaga protokol kesehatan. Bagaimanapun, untuk suatu virus yang telah dinyatakan airbone, tempat sempit seperti pesawat terbang adalah sebuah arena yang tepat untuk virusnya beterbangan dan hinggap sana-sini. Cuma ya itu, ada saja penumpang yang mungkin bernafas dengan dagu sehingga maskernya diturunkan ke dagu dan nunggu pramugari lewat dulu baru menaikkan maskernya. Wis gedhe kok yo ngono ae kudu dikandhani.
Saya tidak tahu, apakah dalam waktu dekat akan terbang lagi. Dari hati kecil, saya sih berharap tidak. Cuma ya namanya sekarang sudah aktif bekerja, siapa yang tahu. Yang jelas saya hanya berharap akan selalu sehat dalam periode ini. Periode yang tampaknya angka kasusnya sudah turun, tapi kita tidak tahu ada apa di depan.
Sehat-sehat selalu untuk kita semua.