PNS alias Pegawai Negeri Sipil, diakui atau tidak, masih menjadi pekerjaan yang diperebutkan. Memang ada sebagian pihak yang mengutuk-ngutuk pekerjaan ini karena kesan magabut dan sejenisnya, tapi kita tidak bisa memungkiri ada fakta bahwa ribuan orang berbondong-bondong ikut tes PNS alias seleksi penerimaan CPNS. Nah, berhubung bulan-bulan ini tahapan rekrutmen PNS sudah dimulai, maka berikut beberapa aspek teknis yang perlu diketahui dalam hal mendaftar menjadi Pegawai Negeri Sipil. Sebagian dari tulisan ini menyasar kepada orang-orang yang sudah bekerja di swasta dan ingin mendaftar jadi PNS. Jadi, bagi yang pengangguran, mungkin sebagian dari tulisan ini menjadi tidak relevan. Silakan disesuaikan sendiri.
FORMASI DAN ADMINISTRASI
Satu hal yang penting dari ke-PNS-an adalah formasi. Setiap Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Instansi sudah melakukan request ke KemenPAN-RB perihal jumlah yang mereka butuhkan dan banyak juga jumlah yang tidak disetujui. Formasi juga sangat spesifik perihal tingkat pendidikan. Jadi, kita harus pastikan dulu bahwa pendidikan yang kita miliki sudah sesuai dengan formasi tersebut. Semisal apoteker ya nggak usah nyari-nyari formasi di Kementerian Agama–mentang-mentang lagi rame kasus korupsinya. Demikian juga Teknik Perminyakan nggak usah melihat-lihat ke Badan Narkotika Nasional. Kecuali untuk ilmu-ilmu yang cakupannya luas seperti akuntansi atau hukum, ada banyak tempat yang bisa disasar.
Nah, sesudah memastikan itu, sekarang memasuki tahap seleksi administrasi. Hal ini mencakup pengiriman berkas-berkas ke K/L/D/I terkait. Satu hal yang penting, pastikan kita sudah mengirimkan semua yang disyaratkan dan kalau memang tidak punya jangan menggantinya dengan amplop isi duit. Oya, biasanya kita akan diminta mengirim ke PO.BOX–utamanya untuk yang di pusat. Jangan sekali-kali datang ke TIKI atau JNE atau justru burung merpati untuk mengirim dokumen ke PO BOX, dijamin ditolak. Datanglah ke kantor pos terdekat.
SEBARAN INFORMASI
Sesudah kita memutuskan untuk ikut seleksi menjadi PNS, ada hal-hal yang harus kita ingat. Salah satunya adalah kenyataan bahwa nama kita akan terpampang di website sebagai ‘peserta lulus administrasi’. Ini penting, utamanya buat yang swasta, karena ini kan jelas-jelas kita yang sudah punya kerja lalu mendaftar ke tempat lain. Saya ingat dulu waktu interview di kompetitor, itu gimana caranya agar bisa nggak kelihatan orang lain bahwa kita interview. Lah ini malah terang-terangan. Dalam hal ini, bersyukurlah yang punya nama pasaran karena bisa ngeles bahwa nama yang lolos tes itu adalah orang yang berbeda.
TES
Tahun 2014 dan selanjutnya, tes untuk jadi PNS ini harus menggunakan Computer Assisted Test alias CAT. Tentu saja bukan CAT garong, karena itu bermakna kucing garong. Jadi, selamat tinggal tes di hari Sabtu/Minggu seperti yang terjadi 2 tahun terakhir. Hal ini menjadi krusial bagi yang swasta karena itu berarti harus ada cuti atau ijin atau alpa atau sejenisnya. Bagi yang punya cuti mungkin adalah hal yang lebih mudah, tapi bagi yang harus ijin? Bersiap-siaplah surat dokter palsu atau alasan keluarga yang bisa digunakan sebagai alibi. Mengingat CAT juga mungkin nggak bisa disiasati dengan masuk siang, shift 2, dan sejenisnya. Atau kalau memang terang-terangan pengen jadi PNS dan siap menanggung konsekuensinya, ya silakan saja.
