Kenyataan Hidup Cowok Ketika Cewek PMS

“Kamu harus tahu, PMS itu nggak enak!”

Begitu kata seorang gadis manis kepada saya, beberapa hari yang lalu. Eh, ini nulis posting juga sambil ber-WA ria sama dia sambil berdoa kata-kata saya di WA tidak memancing kondisi tertentu di saat keadaan senggol bacok. Iya, cewek PMS itu ibarat kata senggol bacok gitu. Salah bertindak, ya kena bacok. Jangan harap kena cium.

Jadi apa itu PMS? Ini saya nulis sebagai seorang apoteker dengan sertifikat kompetensi expired ya. Boleh dipercaya, boleh juga tidak. Bagaimanapun seorang apoteker harus paham soal PMS karena termasuk dalam kuliah farmakoterapi, kalau nggak paham ya nggak lulus. PMS adalah singkatan dari Pre-Menstrual Syndrome berupa serangkaian gejala emosional–kadang disertai gejala fisik–yang terkait dengan siklus menstruasi seorang cewek. Ingat, siklus menstruasi. Jadi kalau ada wanita hamil ngeluh PMS, itu sudah pasti dusta, bro! Oya, bahkan mekanisme mendetailnyapun belum diketahui secara pasti. Ini beda banget dengan semisal anak-anak farmasi bisa menjelaskan bagaimana asam mefenamat bisa menghilangkan nyeri. Jadi, sudah jelas kalau misterius. Hih!

Eh, menstruasi itu apa lagi?

Seperti kita ketahui, kaum hawa dapat jatah sekian sel telur yang akan nongol satu-satu setiap bulannya. Kalau sel telur itu nggak dibuahi alias nggak ketemu sperma, dia akan meluruh dengan sendirinya. Nah, proses meluruhnya sel telur yang sudah matang ini yang disebut menstruasi. Jadi, logis banget kalau gadis manis tadi bilang ke saya bahwa PMS itu nggak enak, soalnya memang ada sesuatu yang bakal keluar dari dalam tubuh. Yah, saya bicara teoritis, sih. Maklum, jomblo-jomblo begini saya masih cowok, jadi nggak paham rasanya menstruasi. Yang saya ingat dari masa kecil, jika pengasuh saya pulang dari warung dengan gembolan agak besar yang dia samarkan sebagai “roti”–kemudian saya tahu kalau itu pembalut–maka hampir bisa dipastikan mood si pengasuh bakal nggak enak sepanjang waktu.

*kemudian nangis mewek manggil Mama*

*eh, lagi PMS juga*

*combo!*

Oke. Saya bisa pastikan bahwa 99% cowok berpasangan di dunia ini pasti paham bahwa masa PMS pasangannya adalah masa-masa krusial. Maka, bersyukurlah kaum jomblo kayak saya ini yang tidak harus berhadapan dengan masalah yang datang sebulan sekali ini. Well, berikut coba saya kumpulkan beberapa kenyataan hidup yang harus dihadapi cowok, ketika ceweknya PMS. Coba dicek, perspektif jomblo ini bener apa nggak.

1. Selalu Salah + Tidak Jelas Salahnya Apa

Ini sudah semacam rumus menghadapi cewek PMS. Misal begini, nih:

Ce: perutku sakit, nih…
Co: ya tidur, gih…
Ce: enak aja… aku kan belum makan, masak disuruh tidur? kamu tuh ngerti nggak sih?

Kesimpulan? Cowoknya salah. Nah, bisa jadi juga begini:

Ce: aduh, badanku nggak enak banget…
Co: (diam saja tanpa kata seperti D’Massiv)
Ce: kamu tau nggak, sih, kalau aku sakit gini? kamu tuh nggak pernah ngerti aku!

Diampun salah. Sehingga pada obrolan berikutnya bisa jadi seperti ini:

Ce: ih, sakit banget…
Co: iya, sayang.. iya.. aku yang salah…
Ce: ……..

men wrong

Ya udah, bro. Pokoknya kamu itu salah. Titik. Jangan pula coba tanyakan seperti lagu lama, “katakan salahku padamu….”, soalnya saya juga yakin kalau cewek juga nggak bisa mendefinisikan salah kita sebagai cowok apaan. Misteri salah kita apa toh akan hilang dengan sendirinya seperti misteri kenapa anak pejabat yang berbuat kriminal nggak dipenjara. Soalnya, kalau ditanyakan, bakal lebih misterius juga daripada misteri gunung berapi. Poinnya sih, kesalahannya adalah karena kita cowok. Gitu.

