Beberapa Hal Yang Harus Diketahui Tentang Prajabatan Pola Baru

Absurdisme birokrasi Indonesia memang sudah sangat kronis dan mendarah daging. Memang, sih, pelan-pelan sudah mulai membaik dengan aneka perubahan berkepala e alias apa-apa dielektronisasi dan dionlinekan, tapi perbaikan itu kalah jauh dibandingkan peningkatan jumlah maling yang semakin berkompeten. Mungkin maling-maling berdasi ini pada masa remajanya nggak kesampaian jadi begal.

Nah, mungkin itu memutus bertumbuhnya kampret-kampret birokrasi, Lembaga Administrasi Negara (LAN) yang bertanggungjawab pada urusan perdiklatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Indonesia ini mencoba melakukan terobosan. Salah satu terobosan yang kemudian mencoba mendobrak kemapanan adalah pada diklat prajabatan. Diklat ini cukup krusial, karena bisa jadi akan menjadi satu-satunya diklat yang dilakoni oleh seorang PNS seumur hidupnya. Atau salah dua, satunya lagi diklat Masa Persiapan Pensiun. Nasib PNS kan siapa tahu?

10322-2014-10-27-16-17

Kalau kita nge-search tentang prajabatan yang akrab disapa prajab ini di Google, belum banyak yang menuliskan tentang pola baru. Ya maklum, polanya memang benar-benar baru karena Peraturan Kepala LAN-nya juga belum setahun nongol. Ditunjang dengan fakta bahwa hidup di birokrasi itu harus bisa mengurus dan memperjuangkan diri sendiri, maka akhirnya banyak CPNS yang akan prajabatan yang kemudian kecele. Nah, berikut ini ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh para CPNS yang akan melakoni prajab dengan pola baru, agar tidak keblasuk nasib seperti senior-seniornya.

Botak

Cobalah baca berulang kali di Peraturan Kepala LAN tentang prajab, maka tidak ada satu kalimatpun yang menyebut tentang botak. Bahwa memang ada syarat untuk potong rambut setengah sentimeter, boleh jadi itu peraturan dari balai diklat masing-masing. Namun, beberapa bukti seperti yang terjadi di Makassar dan Denpasar, para peserta prajabnya tidak botak. Kalau kemudian di surat penugasan dari bagian kepegawaiannya menyuruh botak, coba cek lagi, apa memang balai diklatnya menyuruh botak, atau kalimat menyuruh botak itu…

…copy paste dari surat penugasan tahun lalu. Who knows?

Bukan apa-apa, karunia rambut itu kan beda-beda. Ada yang untuk menumbuhkan rambut diperlukan hubungan putus nyambung dengan selusin mantan. Ada yang harus beranak cucu dulu baru kemudian rambutnya tumbuh lagi seperti semula. Kalau sudah begitu, kan kecele namanya.

Lagipula, menjadi botak pada saat prajab pada akhirnya tetap tidak akan memberi pengaruh signifikan pada itu orang akan korupsi nggak nantinya pas jadi pejabat. Cuma memang, menjadi botak itu pastinya lebih seksi. Bukan begitu?

Kata Senior

Sekali lagi, namanya juga pola baru, maka para CPNS calon prajab wajib memperhatikan apa kata senior dengan lebih hati-hati. Senior akan bilang bahwa nanti di prajab akan poco-poco setiap hari, harus hafal, dan dilombakan, sehingga si CPNS yang kadung buncit karena makan uang rakyat sudah mengangankan penurunan berat badan. Nyatanya? Belum tentu. Yang ada justru makan teratur, berikut rehat kopi yang juga teratur. Kurus kagak, membulat iya.

Laptop

Dahulu kala, kalau mau prajab itu harus siap tulisan tangan yang bagus karena harus membuat resume tentang materi yang hendak diberikan. Di pola baru ini, benda bernama laptop menjadi barang wajib untuk dibawa. Sekali-kali bukan untuk menyetel bokep, namun untuk mengerjakan tugas. Semisal ada tugas mengamati PPID di Kementerian/Lembaga. Menurut ngana, tugas semacam itu bisa dilakukan bermodal double folio? Dan yang lebih penting sebenarnya terkait faktor pembeda utama prajab model lama dan pola baru, laptop menjadi alat bantu optimal.

Aktualisasi

Perbedaan mendasar itu berada pada skema prajab. Di prajab pola baru ini, CPNS akan berada di kelas untuk klasikal selama kurang lebih 17 hari dan belajar lima nilai utama yang dikenal sebagai ANEKA. Sesudah itu, CPNS akan kembali ke tempat kerja atau ditempatkan di tempat magang untuk melakukan aktualisasi nilai-nilai tersebut, kemudian balik lagi untuk melaporkan hasil aktualisasinya. Ujian tulis model lama memang ada, tapi bobotnya cuma 30%. Sisanya diperoleh dari dua kali presentasi. Pertama, persentasi rancangan aktualisasi. Kedua, presentasi hasil aktualisasi. Ini adalah pola kompromi karena dulu itu ceritanya kuliah dulu, balik unit, kuliah lagi, ke unit lagi, baru ujian. Hitunglah betapa nikmatnya CPNS itu mendapat uang harian diklat jika modelnya demikian.

