Batam, sebuah pulau yang punya spesialisasi di Indonesia. Dahulu, kalau masuk dari Batam, kita bisa main-main ke Singapura dengan mudah. Batam juga ternama sebagai tempat barang-barang murah–khususnya elektronik–hingga barang-barang duty free alias bebas pajak. Batam juga tetap menjadi akses yang memadai untuk pergi ke Singapura lewat laut. Batam juga menjadi pulau andalan di provinsi Kepulauan Riau, meskipun bukan ibukota. Polda Kepri saja adanya di Batam, bukan Tanjung Pinang. Heuheu.
Salah satu hotel legendaris yang ada di Batam adalah Hotel Allium. Hmmm, yang legendaris sebenarnya bukan Allium, tapi nama lamanya Hotel Panorama. Nama Allium digunakan saat pergantian kepemilikan, seperti biasa hotel-hotel lainnya. Umur hotel dengan nama Allium ini belum lama, namun wujud ‘lama’ itu jelas tampak ketika kita masuk ke kamar-kamarnya.

Lokasi Hotel Allium ini berada dekat sekali dengan Nagoya Hills nan legendaris itu. Kalau dari hotel, Nagoya ada di sisi kiri. Jadi belok kirilah, dan jangan belok kanan karena jika belok kanan yang ada adalah pasar kelas menengah ke bawah dengan harga yang juga miring. Jadi boleh dibilang, Hotel Allium ini tidak jauh juga dari tempat-tempat makan yang murah meriah namun tetap enak.
Begitu masuk ke kamar, kesan hotel lama yang sudah jarang ada di hotel yang merupakan bangunan baru seketika tampak. Pada kelas yang rendah, telah ada fasilitas bathub! Dengan adanya fasilitas itu, luas kamar mandinya bahkan lebih besar dari kamar kosan saya. Kaca di kamar mandi juga besar dan menyediakan hair dryer berbentuk klasik. Satu kesan klasik lagi adalah tombol flush yang menempel di dinding. Ya, sama sekali berbeda dengan hotel-hotel bangunan baru.
Lantainya juga parquet dan kamarnya itu lho, LUAS! Kamar yang luas itu menampung sebuah ranjang yang juga besar. Jadi sesudah kasur yang besar, masih ada space yang masih lebih besar dari kasur itu. Meskipun di kamar tersebut sudah ada kulkas, ada minibar, ada kursi sofa, termasuk meja kerja. Yang agak kurang adalah lampu tengah yang besar, namun bisa ditutupi dengan lampu-lampu yang jumlahnya lumayan. Jadi ada lampu berdiri, lampu meja, dan lampu di tempat tidur. Uniknya–dan lagi-lagi kesan vintage nongol–kontrol lampu-lampu itu ada di satu panel yang terletak di meja dekat ranjang.
Pokoknya, dari sisi beristirahat dengan baik dan benar serta untuk bekerja di dalam kamar cukup mantap. Hanya memang Wi-Fi yang disediakan rada lambat, ditunjang laptop saya yang lambat, jadilah lambat kuadrat. Channel yang disediakan sepertinya pakai MNC Media, jadi nggak ketemu BeIN, nggak bisalah saya nonton Liga Inggris. Heuheu.
Selain fasilitas kamar, kita juga bisa menggunakan fasilitas fitness dan kolam renang yang ada di lantai 3. Tempat fitness sendiri sudah buka dari pukul 6 pagi dan tutup pukul 10 malam dengan alat yang menurut saya cukup bagus dan terawat. Kalau kolam, kebetulan saya nggak sempat. Nggak sempat belajar renang. Oh, ya, pada kamar tertentu, kita bisa melihat view Singapura. Ya, nggak kelihatan amat, sih.
Tarif di Hotel Allium ini cukup bersaing. Yah, kalau dibandingkan dengan batasan Peraturan Menteri Keuangan, pas banget harganya. Maka, jangan heran kalau saat menginap di Allium, bakal ketemu PNS-PNS yang entah ngapain di Batam. Waktu saya menginap beberapa waktu silam, rombongan PNS dari Sumatera Barat benar-benar memenuhi restoran sampai untuk duduk saya kayak cari jodoh. Sulit. Eh, satu lagi, di Allium ini bisa request early breakfast bagi yang ingin naik kapal paling pagi ke Singapura atau penerbangan paling pagi dari Hang Nadim, maksudnya saya, bagi yang ingin keluar hotel pagi buta tapi kagak mau rugi. Asal jangan lupa pesan saja ke resepsionis, ya!
Well, secara umum, hotel ini cukup saya rekomendasikan bagi yang ingin menghabiskan waktu di Batam. Karena dari sisi kenyamanan bobok memadai, sisi harga bersaing. Jadi cukup okelah bagi yang ingin berwisata, berbulan madu, maupun bekerja.
Jd inget wktu di planetholiday.heheh
LikeLike
iya, deket tuh. heuheu..
LikeLike