Selamat Ulang Tahun, Na!

Lyona Sutanto/0809745
Hari gini jaman modern bro. Segala yang terkomputerisasi itu biasa 🙂 Do it with your hand!

Martin Yorizlavino/0905543
Bikin handmade gitu? Macam apa?

Lyona Sutanto/0809745
Apa kek, prakarya, sketsa, rumah-rumahan, atau simple, cukup surat cinta. Pakai tangan dong!

Martin Yorizlavino/0905543
Yeyeahh.. Nice idea my sist. Hahaha 🙂 OK. Thanks advisenya. Let’s continue our work. Zzzzzz….

Lyona Sutanto/0809745
Sleepy?

Martin Yorizlavino/0905543
Kalo ga sleepy bukan saya namanya hohoho.

Telepon berdering, layar memperlihatkan sumber telepon. Bos.

“Halo..”

“Yo, ke saya sebentar.”

“Siap pak.”

Martin Yorizlavino/0905543
Udah yak. Dipanggil bos.

Lyona Sutanto/0809745
Haha. Sip. Bonus gede tuh ntar 🙂

Chatting itu berhenti. Yo mengganti status aplikasi chatting internal itu dengan segera, “On Duty”. Hari gini semua bisa dikasih status, entah Facebook, BBM, Whatsapp, bahkan chatting internal kantor macam ini.

Yo beranjak ke ruang bos yang sebenarnya hanya 7 meter dari tempat duduknya. Perinciannya 5 meter lurus dan 2 meter lagi belok kiri. Pintu kaca  dengan tulisan COMPLIANCE MANAGER sudah terpampang jelas disana. Yo adalah anak bagian compliance, sehingga sesekali dia dipanggil su-comply alias sukomplai jika di-Indonesia-kan.

Skip. Nggak perlu tahu apa yang dibicarakan Yo dengan bos. Itu rahasia perusahaan.

Jam lima tepat, bel sudah berbunyi. Ini kantor apa sekolahan memangnya? Entahlah, yang jelas itu tandanya untuk slow down dari pekerjaan, meski Yo baru dapat meninggalkan kursi cokelatnya beberapa jam lagi. Yo anak kesayangan bos, maksudnya kesayangan adalah semua pekerjaan dikasih ke Yo. Dalam dunia kerja ini makna anak kesayangan, beda dengan konsep anak kesayangan ala orang tua kandung.

Yo mulai tergelitik mengunjungi Mbah Dukun paling ternama di dunia yang paling tahu semuanya, Mbah Google. Jemarinya menari mengetik handmade, handycraft, hand gift, dan segala yang berbau hand. Tampaknya chat dengan Lyona sesudah makan siang tadi masih membekas di kepalanya.

Gambar-gambar di Google Image perlahan masuk ke otak Yo.

“Just make a special gift. Handmade!” bisiknya sambil mematikan komputer. Kasihan sekali komputer itu dibunuh sia-sia.

Yo melangkah cepat menuju mobilnya. Dibukanya pintu belakang dan dilemparnya laptop kantor itu ke atas jok. Yo sudah tidak sabar hendak bermain-main dengan tangannya.

* * *

Jam 8 malam. Yo sudah siap dengan semangat 45 dan beberapa gulung kertas. Selama 25 tahun karier hidupnya, baru kali ini dia membuat prakarya di luar tugas sekolah. Dan baru kali ini dia membuat prakarya untuk seorang gadis. Rekam jejak dengan mantan-mantannya tidak mencatat hal ini. Paling mentok mug dan kaos dengan desain photoshop sederhana. Udah, mentok disitu.

Jari-jarinya menari manis bersama cutter, kertas, pensil, spidol, yang semuanya sungguh-sungguh baru. Tak lupa beberapa tumpuk koran lama juga duduk manis di dekatnya. Ada apa gerangan?

Yo tampak semakin serius, bahkan ketika jam sudah menunjuk angka 11. Tangan yang biasanya gesit di atas mouse itu kini kena noda-noda lem dan sedang asyik bergaul bersama kertas asturo berikut alat-alat pemotongnya. Jelas sekali, Yo sedang berusaha membuat karya, yang benar-benar handmade.

* * *

Martin Yorizlavino/0905543
Zzzz… Ngantuk.. Handmade-nya sudah jadi. Gimana cara ngasihnya sist?

Lyona Sutanto/0809745
Hahaha. Kasih sendiri dong.

Martin Yorizlavino/0905543
Lha kan gue dinas besok pas dia ulang tahun.

Lyona Sutanto/0809745
Bagusnya sih lu kasih sendiri. Saia tidak tanggung dampaknya jika tidak.

Martin Yorizlavino/0905543
Jiahhh.. Gue yang tanggung kalau kagak berangkat besok ini.

Lyona Sutanto/0809745
Up to you bro. Ekspedisi juga ada kan. Susah amat. Make it special tapi. Hahaha.

Lyona memang teman curcol dan pemberi tips paling jitu bagi Yo. Meski temannya itu punya nama semacam Singa, tapi dalam hal memberi solusi, Lyona tak kalah cerdik dari kancil.

* * *

Malam belum menjelang tapi Yo sudah sampai di mobilnya, satpam pada heran. Ini mungkin keajaiban dunia ke-8 kalau Yo pulang sebelum gelap. Tapi Yo kudu mengejar waktu ekspedisi tutup. Lagipula besok Yo harus berangkat pagi-pagi buta. Namanya juga dinas.

Yo dalam kegalauan maksimal. Sebenarnya akan sangat baik kalau dia menyerahkan sendiri. Tapi kendala teknis memaksanya berbuat dengan bantuan jasa pengiriman. Nah, perlukah Yo menulis namanya di sampul kadonya?

