7 Superhero Yang Tidak Bisa Hidup di Jakarta

Anggap saja ini lanjutan postingan tentang superhero yang kemaren. Sudah kira-kira enam bulan saya menjadi penghuni Jakarta. Finally, sesudah bertahun-tahun batal jadi anak Jakarta gegara aneka hal. Pertama, pabrik farmasi Soho menelepon saya pada hari ke-3 saya bekerja di pabrik farmasi lainnya. Kedua, saya nggak jadi masuk Kalbe karena beberapa alasan yang kurang signifikan. Sekarang jadi juga, deh. Nah, karena sekarang sudah jadi penduduk Jakarta, saya kemudian berimajinasi tentang superhero. Ternyata ada beberapa superhero yang walau dipaksakan seperti apapun nggak akan bisa hidup, tinggal, dan berkeluarga di Jakarta.

Kura-Kura Ninja

Kita tahu bahwa Michaelangelo dan kawan-kawan adalah kura-kura yang tinggal di saluran air di bawah jalanan kota. Kita juga tahu bahwa dia diajar oleh guru yang merupakan tikus hasil mutasi. Baik guru dan murid sama-sama hasil mutasi, dan mereka bermutasi ukuran juga. Jadi besar. Nah, sekarang coba dicek di Jakarta itu yang gorong-gorongnya bakal muat untuk tempat hidup seorang Donatello sebesar ini?

teenage-mutant-ninja-turtles-25th-anniversary-collection-20090810015115137

Sementara kita tahu sendiri bahwa ukuran gorong-gorong di Jakarta kira-kira begini:

images (2)

Kalau kura-kura ninja memaksa untuk tinggal di Jakarta, maka mereka akan jadi kura-kura ninja kuntet. Tidak bisa membasmi kejahatan. Malah bikin banjir karena bikin mampet saluran air. Kemungkinan besar mereka akan tinggal di kolong tol, dan kura-kura ninja akan bersaing dengan penduduk lokal. Saya sih yakin mereka nggak mau.

Iceman

Ini superhero yang mungkin jarang diketahui, tapi intinya dia adalah manusia es. Sudahlah, di Jakarta yang suhunya hampir 30 derajat Celcius ini, mana mungkin makhluk semacam Iceman bisa bertahan? Es batunya tukang jual teh pucuk saja meleleh dengan cepat, apalagi manusia berbentuk es?

unduhan (1)

Daripada galau, lebih baik Iceman bisa nongkrong di wahana es yang ada di berbagai mal dan tempat hiburan yang ada di sekitar Jakarta, sebagai penambah suasana dingin. Eh tapi nanti juga malah diserut sama tukang jual es doger, dong?

Flash

Sesuai namanya, superhero ini punya kecepatan tinggi untuk menempuh jarak. Mungkin di Amerika, kemampuan Flash bisa digunakan. Namun di Jakarta, apalagi ketika jam berangkat dan pulang kerja, Flash akan berhadapan kemacetan Jakarta yang tidak menyisakan celah sama sekali.

kemacetan-parah-di-jakarta-_120408144650-441

Dia mau lewat mana lagi? Secepat-cepatnya dia, tetap bakal mentok juga. Nggak bisa lewat. Orang mau nyeberang biasa aja nggak lewat, apalagi yang hidupnya terburu-buru macam si Flash?

Spiderman

Kita tentu tahu sama superhero yang satu ini. Satu-satunya superhero yang mempopulerkan adegan ciuman terbalik yang terjadi asyik juga.

unduhan (2)

Kita tentu melihat dia sebagai superhero yang mudah terbang kesana kemari dengan lincahnya. Laba-laba aja nggak selincah itu. Masalahnya, Spiderman kalau hidup di Jakarta, hanya akan bisa beraksi di kawasan segitiga emas doang yang penuh gedung tinggi. Begitu sudah masuk ke arah Harmoni sampai Kota, atau bahkan ke jalan Salemba dan Matraman, dia nggak akan menemui gedung yang cukup tinggi untuk jadi cantolan. Dia malah akan menemukan bengkel Cat Duco pinggir jalan di sepanjang jalan Kramat. Nggak bisa dijadikan pegangan hidup. Belum lagi kalau dia harus berhadapan dengan baliho-baliho besar yang berisi muka pejabat tersenyum.

glodok-1

Saya yakin, Spiderman juga bakal muntah melihat senyum palsu tersebut.

Si Buta Dari Gua Hantu

Ini superhero lokal yang sengaja membutakan diri guna mendapatkan ilmu tertinggi. Sebuah pilihan hidup yang luar biasa berani. Si Buta dari Gua Hantu ini bisa saja pergi dari guanya ke Jakarta, sambil membawa Kliwon. Ehm, semoga dia tidak dianggap sebagai tukang topeng monyet dengan modus baru.

Masalahnya hanya satu. Jakarta bukanlah kota yang ramah kepada difabel, semacam Si Buta Dari Gua Hantu. Saya sendiri pernah naik KRL bersama-sama dengan tuna netra, dan mereka benar-benar harus menolong dirinya sendiri. Bahkan pernah di sebuah stasiun akhir KRL, saya dan seorang tuna netra didorong oleh ibu-ibu kampret yang buru-buru masuk KRL. Padahal ya KRL-nya sepi. Dia nunggu kami turun juga bakalan tetap duduk. Belum lagi kalau kita melihat fasilitas di Jakarta ini. Trotoar yang ramah difabel itu cuma di Sudirman-Thamrin. Itu juga sedang kacau karena pembangunan MRT. Ya, sungguh sulit bagi Si Buta Dari Gua Hantu untuk bisa eksis di Jakarta.

Batman

Ya, nggak bakal juga dia pindah Jakarta. Problematika di Gotham City masih cukup pelik untuk dituntaskan. Kalaupun ingin pindah ke Jakarta, Batman harus bersiap-siap. Sebagai seorang superhero kaya dengan mobil bagus, dia harus siap-siap ketika ada artis tiba-tiba mengaku-aku sebagai istrinya. Pengakuan dilakukan via infotainment, pula. Kalau nggak siap, lebih baik Batman nggak usah pindah ke Jakarta.

Iron Man

Tony Stark mungkin adalah superhero kurang kerjaan. Hidup sudah kaya, pakai acara jadi superhero segala. Kemungkinan di Amerika dia memang kebanyakan waktu sehingga masih sempat untuk membasmi Loki, bersama-sama dengan OOM ALFA alias Steve Rogers.

images (4)

Kalau di Indonesia? Ah, jangan harap. Tony Stark akan disibukkan oleh urusan lobi-lobi ke birokrat terkait. Apalagi ketika kemudian ada kendala perijinan. Stark akan lebih sibuk untuk makan-makan di hotel besar, lalu menyiapkan gratifikasi kepada gubernur tua bangka yang sudah bau tanah tapi masih korupsi, hingga segala keperluan lainnya untuk memperlancar bisnisnya. Mana akan sempat untuk membela kebenaran dengan pukul-pukulan sama monster. Sibuk itu pastinya.

Ya, begitu saja. Semoga mereka cukup sibuk di tempat masing-masing sehingga tidak perlu memikirkan untuk pindah ke Jakarta. Jakarta hanya butuh penduduk-penduduk bermental superhero yang bisa buang sampah pada tempatnya, yang bisa naik motor tanpa lewat trotoar, yang bisa naik mobil tepat pada jalurnya. Itu saja, kok. Salam superhero!

5 thoughts on “7 Superhero Yang Tidak Bisa Hidup di Jakarta”

Tinggalkan komentar supaya blog ini tambah kece!

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.