Mengacu pada tes-tes sebelumnya, bobot terbesar dari Tes Kompetensi Dasar yang menjadi saringan awal adalah pada kematangan pribadi. Mungkin bagi banyak orang soal-soal untuk skala kematangan ini agak gaib karena bisa jadi semuanya benar. Ada teman yang pernah bilang, “halah, itu kan untuk mengetahui psikologi kamu”. Jangan salah ya, ini soal pilihan ganda dan konsep kunci jawabannya hanya benar 1, bukan kalau A nilainya 1 B nilainya 2, lalu kesimpulannya kemudian kalian cocok dimana. Jangan salah disini. Soalnya waktu saya usaha jadi PNS tahun 2010, sotoy jawab sesuai keinginan, eh malah gagal dengan sukses. Kalau memang niat diterima PNS, belajarlah.
Sesudah TKD, ada beberapa K/L/D/I yang menggelar TKB. Ini juga dilakukan di hari kerja. Orang-orang nggak akan peduli kamu swasta yang minta dispensasi jam untuk tes. Siapkan juga hari cuti, alasan ijin, pura-pura sakit, pura-pura mati dan sejenisnya untuk bisa mengikuti TKB yang biasanya digelar massal di kantor-kantor K/L/D/I bersangkutan. Pilihannya juga jelas, apakah ingin ijin dengan damai dan tidak ketahuan kalau daftar PNS atau terang-terangan dengan rasa yang tentunya kurang enak. Mending kalau keterima, kalau nggak? Kita akan dicap sebagai pegawai kurang loyal dan bisa mempengaruhi bonus ke depannya. Setidaknya walau kinerja kita A, bonusnya bakal C. Tenang saja.
PENEMPATAN
Seringkali–terutama untuk Badan atau Kementerian tertentu–muncul formasi-formasi di daerah. Misal kita domisili di Medan, tapi kemudian formasi yang tersedia untuk pendidikan kita adanya di Manokwari. Nah, bayangkan dulu jika sudah diterima apakah kita siap? Soalnya ada ketentuan tertentu, misal minimal 5 tahun baru boleh pindah. Kan ada dari kita yang berpendapat, “halah, yang penting keterima dulu, nanti minta pindah”. Ya boleh-boleh saja, tapi ini kan bukan instansi nenek moyang kita. Pikirin juga mudiknya kalau kita penempatan Manokwari, tapi rumah kita Medan. Itu pulangnya melintas Indonesia banget. Kalau versi Google, jalan kaki plus naik ferry butuh waktu 650-an jam. Hitung aja sendiri berapa gado-gado yang harus dimakan untuk menempuh perjalanan itu.
Cuma, ini perkaranya konsekuensi. Sekali pilih, harus konsekuen.
MEMBAYAR
Nah, ini bagian yang paling absurd bagi saya perihal jadi PNS. Apa sih alasan utama seseorang membayar jumlah puluhan juta untuk gaji yang segitu? Bahkan sampai pakai acara jual sawah segala? Kalau melihat Peraturan Pemerintahnya, golongan tinggi pun gaji pokoknya paling 4-5 juta. Itu freshgraduate di Oil and Gas juga bisa dapat 2-3 kali lipat lebih besar. Okelah memang di beberapa pemerintah daerah atau instansi hal-hal semacam ini mungkin masih ada. Tapi sekarang jauh lebih banyak orang-orang yang nggak membayar sepeserpun untuk jadi PNS. Dalam banyak kasus, sudah jelas-jelas bayar besar tapi ujung-ujungnya nggak masuk juga. Oya, plus upaya penipuan. Hal yang begini bisa jadi ekses dari pengumuman terbuka di web sehingga bikin orang dapat kemungkinan calon korban penipuan. Selalu konfirmasi kembali setiap upaya penipuan dengan K/L/D/I agar kita nggak jadi korban.
