Habis dapat SMS dari seorang gadis galau yang lagi mau ujian komprehensif Apoteker. Mendadak ingat masa silam. Hahahaha..
Saya nggak ngerti kenapa waktu ujian yang disingkat dengan kompre ini, saya malah sakit, sak pol’e. Apa terlalu grogi? Sebenarnya ya tidak juga. Mungkin memang jatahnya sakit saja.
Tapi itu pasti berpengaruh. Kejadian 2,5 tahun yang lalu, ketika saya malah minum obat OTC dan tidur, di saat saya seharusnya belajar, membuat semuanya berjalan bak kartu domino.
Yah, begitulah..
Kompre saya tidak bisa dikategorikan bagus.
Kenapa?
Karena saya tidak menguasai secara komprehensif. Jadi ingat pertanyaan terakhir yang sebenarnya saya bisa jawab cuma mungkin kata-katanya tidak bisa dimengerti oleh penguji.
“Kenapa air disirkulasi? Kok nggak dimatiin saja waktu pabrik tutup?”
Ketidaksanggupan saya memberikan informasi yang jelas ini selalu terngiang-ngiang. Walaupun kemudian saya dapat A juga sih. *congkaksedikit
Saya Apoteker, dan pastinya saya nggak akan menguasai secara komprehensif semua ilmu perapotekeran mulai dari formulasi, kromatografi, konsep pengobatan sendiri, mikrobiologi, manajemen farmasi, dispersi koloid, etika dan perundang-undangan, farmakognosi, farkamoterapi, dan sejenisnya.
Itu terlalu banyak (buat saya)
Tapi yang jelas menempel adalah gelar Apoteker. Dan orang tidak akan peduli bahwa saya adalah apoteker yang tidak mengerti bagian tertentu.
Isn’t right?
Yah, setidaknya saya berusaha menjalankan bagian yang relevan dari Star of Pharmacist: pembelajar sepanjang hayat. Semoga!
Pembelajar Sepanjang Hayat.. aku suka istilah ini. Tapi bagiku perlu juga kayaknya kubatasi mau belajar apa? belajar semuanya? mana bisaaa? Setidaknya dengan kemampuan memori yang akan semakin melemah, kita cukup belajar… yang penting-penting saja. Penting untuk hidup, penting untuk karir, penting untuk berkeluarga, dan penting-penting lainnya. Apapun itu tetap semangat bro…
LikeLike