2. Menaati Semua Kemauan

Yah, memang sih mau ngapain aja salah. Jadi, satu-satunya cara untuk tidak semakin salah ada mengikuti segala kemauan cewek. Kalau cewek nyuruh kayang di pintu tol, ya kayanglah. Jika cewek minta kita melamarnya, ya lamarlah. Kalau cewek minta putus, nah… piye kuwi?

Cuma, walaupun begitu, janganlah pula PMS disamakan dengan ngidam. Kalau permintaannya nggak masuk akal, nggak ngaruh-ngaruh banget sama masa depan. Kalau ngidam kan beda. Misal nggak dipenuhi takutnya kenapa-kenapa. Kalau ini nggak dipenuhi? Paling si neng tambah marah aja sama kita. Ya sudah, to. Wong pada dasarnya cowok itu sudah salah, kok.

Tapi memang momen PMS ini adalah saat yang tepat untuk jadi cowok baik-baik. Sambil berharap begitu periode sial itu kelar, si cewek tambah kesengsem. Uhuk.

3. Sabar + Diam + Was-Was + Ngarep Waktu Berjalan Lebih Cepat

Bagi saya pribadi, cewek ngambek itu sudah masalah. Belum lagi kalau kayak mantan yang bisa ngambek 3 bulan. Itu entah ngambek apa mid semester, saya juga kurang paham. Apalagi kalau sudah menyoal periode penting ini. Cewek akan dengan mudahnya ngambek, dan kalau sampai kenapa-kenapa ya berabe juga.

severus-snape_o_586335

Jadi, kombinasi latihan sabar, perbanyak diam, sambil tetap was-was, disertai doa agar si sel telur segera meluruh sempurna adalah hal yang tepat untuk dilakukan dalam periode sulit ini. Dan sebenarnya kondisi menjadi semakin sulit karena hal semacam ini terjadi SETIAP BULAN. Jadi, 1/4 dari 1 bulan akan diwarnai kombinasi ini. Ya, nggak apa-apa, sih. Kalau nggak mau repot dengan PMS, ya pacaran saja sama cowok.

4. (Ngeres Version) Nggak Dapat Jatah + Nghitung Masa Aktif

Ini khusus yang sudah resmi ya! PMS itu berarti cewek bakal menstruasi, yang berarti juga si cowok alias suami bakal absen dari urusan begituan. Ya, monggo diatur saja hawa nafsunya. Sebagai jomblo, kayaknya saya masih jauh untuk sampai taraf itu.

*jodoh mana jodoh*

Dan jangan lupa, sesudah PMS ini, maka bisa dihitung pula kapan urusan begituan bisa dilanjutkan dalam periode–sebut saja–masa aktif. 😀

Dalam hidup itu nggak ada yang sepenuhnya lancar kok. Dan PMS ini adalah bagian dari riak-riak sebuah hubungan. Si gadis manis tadi juga bilang ke saya, bahwa ketika seluruh periode itu berakhir, kadang dia juga mikir kok bisa semingguan kemaren melakukan hal yang aneh-aneh. Dalam pelajaran selama kuliah memang jelas ada pengaruh hormon pada kelakuan. Jadi, kadang-kadang mereka yang dikontrol oleh hormon. Jadi, kalau mau marah balik, saya sarankan jangan. Ajak hormon mereka ngobrol baik-baik, seperti halnya kita ngobrol penuh jaim dengan orangtua si cewek. Niscaya, ehm, niscaya kita nggak akan bisa ngobrol sama hormon, dan pada akhirnya kembali ke pasal bahwa cowok selalu salah.

Tapi, apapun, bagi saya dan tentunya bagi jutaan pria lain di dunia, cewek tetaplah makhluk cantik yang sulit dimengerti. Dan tetap saja, kami-kami ini mencintai kalian, wahai gadis!

Iya kan, bro?

13 thoughts on “Kenyataan Hidup Cowok Ketika Cewek PMS”

  1. eh,pms itu berkah… tapi ga bisa dijadikan alasan utk marah2 si… cewek yang sudah hapal siklusnya harusnya tahu dan bisa ngontrol emosi. demikian laporan dari cewek yang baru 9 tahun mengalami pms tiap bulan… kembali ke studio…

    Like

Tinggalkan komentar supaya blog ini tambah kece!

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.