ANEKA

Sesungguhnya ini bukan tentang majalah yang kavernya memuat gadis-gadis unyu dan trendi. ANEKA adalah lima nilai utama yang diinternalisasikan ke dalam diri CPNS untuk bisa diterapkan di unit kerja masing-masing. ANEKA sendiri merupakan singkatan dari Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi. Kelima nilai inilah yang kemudian harus diaktualisasikan oleh para CPNS ke dalam sejumlah kegiatan selama 13 hari dikembalikan ke unit kerja.

Coach dan Mentor

Nah, selama proses penggarapan kegiatan yang akan dilakukan selama 13 hari itu, CPNS akan ditemani oleh Widyaiswara badan diklat yang bertitel Coach. Sedangkan dari sisi unit kerja, CPNS akan ditemani oleh Mentor yang boleh jadi adalah atasan langsung atau orang yang ditunjuk. Perihal Mentor ini juga sangat krusial, karena bakal ikut menentukan penilaian. Jangan pula pilih Mentor yang nggak dikenal, bisa berabe kelak.

Lebih Mikir

Mungkin LAN tahu bahwa pada umumnya CPNS itu kurang mikir dan kurang mendapat rasa tanggung jawab. Bukan apa-apa, biasa juga pekerjaan adalah suruhan dan tanggung jawab ada pada ketua tim atau struktural. Sesekali atau kadang sehari dua kali pekerjaan seorang CPNS itu adalah mengangkat galon dan fotokopi serta membeli mendoan di warung depan. Sedangkan kalau seumuran, di pabrik, para sarjana sudah berada di level staf, minimal sudah membawahi operator dan bertanggung jawab pada mesin anu. Kalau mesinnya kenapa-kenapa, mikir juga. Nah, dengan menyuruh para CPNS membuat aktualisasi selama 13 hari dengan jumlah kegiatan sebaiknya lebih dari 6, maka skema diklat prajab terbaru ini memang memaksa CPNS untuk berpikir lebih keras menetapkan perencanaan kegiatan, internalisasi nilai-nilai, hingga penjadwalan. Bagus juga, sih, biar otaknya dipakai demi kemajuan bangsa.

Cinta Lokasi

Seorang teman pernah bilang bahwa “kesempatan terakhirmu mencari jodoh adalah saat prajab”. Maka, konteks cinta lokasi masih dimungkinkan terjadi dalam hal ini. Namun mengingat kebersamaan di kelas menjadi agak kurang karena nggak bikin resume lagi, maka para pencari cinlok harus pintar-pintar memikirkan mekanisme pendekatan yang elehan (pakai h). Misalnya, pada saat tugas kelompok, pada saat presentasi, pada saat antre makan, dan jangan pada saat mandi. Tidak baik itu.

Nah, begitu kiranya beberapa informasi yang bisa diberikan. Semoga bisa mencerahkan kebuntuan banyak orang tentang prajabatan pola baru. Nanti deh kalau sudah ada yang memberikan pangsit, eh, wangsit maka informasinya akan dilengkapi lagi. Yang penting, semoga nilai-nilai itu benar-benar terinternalisasi dalam diri CPNS agar kelak tidak menjadi maling-maling ber-NIP. Bukti keberhasilannya memang baru akan tampak 20 tahun lagi. Semoga saja terbukti. Amen.

Advertisement

20 thoughts on “Beberapa Hal Yang Harus Diketahui Tentang Prajabatan Pola Baru”

  1. “Sesekali atau kadang sehari dua kali pekerjaan seorang CPNS itu adalah mengangkat galon dan fotokopi serta membeli mendoan di warung depan.”
    Haha ngakak bener baca tulisan inih.
    Betul jg sih mas, jg harus bekerja sesuai job desc masing2. Btw salam dr CPNS 2014

    Like

  2. Seperhatian saya salah 1 yg penting juga buat CPNS harus pinter2 melihat pegawai2 di kantornya mana yg berkompetensi mana yg tidak. Soalnya banyak jg yg berjubah Pejabat tapi gak berkompeten dan lain sebagainya yg memungkinkan kita sbg CPNS sangat berpotensi menjadi abdi negara yg biasa2 aja dlm artian gak berprestasi. Kan sia2 jadinya 😦

    Salam CPNS 2015

    Like

  3. saya suka tulisan begini, materinya sedikit berat, tapi dikemas dengan bahasa ngepop jadi nggak kerasa beban membacanya. Sip !

    Like

  4. pusing prajab pola baru ini, tp sofskill’y dapet bgt… ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen mutu, Anti korupsi) mantappp

    Like

  5. yg jelas prajab ini ajang mencari cara untuk mengeruk uang para cpns dengan cara melakukan tugas yg mustahil di selesaikan. seperti munilis tangan resume sebnyak 3 lembar bolak-balik kertas polio dan dirangkap 3 lembar dengan waktu yg tidak di khususkan atau membayar uang sebesar 850.000 perorang. ini terjadi di kbupaten oku selatan muara dua palembang 2016…ironi…terjajah di negri sendiri..jadi apa guna laptop di ciptakan…

    Like

  6. Benarkah masa pra jabatan ada lintas instansi atau lintas pemerintah daerah? itu maksudnya apa kak?
    trs pada masa prajab, THP yang qta dapet blm full yah kak?
    makasih kak atas sharingnya…. 🙂

    Like

Tinggalkan komentar supaya blog ini tambah kece!

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.