Adapun terminologi membayar dalam upaya menjadi PNS lebih kepada segala keperluan kita bayar sendiri. Saya dulu waktu tes ke Palembang benar-benar dibayari tiket pesawat pulang-pergi. Jangan harap itu terjadi di seleksi menjadi CPNS. Atau ketika saya sudah hampir deal dengan farmasi warna hijau, itu saya tes kesehatan dengan biaya company. Jangan harap juga itu terjadi di proses menuju PNS. Semuanya bayar sendiri, termasuk ongkos mudik mengurus aneka dokumen.
PENGUMUMAN
Hari yang dinanti-nantikan tiba pada saat pengumuman. Dalam hakikat pengumuman menuju karya sebagai PNS perlu diperhatikan bahwa ada 2 pengumuman, yakni LULUS dan CADANGAN. Nah, umumnya cadangan itu sekitar 4 kali formasi. Jadi kalau formasinya 1, cadangannya 4. Kalau formasinya 4-4-2, cadangannya 16-16-8 gitu. Mungkin sekali nama kita akan masuk cadangan, dalam kasus itu mari menjaga ekspektasi. Kalau jadi cadangan nomor 1, selalu ada kesempatan bahwa peserta lulus itu bakal mundur. Cuma kalau situ cadangan nomor 72 ya nggak usah ngarep bakal diterima. Maka, buat para cadangan, mari berharap tapi jangan berharap lebih. Buat yang sudah lulus juga jangan lupa memperhatikan aspek-aspek daftar ulang agar tidak jadi selip kena salip cadangan. Jangan lupa bahwa pengumuman ini akan tersebar luas dan bisa jadi membuat kita-kita yang dari awal sudah silent operations tiba-tiba akan ketahuan bahwa keterima jadi Calon PNS.
RESIGN?
Nah, keterima di bagian ini nggak sesederhana keterima di swasta. Rata-rata rentang dari pengumuman sampai masuk itu berkisar 1-6 bulan. Jadi jangan buru-buru resign dari kerjaan lama begitu sudah keluar pengumuman. Eh, ini khusus yang butuh duit dan cicilannya banyak ya. Kalau kita anak Dirjen, ya monggo langsung resign lalu liburan dulu 1-6 bulan sebelum kemudian fresh ketika bekerja di tempat baru. Soalnya ada proses pengurusan NIP yang dilakukan di BKN dan rekrutmen CPNS kan se-Indonesia jadi pada saat yang sama di BKN akan ribuan berkas yang digarap. Sabar-sabar sajalah. Kayak ini Kementan yang pengumuman 22 Januari, sampai kemaren beban di BKN-nya masih sisa 1. Jadi Januari ke Juni baru masuk. Demikian juga badan-badan lainnya.
Katanya sih, kalau resign dari swasta ke PNS itu lebih mudah. Soalnya gini, gimana coba cara company mau retain si calon resign? Menawarkan gaji lebih? Wong kita mau resign ke tempat yang gajinya lebih kecil kok. Mau menawarkan jadi manager? Telat juga. Jadi pilihannya ya hanya pasrah belaka.
STOK DUIT YANG CUKUP
Begitu masuk jadi CPNS, nggak serta merta akan gajian. Ada prosedur yang harus dilalui sebelum kemudian kita bisa gajian, biasanya 3 bulan, plus minus. Dulu malah bisa 6 bulan, dan bahkan dulu lagi ada yang kerja bakti alias kerja tidak dibayar. Nah, CPNS yang punya cicilan harus sudah menghitung apakah dengan memilih jalan ini malah menjadikan nasib lebih dekat dengan debt collector atau tidak. Jangan lupakan juga pengeluaran rutin yang pasti akan ada. Jadi kumpulkan dulu duit di tandon, karena pasti akan ngocor deras tanpa tedeng aling-aling. Jangan sampai keputusan hidup mengabdi pada negara justru membuat kita hidup susah. Kalau nggak malu, ya bisa minta orangtua. Apalagi umumnya kan orang-orang dari swasta ke PNS itu permintaan orangtua. Anggaplah upaya mendekatkan diri lagi kepada orangtua, dalam wujud minta uang jajan. Sekarang jajannya 2-3 juta sebulan. Soalnya di swasta gajinya 5 juta, sih.