Menurut SOP-nya ekspedisi, itu wajib. Dan Yo merasa malu dengan itu. Pergumulan ini menemani Yo menyusuri jalan-jalan kecil menuju kantor ekspedisi. Keputusan akhirnya diambil terpaksa, daripada disangka pengirim paket kaleng, maka Yo, mau tidak mau, harus mencantumkan alamatnya sendiri. Ah, biarlah, sekali-kali.

* * *

Deg-deg-deg-ser, itulah suasana hati Yo malam ini. Di kamar hotelnya dia berguling kesana-kemari. Orang yang dikiriminya paket kemarin tidak memberi kabar apapun. Sudah sampai terima kasih, atau ini apa buat apa ngapain kamu kirim pun tidak ada. Sepi. Sebagai makhluk compliance yang biasa mengkonfirmasi banyak orang maka Yo harus memastikan. Meski dengan hati sepenuhnya deg-deg-deg-ser.

Yo mengetik sebuah nomor di telepon genggam sentuh paling ternama yang ada di pelukan jemarinya. Dia hafal nomor gadis itu.

“Tuttttttt…. Tuttttttt…”

“Halo?”

“Na?”

“Ya.. Kenapa Yo?”

“Ada terima kiriman paket dari aku?”

“Iya Yo. Uda kok. Makasih ya. Bagus banget. Dalam rangka apa tuh?”

Jegggeerrrrrr… Ini gadis nggak ngerti atau hanya mau konfirmasi.

“Seperti yang aku tulis, Na. Selamat ulang tahun dan kepentingan khusus. Hehe.”

“Yang mana sih yang khusus?”

Ya ampun. Inilah susahnya menghadapi makhluk unik bernama wanita.

“Kamu bukanlah biasa, karena kamu istimewa. Kamu tidak layak disiakan, karena kamu pantas diperjuangkan. Selamat ulang tahun, tetaplah menjadi si cantik yang tiada dua. Dan, ada sambungannya..”

“Nggak ada kok Yo. Cuma sampai tiada dua doang?”

“Eh.. eh.. Gimana ya? Hmmmm.. Dan bolehkah aku memperjuangkan diriku untuk kamu?”

Yo sudah pucat pasi. Segenap keberaniannya tumpah dalam sepotong kalimat barusan.

“Heh?”

Yah, inilah wanita. Faktanya, mereka memang butuh yang JELAS dan LUGAS. Tidak bertele-tele.

“Baiklah… Aku sayang sama kamu, Na. Bertahun-tahun aku menikmati indahnya jatuh cinta tanpa tendensi memiliki. Dan itu kepada kamu. Cinta tanpa upaya memperjuangkan. Ternyata indah, sebenarnya. Tapi aku sampai pada satu titik, Na. Bahwa kamu itu istimewa. Aku tidak sekadar jatuh cinta. Aku jatuh cinta pada gadis yang istimewa. Dan aku ingin menghabiskan masa depanku bersama gadis yang istimewa. Jadi, ehm, kamu mau jadi pacarku?”

Yo semacam orang yang orgasme, lega selega-leganya. Tahanan menahun di dalam hati lepas pula. Hasilnya? Ah, biarkan, pikir Yo. Lebih penting untuk menyelamatkan hati alih-alih sirosis daripada yang lainnya.

“Hihihi.. Yo.. Yo…”

“Kok ketawa, Na? Ini serius loh..”

“Iya Yo, aku tahu. Sebenarnya masanya sudah lewat. Coba kalau kamu bilang begini dari dua tahun yang lalu. Pasti langsung tak terima dengan senang hati.”

Mampus. Menumpuk perasaan dan menahannya terlalu lama itu bisa punya konsekuensi logis, TERLAMBAT. Telat kok dua tahun?

“Kalau sekarang?”

“Sebenarnya hatiku belum sepenuhnya kosong Yo. Cuma, melihat cara kamu, ehmm.. ada yang bisa dipertimbangkan.”

“Jadi, Na?”

“Buktikan kalau kamu memang memperjuangkan diri untuk aku. Then, I will tell you the answer.”

Jawaban yang penuh teka-teki, tapi Yo kadung semangat dan lantas menjawab, “Mulai detik ini, Na. Janji!”

“Buktikan saja, Yo.”

Dan percakapan berakhir. Sebuah konfirmasi kado yang menjadi konfirmasi perasaan. Ah, gawat juga kalau berkelanjutan macam itu.

* * *

Martin Yorizlavino/0905543
Sist, happy birthday ya!!!!! Kapan dapat jodoh? Haha.

Lyona Sutanto/0809745
Asem. Btw, thanks eaaa.. Gimana kemarin?

Martin Yorizlavino/0905543
Cukup lancar. Gue disuruh membuktikan omongan dulu, baru tahu.

Lyona Sutanto/0809745
Hahayyy.. Okelah. Itu mah tanda-tanda.

Martin Yorizlavino/0905543
Semoga. Hati gue sudah kepentok sama Ina Sist. Hehehe.

Lyona Sutanto/0809745
Mantap! 🙂

Yo riang gembira, keputusan tidak final dari Ina adalah nafas. Penantian bertahun akan dibuktikan dengan perjuangan. Apapunlah. Apapun buat Ina.

* * *

@LyonaS: dan hatiku terdampar di pulau yang bertuan.

Lyona menaruh BB-nya. Sebuat twit diharapkannya dapat meredakan bulir air mata yang siap menetes begitu Yo menyampaikan kabar setengah gembiranya. Yo, tempat hati Lyona terdampar. Dan Yo sudah punya tuan. Sebuah silogisme sederhana yang bersangkut paut menimbulkan getir.

Ah, bahwa gembira dan getir memang bermula dari titik yang sama.

Advertisement