Cinta diam-diam itu sungguh penyakit. Dan sejauh saya telusuri, mirip dengan diabetes. Tentunya yang tipe 2. Karena yang tipe 1 sepenuhnya kehendak yang kuasa.
Kenapa?
Diabetes tipe 2 itu tidak ketahuan pada prosesnya, nongolnya ketika pankreas sudah rusak dan insulin tidak lagi diproduksi seimbang.
Cinta diam-diam. Namanya juga diam-diam, ya nggak ketahuan. Nongolnya kalau gebetan sudah punya pacar, ditandai dengan gila, atau setidaknya stress.
Diabetes tipe 2 itu menahun, persis cinta diam-diam.
Diabetes tipe 2 itu ditandai dengan gagalnya karbohidrat dikonversi maksimal menjadi energi oleh insulin. Cinta diam-diam ditandai dengan gagalnya konversi terhadap harapan yang tinggi menjadi realita.
Diabetes tipe 2 menyebabkan penumpukan gula di sekitar pembuluh darah, pelan-pelan menyebabkan sumbatan dan pada akhirnya kecepatan darah meningkat. Cinta diam-diam, dalam diamnya, sudah juga membuat kecepatan darah meningkat.
Diabetes tipe 2 tidak bisa disembuhkan, bisanya di-maintenance. Kalau cinta diam-diam? Kan namanya juga diam-diam, ya nggak bisa sembuh. Kalaulah itu diungkapkan, maka namanya sudah bukan cinta diam-diam lagi.
Obat seperti Metformin dan Acarbose akan membantu menggantikan fungsi insulin atau mempercepat penyerapan gula sehingga tidak menumpuk. Obat dari cinta diam-diam adalah mempercepat konversi harapan ketinggian menjadi kepasrahan.
Diabetes tipe 2 pada umumnya karena kurang gerak. Kalau cinta diam-diam? Yah, namanya juga diam kok. Ya jelas nggak bergerak.
Demikianlah, cinta diam-diam itu sakit, seperti halnya diabetes. Dan sebaliknya.
Cegahlah, sebisa mungkin! 🙂