BEGITU MASUK YA JADI CPNS
Orang tua-tua bilang kalau jadi PNS itu enak. Nah, masalahnya orang tua-tua nggak ada yang bilang kalau sebelum jadi PNS itu kita harus jadi CPNS dulu. Makanya, begitu masuk jangan buru-buru ingin ini ingin itu banyak sekali. Sadar diri dengan huruf C yang menggantung di depan status. Percayalah, huruf itu maknanya banyak.
Nah, di luar semuanya itu. Pastikan benar motivasi menjadi PNS. Apakah untuk menyenangkan orangtua, untuk berbakti pada negara, untuk korupsi, untuk dagang Oom Alfa, untuk cari jodoh, untuk mendapat uang dinas dan lain-lainnya. Hal ini menjadi penting bagi kita untuk bertahan pada pilihan ekstrim yang kita buat.
Jadi, sudah siap jadi PNS?
Loh, belon ada yang komen, Rie? Gue komen deh..
#KomenApaIni?
LikeLike
Baru dipost kok.. Hahaha
LikeLike
Orang tua pacar sih gitu ya. Pengen anaknya jadi PNS dengan alasan hidup bisa terjamin. menurut gua sih, kalo mau hidup terjamin ya punya Iman :D. Nice post bang.
LikeLike
Ironically, UU ASN membuat PNS bisa dipecat.. Jadi jaminan itu berkurang sedikit. Hehehehe…
LikeLike
Hmm…
Jaminan yang akhrinya tidak menjamin
LikeLike
Apa klo sya lulusan teknik perminyakan bisa jadi pns? Dan dimana posisinya juga d lembaga apa? Tolong infonya ya
LikeLike
Lagi moratorium, mas. Perminyakan ya di ESDM. Tapi mending kerja di oil and gas, mas. Lebih jos.
LikeLike
Menurut anda menyarankan tidak untuk jadi pns? saya ragu mau daftar, satu-satunya hal menarik yang membuat saya ingin daftar karena katanya gajinya gede dan reputasi pns nya itu bisa buat nutupin kelakuan nakal dari image saya di masyarakat dan tentunya buat kebanggaan ortu, karna belom pernah tau gaji sebenarnya berapa, apa iya kalo plus bonus-bonusnya bisa nyampe 7 jutaan, hemm tapi kalo dirumah aja bisa ngehasilin 3-4jutaan lebih mending mana nih hmm hmm hmm tapi fokus utama tetep perhitungan uangnya si
LikeLike
Ya, terserah saja kalau mau daftar. Di PNS itu bukan bonus, tapi uang-uang dinas. Ya kalau pas hoki bisa sampai 12 juta sebulan. Kalau sudah pejabat, dari honor narsum saja juga bisa 9 juta sehari. Tapi itu kan tidak pasti. Lagipula masuk PNS itu kayak langkah tidak bisa mundur. Banyak yang dari swasta kepayahan menyesuaikan gaya hidup–saya salah satunya–karena gaji turun drastis pada awalnya. Gitu.
LikeLike
Saya sekarang kerja jadi wartawan tivi. Bulan kemarin saya udah daftar CPNS Imigrasi. Baru daftar di web, belum upload dokumen segala2.
Lalu sang istri bertanya, “Apakah kelak kamu bahagia (dengan pekerjaan PNS itu)?”
Lalu saya merenung. Dan nggak jadi daptar. Heeeee…
LikeLike
Baguslah. Yang sudah kadung juga pengen keluar tapi takut bikin shock orangtua. Haha.
LikeLike