Memperingati 2 tahun saya jadi penghuni Cikarang.
Mengingat sebelumnya saya juga 2 tahun jadi penghuni Palembang. Berarti saatnya cabut inih? Hahahahaha.
Nggaklah. Walaupun saya dapat anugerah mudah beradaptasi terhadap tempat. Pindah itu makin lama makin bikin malas. Itu berarti saya betah? Nggak juga.
Tinggal lebih lama bukan berarti betah, itu bisa saja lebih berarti pasrah.
Dua tahun yang lalu, pagi-pagi saya cabut dari mess, lanjut bandara, naik Singa, lanjut Damri, sampai kemudian terdampar di kehidupan baru bernama Pavilion A2/2, dengan bibik penuh dilema.
Ah, sudah dua tahun lewat rupanya.
Ada banyak hal yang mungkin bisa disesali, dan ada banyak hal yang harus disyukuri. Begitulah hidup, karena hidup tidaklah lepas dari pilihan-pilihan yang paket konsekuensi yang menyertainya. Dan kamar panas, tanpa AC, RH 77%, suhu nggak pernah di bawah 32 derajat Celcius, itu nyaman?
Nggak.
Tapi aksesnya (ke Jakarta, bandara, Jogja, dll) yang mudah. Teman sekos yang kebetulan pas asyik-asyik. Makanan di sekitar kos yang syukurlah masih murah, serta sederet hal lain masih mampu menyertai ketidakenakan.
Bukankah itu hidup? Mana mungkin kita hidup ketika semuanya enak. Iya kan?
Jadi, mari kita nikmati saja hari-hari yang akan berjalan, dengan keyakinan penuh bahwa semuanya akan dilancarkan oleh Tuhan.
Amin.