Berfoto Aman Berlatar Jembatan Barelang

BerfotoAmanJembatanBarelang

Cobalah mengetik kata ‘jembatan barelang’ di Google, niscaya yang kita dapati bukan sekadar informasi tentang sebuah jembatan yang menyambungkan Pulau Batam, Rempang, dan Galang. Sepaket dengan informasi tentang jembatan, kita dapati pula informasi tentang orang terjun maupun orang jatuh dari Jembatan Barelang. Begitu Mamak saya ke Rempang bertemu Tante Suster dan saya diperlihatkan foto di Jembatan Barelang, saya tetiba juga heran. Sederhana saja, karena Mamak saya berfoto persis di Jembatan Barelangnya, malah yang tampak hanya objek Mamak dan tiang tinggi yang melatarinya. Nggak ada indah-indahnya. Terus nih ya, kalau berfoto persis di Jembatan Barelangnya, latarnya kan laut, terus jembatannya nggak kelihatan dong?

Barelang4

Mungkin agak beda dengan yang berfoto di Jembatan Ampera karena bagaimanapun di Ampera itu ada tulisan Ampera yang menunjukkan bahwa kita berfoto di Jembatan Ampera. Etapi namanya orang terjun dari Jembatan Ampera juga sudah banyak, ding. Duh! Tapi kalau Bapak yang ini mah nggak sampai terjun, buktinya sekarang sudah kawin dan nggak pindah-pindah dari Palembang:

38079_1521104064481_6267714_n

Pertanyaan itu saya simpan sampai kemudian saya mendapat kesempatan pergi ke Batam, dan nyaris sekali tidak ke Jembatan Barelang karena hujan besar. Untuk sampai ke Jembatan Barelang, ancer-ancer mudahnya adalah Kepri Mall. Kalau dari arah kota, belok kanan di perempatan yang ada Kepri Mall. Jika dari arah Nongsa, tidak usah masuk perempatan, langsung ada akses belok kiri ke Barelang. Dari perempatan itu, masih lumayan jauh lagi, sih. Dan namanya memaksakan diri datang ke Barelang ketika hujan, mau nggak mau saya juga harus mendapati diri untuk berfoto dalam suasana hujan. Hujan dan jembatan. Sungguh itu kalau saya foto di jembatan, bumbu kenangan dapat membuat saya terjun.

Barelang2

Oke, sekilas dulu tentang Jembatan Barelang. Salah satu simbol kota Batam ini letaknya kira-kira 20 kilometer dari pusat kota Batam. Dibangun tahun 1992 dan selesai tahun 1998. Cukup lama untuk sebuah proyek di Indonesia. Bandingkan dengan proyek Bandung Bondowoso semacam Tol Cipularang dan Jembatan Pasupati di Bandung. Pemrakarsa Jembatan Barelang adalah mantan Presiden BJ Habibie, kala itu masih menjabat Menteri Riset dan Teknologi.

Biaya yang dihabiskan kurang lebih 400 Miliar Rupiah, cukup mahal itu proyek zaman segitu. Jembatan Barelang itu merupakan gabungan enam buah jembatan yang menghubungkan Pulau Batam, Rempang, dan Galang. Makanya namanya Barelang, Batam-Rempang-Galang. Adapun total panjang Jembatan Barelang adalah 2.264 meter. Keenam jembatan itu diberi nama raja yang pernah berkuasa pas zaman Kerajaan Melayu-Riau beberapa abad silam.

Jembatan pertama dan yang paling sering jadi landmark Batam adalah Jembatan Tengku Fisabilillah. Bentuknya mirip dengan Golden Gate San Fransisco dan merupakan jembatan yang paling panjang (642 meter). Biasanya jembatan inilah yang disebut sebagai Jembatan Barelang, padahal Barelang I.

