Bukan hal mudah melupakanmu
Adalah sulit untuk tidak lagi sendu
Setelah tak lagi bertukar kata rindu
Ketika rasa harus disimpan rapat di kalbu
Jelas, semuanya itu tak mudah
Karena rangkaiannya terlanjut indah
Meski kemudian satu per satu patah
Terhampar berkeping berbalut perih
Tapi ketika semesta bertindak
Apakah aku bisa berkata tidak?
Apakah aku punya daya untuk menolak?
Ataukah aku layak bersorak?
Kamu muncul saat aku hendak melupakanmu
Kamu hadir di saat aku susah payah tidak merindu
Kamu ada ketika hati ini terlanjur pilu
Dan hati ini mendadak menjadi ragu
Ah, mungkin semua hanya kebetulan saja
Itu pikiran yang terlintas tiba-tiba
Meski lantas aku menangkap sebuah makna
Bahwa tidak ada kebetulan bagi semesta
Jadi, kubiarkan semuanya berjalan
Meski itu teramat sangat pelan
Agar aku lantas bisa mendapat pengertian
Bahwa kehendak semesta adalah acuan
Tidak ada lagi mencoba realistis
Bukan pula hendak menahan tangis
Aku hanya menerka segala rencana magis
Yang aku yakini pasti akan manis
Ketika semesta berbicara, tidak ada yang bisa membantah
Ketika semesta menulis, kadang malah banyak rona merah
Ketika semesta bekerja, pada dasarnya semua itu indah
Ketika semesta itu tentang kamu, maka aku hanya pasrah
Biarlah semuanya terjadi
Sesuai jalannya semesta
160912 – @ariesadhar