Andrea Stramaccioni: Siapa Dia?

Claudio Ranieri harus kehilangan gelarnya sebagai The Tinkerman. Sebelum ini, Ranieri selalu sukses membenahi tim yang remuk redam. Banyak contoh, Chelsea, Roma, Juventus, dll semuanya dalam kondisi semenjana ketika The Tinkerman datang. Gelar tidak didapat memang, tapi fondasi diperoleh, dan pelatih berikutnya sukses membenahi.

Tapi di Inter dia gagal. Sempat meraih 16 kemenangan, tapi 13 kekalahan yang mana sebagian besar terjadi sejak mengalahkan Lazio di Januari 2012, membuat posisinya hilang.

Dan, entah angin darimana, Andrea Stramaccioni didapuk jadi pelatih Inter.

Kening Interisti berkerut, siapa dia?

Sebelumnya, mari kita flashback pelatih Inter sebelumnya, semasa Senor Morrati Junior bertugas.

Tahun 1995 ada nama Ottavio Bianchi. Tidak lama, namun berperan dalam datangnya Javier Zanetti di Inter. Bianchi dipecat di tengah jalan dan digantikan legenda jadul, Luis Suarez. Sebelumnya, Luisito pernah melatih Inter pada 1974 dan adalah bagian integral Il Grande Inter di medio 60-an. Berikutnya, di musim 1995-1997 ada nama Roy Hodgson. Saya senang Inter mulai era ini. Ada Ronaldo disana. Paling miris adalah nyaris juara Piala UEFA tapi kalah adu penalti. Hodgson dipecat di tengah jalan dan diganti pelatih kiper, Luciano Castellini, untuk dua match terakhir di 1997. Era sukses Piala UEFA diraih dalam asuhan Luigi Simoni, menang 3-0 lawan Lazio di final. Di era ini juga tragedi penalti kontroversial melawan seteru abadi menyeruak. Sempat oke di musim pertama, Simoni keder di musim kedua. Ia dipecat dan diganti Mircea Lucescu. Ini juga nggak lama, dan dipecat lagi, Castellini membali turun tangan, namun kali ini tidak memuaskan. Muka jadul nongol lagi ketika Hodgson kembali melatih Inter di 1999, untuk 4 pertandingan terakhir. Era Ronaldo-Bobo sempat menggebrak di bawah Marcello Lippi pada 1999-2000. Skuad mahal tapi tanpa gelar. Lippi malah dipecat setelah 1 pertandingan di musim keduanya dan digantikan Marco Tardelli. Pelatih ini bertanggung jawab atas pembantaian Inter 6-0 oleh Milan. Ia digantikan pelatih spesialis nyaris sukses bernama Hector Raul Cuper di 2001. Datang berbekal dua kali runner up Liga Champions, Cuper berhasil membawa Inter nyaris juara tapi kalah oleh Lazio di pertandingan terakhir. Di 2003, Cuper akhirnya dipecat dan diganti Corrado Verdelli untuk sesaat penghabis musim. Musim 2003/2004, Inter di bawah asuhan Alberto Zaccheroni yang sempat membawa Milan juara, namun magisnya nggak terasa di Inter. Hanya tahan semusim. Roberto Mancini datang di 2004 dan mulai membawa perubahan, termasuk permainan nyaris kalah yang membuat angka draw sama besar dengan angka menang, lewat pertandingan yang dramatis di banyak laga. Bergelimang gelar domestik, tapi Morrati ingin yang lebih, maka di 2008, Mancini distop. Datanglah pelatih tersukses Inter setelah Helenio Herrera, Jose Mourinho. Hanya 2 musim, tapi mengukir treble winner yang akan dikenang sepanjang hayat. Pasca sukses, Mou hengkang. Datanglah Rafa Benitez di 2010, gagal mempesona meski mempersembahkan dua gelar. ia digantikan Leonardo yang sempat melengkapi koleksi trofi juara Coppa. Pelatih medioker Gian Piero Gasperini entah bagaimana bisa jadi pelatih Inter di awal musim 2011 setelah ditinggal Leonardo ke Paris SG. Pelatih kampung ini tahan 3 bulan setelah kalah dari tim-tim nggak jelas: Novara, Trabzonspor, dll. Tinkerman datang menggantikan, dan dia gagal.

Nah, siapa sih Andrea Stramaccioni ini?

sumber: inter.it

Lahir, deket-deket saya, hehe.. 9 Januari 1976, alias baru 36 tahun. Catat! Lebih muda dari Javier Zanetti. Asli kota Roma dan berposisi sebagai pemain belakang selama semusim di Bologna, namun kandas karena cedera. Sejak tahun 2000 berkelana melatih. Mulai dari Latina sampai 2002. Dilanjutkan di Romulea 1 musim. Lanjut 2003 di Crotone selama 2 tahun. Lama di Roma, dari 2005 sampai 2011. Dan mulai masuk Inter di 2011.

Ia dipilih karena pada hari Inter kalah dari Juve, berhasil membawa Inter U-19 juara Next Gen Series, semacam Liga Champion untuk U-19. Saingannya sama La Masia pastinya. Tapi di final mengalahkan Ajax dengan adu penalti setelah seri 1-1 di waktu normal. Finalnya sendiri dihelat di Leyton Orient dan hanya ditonton 2500 suporter. Macam di Ajendam saja. Hehehe.

Disebut-sebut sebagai Andre Villas Boas versi Italia. Saya sih nggak setuju. AVB mulai karier di tim kecil, sukses baru masuk Porto. Lha bapak Andrea ini? Entahlah. Tapi semoga kali ini Morrati benar milih pelatih.

Gosip-gosip yang beredar, Stramaccioni hanya akan menjabat hingga akhir musim. Inter sudah mulai membidik target lain seperti AVB, Pep Guardiola, hingga yang agak realistis, Walter Mazzari. Tapi kita cek dulu deh, apakah pelatih yang terbiasa menangani bocah ini, bisa melatih Inter yang notabene berisi pemain level om-om. Karena pemain sebangsa Maicon, Julio Cesar, Zanetti, Forlan, Milito, Lucio, Chivu, atau Stankovic adalah pemain dengan usia yang tidak beda jauh dengan sang pelatih.

Bagaimanapun, semoga sukses pak! Hehehe..

 

Advertisement

Tinggalkan komentar supaya blog ini tambah kece!

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.