Jembatan Barelang II dinamakan Jembatan Narasinga yang menghubungkan Pulau Tonton dengan Pulau Nipah sepanjang 420 meter dengan lebar setengah Barelang I. Jembatan berikutnya adalah Jembatan Ali Haji (Nipah-Setokok) dengan panjang 270 meter saja, semakin pendek dibandingkan I dan II. Berikutnya ada Jembatan Sultan Zainal Abidin (Setokok-Rempang) dengan panjang 365 meter. Dua jembatan sisanya adalah Jembatan Tuanku Tambusai (Rempang-Galang) sepanjang 385 meter dan Jembatan Raja Kecil dari Galang ke Galang Baru sepanjang 180 meter. Khusus jembatan yang nomor VI ini, cukup dikenal karena ada nilai sejarah dari Pulau Galang. Kita tentu masih ingat bahwa Pulau Galang adalah tempat penampungan pengungsi dari Vietnam untuk periode yang sangat panjang 1975-1996. Pulau Galang kini menjadi wisata sejarah yang boleh juga untuk dijadikan tujuan ketika berwisata ke Pulau Batam.

Barelang1

Kembali ke urusan berfoto di Jembatan Barelang, terutama Barelang I. Dengan kondisi hujan, rasanya musykil jika hendak berfoto di tengah jembatan. Selain juga menurut saya nggak masuk akal berfoto di tengah-tengah situ. Untunglah sekarang sudah ada Taman Dendang Melayu yang terletak persis di sebelah kiri jalan menjelang Jembatan Barelang I. Dari taman yang terbilang rapi dan lumayan baru diresmikan itu, kita bisa mendapatkan view Golden Gate yang seharusnya dengan tingkat keamanan memadai.

Nih, buktinya.

photogrid_1453898545035.jpg

Bahkan kalau kebetulan cerah, view laut juga bisa kita tangkap dengan indah. Setidaknya kita akan dibuat sadar bahwa sebenarnya Indonesia ini adalah surga yang turun ke bumi. Bahwa saya gagal foto karena keburu hujan lagi, itu mungkin masalah nasib saja. Mungkin agar lain kali disuruh ke Barelang lagi. Cuma kalau ke Batam itu saya mikir-mikir. Gile, faktor oleh-oleh berupa soklat dan minuman keras itu sungguh menguras dompet, kak.

Well, karena memang sudah sangat sore, saya kemudian hanya mampir ke penjual Buah Naga di Pulau Tonton, setelah menyeberangi Jembatan Barelang I persis. Buah Naga memang adalah buah yang khas untuk menjadi oleh-oleh ketika berwisata di Jembatan Barelang, bahkan juga termasuk buat makan di tempat. Buah nan lagi hits untuk jadi jus itu bisa direquest mau dipotong langsung di tempat untuk dinikmati, atau bungkus bawa pulang. Silakan saja. Asal jangan lupa bayar.

Dalam proses riset untuk posting ini, sekaligus obrol-obrol dengan teman yang mengantar ke Barelang, gejala bunuh-bunuhan memang lumayan banyak di Barelang ini. Katanya ada yang menghamili pacarnya, lalu pacaranlah di Barelang, dorong pacar ke laut, selesai. Ada juga yang memutuskan untuk mengakhiri hidup di tempat yang sama. Entahlah, bagaimana mungkin bisa mengakhiri hidup di tempat seindah ini. Sesungguhnya itu pilihan hidup masing-masing.

Termasuk pilihan saya untuk menikmati keindahan Barelang yang dirundung mendung, dan kemudian pulang ke Allium untuk melanjutkan laporan hidup.

7 thoughts on “Berfoto Aman Berlatar Jembatan Barelang”

  1. Mahal juga ya pembangunan jembatan zaman itu, kenapa ya? hehehe…
    Semoga umur jembatan ini panjang. Jangan seperti jembatan Kutai Kartanegara yang ambruk tak berapa lama setelah dibangun.

    Like

    1. Mungkin memang mahal karena set-nya panjang sampai Galang. Tapi kalau tak lihat dan nyatanya awet dari akhir 90-an, mestinya sih memang kuat. Salam balik šŸ˜€

      Like

Tinggalkan komentar supaya blog ini tambah kece!

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.