Interv123 kembali! Hore! Hore! Entahlah, sejak mewawancarai dua PNS dalam dua edisi Interv123 sebelumnya, tetiba rubrik itu bersikap seperti PNS era Pujangga Baru, makanya lantas vakum. Ehm, sekarang dengan niat teguh kukuh berlapis coklat hazelnut mari kita mulai lagi rubrik kece di blog ariesadhar.com ini. Namanya juga proses return, tentu tamunya nggak boleh sembarangan. So, di Interv123 kali ini kita bertemu dengan seorang penulis buku kondang. Oh, bukan buku tips menjawab kapan kawin ketika ditanya pas kondangan ya, tapi buku bergenre horor. Ehm, saya sih kurang setuju buku dia dibilang horor karena saya justru hampir menangis ketika membaca bukunya, bukannya malah ngeri. Kenapa? Tentu saja karena cerita di bukunya adalah pengalaman sebagai seseorang dengan kemampuan lebih.

Yup! Daripada berpanjang-panjang, marilah kita bertemu dengan Ayumi Chintiami. Ayumi adalah penulis buku My Creepy Diary yang beberapa bulan lebih tua daripada Oom Alfa dan sama-sama diterbitkan oleh penerbit kece kami, Bukune. Di saat adiknya Oom Alfa masih dalam tahap awang-awang, Ayumi justru baru saja mengeluarkan buku terbarunya yang berjudul My Creepy Diary 2. Mari kita tanya-tanya dia sekarang.
Halo, Kakak. Kabar baik? Sehat? Kalau sakit, terus beli obat, jangan lupa cek nomor registrasi BPOM-nya ya! #outoffocus
Hai, aku baik sekali. Maaf baru membalas email kamu yang sudah lumutan ini.
Iya, Kak. Nggak apa-apa. Penulis kan sibuk menggalau. Pertanyaan pertama, bagaimana rasanya jadi penulis terus bagaimana juga perbedaanya dibandingkan ketika belum menjadi penulis?
Rasanya beda. Karena ya sekarang lebih punya banyak teman.
Kenapa sih memilih untuk menuliskan pengalaman bersama ‘mereka’ yang ada di dimensi lain itu?
Karena bingung mau curhat sama siapa lagi. Jadi lah curhat lewat buku.
Kapan mulai menulis tentang itu? Cerita dong!
Awal 2012 sih. Sebenarnya niat pertamanya hanya curhat aja. Dulu bikin ceritanya di kaskus. Setahun berjalan ternyata ditawari sama mas editor untuk dijadiin buku. Akhirnya ya aku mau.
Oke. Sekarang tentu buku pertama, My Creepy Diary. Siapa sih tokoh yang paling ‘kena banget’ buat kamu sebagai seorang penulis? Kalau saya, sih, adek Malik. Semoga dia tenang disana ya.
Cerita pertama tentang anak kecil di rumah sakit. Hayo siapa namanya? Hehehe…
Wah, ya itu dia! Terus, tentang buku kedua, apa sih bedanya dengan My Creepy Diary selain kaver dan ketikannya?
Uhm, buku kedua ini lebih banyak tempatnya. Aku lebih explore di tempat-tempat aja sih menurutku. Lebih seru!
Boleh dong cerita bagaimana proses kreatif My Creepy Diary 2?
Awalnya ya meeting biasa sama para editor handal dari Bukune. Lalu buat outline dan proses menulis. Pada saat proses menulis itu yang mungkin menemui banyak masalah. Mulai dari aku yang sakit sampai berkali-kali file ke format dari laptop.
Dimana kamu menulis My Creepy Diary 2? Jangan-jangan di kantor Bukune? (FYI: Ayumi ini paling doyan maen ke kantor Bukune)
Wah, ini sih paling banyak ngabisin waktu untuk nulis di rumah sakit. Hahahaha.
#freepukpuk. Siapa sih yang paling berjasa dalam penulis My Creepy Diary 2, selain Edo ya! (FYI lagi: Edo adalah editor My Creepy Diary)
Mas pacar aku. Karena dia juga bantu ngedit dan nulis selama aku sakit. Juga Papa dan Mama yang ngingetin terus biar nggak capek-capek.
Oh iya, kenapa konsepnya My Creepy Diary 2? Kenapa nggak masuk ke konsep horor yang lain, misal komedi horor, gitu?
Wahahahaha, ilmunya belum sampe sana. Mungkin kita bisa kolaborasi? :p
Colekin editor dulu yah! Nah, tentang kemampuan kamu berinteraksi dengan ‘mereka’, kapan sih kamu mulai sadar tentang kemampuan itu?
Di buku pertama ada tuh. Sejak kecil sih sebenarnya udah kelihatan. Tapi sadarnya banget itu pas SMP.
Nah, yang penasaran, baca dulu buku pertamanya ya. By the way, kalau boleh tahu, dimana tempat favorit kamu untuk menghabiskan waktu?
Di rumah.
Terakhir untuk pertanyaan LIMAWESATUHA. Apa pesan kamu bagi kita-kita manusia dalam menyikapi kehadiran ‘mereka’?
Jangan mengganggu kalau nggak mau diganggu.
Sekarang masuk ke pertanyaan 123. Kamu kan boleh dibilang tahu tentang hidup dan mati, kasih dong satu alasan bagi kita–apalagi yang masih muda-muda–untuk tidak menyia-nyiakan hidup!
Wah, serius banget nih pertanyaan. Gak ada sih yang tahu hidup dan mati manusia kecuali Tuhan. Tapi kenapa gak boleh menyia-nyiakan hidup? Ya simple aja. Kita udah dikasih kesempatan hidup sama Tuhan. Hanya sekali pula. Haruslah kita jaga hidup kita dan menjadikan hidup kita ini diingat banyak orang dengan kebaikan. Kalo prinsipku, sih. Berbuat kebaikan minimal satu hari itu satu. Buat orang mengucapkan terima kasih kepada kita atas apa yang kita kerjakan itu bisa bikin panjang umur lho. Hahaha….
Ini terkait isi buku, sih. Sebutkan dua quote dalam buku-buku kamu yang paling kena buat kamu sendiri sebagai penulisnya!
“Teruslah jadi orang baik. Jangan aneh-aneh, jangan macam-macam, berusaha untuk sabar terus menghadapi hidup.”
“Dan aku pun harus berusaha ikhlas dan sabar menerima apa yang aku miliki. Karena baik atau buruk, ini adalah anugerah dari Tuhan.”
Terakhir, tuliskan 3 kata tentang buku terbaru kamu, Creepy Diary 2!
#Creepy #Touchy #Dramatic
Yap! Demikian Interv123 kita bersama Ayumi Chintiami, penulis buku baru Bukune yang berjudul My Creepy Diary 2. Semoga berkenan dan semoga ada hal-hal yang bisa kita petik dari wawancara ini selain memetik gitar dan memetik mawar di taman kota. Sampai bertemu di Interv123 berikutnya! Kita akan bertualang ke berbagai kota di belahan dunia! 😀
Wah,keren sekali? (y)
Bukunya udah ada dikoto buku apa belum?
LikeLike
Loh, sudah kok.. 😀
LikeLike