Borobudur & Angkor Wat: Sebuah Perspektif Sederhana

Kalau menyebut Candi Borobudur, yang terlintas di benak saya adalah…

…tempat ketika saya jalan-jalan sama keluarga mantan, dua tahun silam.

Ah, tapi kan saya harus berpikir sesuai falsafah Jawa yang direkayasa oleh anak UKF Dolanz-Dolanz:

Duren duren, roti roti
Mbiyen mbiyen, saiki saiki
Durian durian, roti roti
Dulu dulu, sekarang sekarang

Jadi, biarlah masa lalu menjadi masa lalu.

Eh, ini kok malah ngomongin masa lalu sih?

Kembali ke topik untuk #10daysforASEAN hari kedua perihal Borobudur dan Angkor Wat. Dua buah mahakarya manusia yang sama-sama luar biasanya. Kalau Borobudur tentu saja saya sudah harus tahu karena nama candi yang satu ini menurut atlas-atlas jaman saya sekolah dulu adalah satu dari tujuh keajaiban dunia, demikian pula menurut Buku Pintar dan menurut RPUL (Rangkuman Pengetahuan Umum Lengkap), buku sakti anak SD yang gaul.

Kalau Angkor Wat tahu dari mana?

Tomb Rider.

Saya sempat memainkan game Tomb Rider ini dan menangkap nuansa yang keren. Nggak kalah dengan petualangan Indiana Jones.

Dua sumber informasi di atas adalah pembeda utama bagaimana kedua mahakarya itu ditampilkan pada dunia. Dan bicara soal mahakarya sejenis Borobudur dan Angkot Wat, sebenarnya ada nih salah satu mahakarya lain yang ada di Myanmar, yaitu Bagan.

Borobudur di Indonesia.
Angkor Wat di Kamboja.
Bagan di Myanmar.

Indonesia, Kamboja, dan Myanmar itu kan…

…ASEAN.

Jadi kita-kita ini satu rumpun dong?

Borobudur diperkirakan dibangun sekitar tahun 700-an sampai 800-an. Estimasi menyebutkan bangunan ini selesai sekitar tahun 825 dalam masa pemerintahan Raja Samaratungga alias Rakai Garung dari Dinasti Syailendra, yang menurut sejarah masuk ke periode kerajaan Mataram Kuno.

Sumber: wikipedia.org
Sumber: wikipedia.org

Angkor Wat diperkirakan dibangun pada tahun 1113 sampai 1150 dalam masa pemerintahan Raja Suryavarman II dari kerajaan Khmer.

Sumber: wikipedia.org
Sumber: wikipedia.org

Sedangkan Bagan mulai dibangun sekitar tahun 840-an oleh Mranma. Konsepnya sih lebih mirip Angkor Wat yang merupakan sebuah kompleks.

Sumber: wikipedia.org
Sumber: wikipedia.org

Intermezo sedikit. Nama Raja Suryavarman II itu kira-kira kok mirip Adityawarman ya? Pertanda serumpun sepertinya.

Kembali ke Borobudur. Candi ini sendiri punya masa hilang. Sebuah masa yang cukup lama karena catatan sejarah menyebutkan bahwa Borobudur ditemukan kembali dalam masa pemerintahan Raffles (1811-1816). Jadi, selain menemukan kembang pemakan serangga, Raffles juga ada dalam sejarah penemuan kembali Borobudur yang tertimbun. Bisa jadi karena Borobudur dekat dengan Merapi. Waktu saya kesana beberapa tahun silam, memang masih ada perbaikan terhadap dampak erupsi besar Merapi 2010 silam.

Angkor Wat yang dibangun 3 abad sesudah Borobudur justru lebih dahulu dilihat orang barat. Tersebutlah nama Antonio da Madalena, seorang misionaris Portugal yang berkunjung pada 1586. Sepertinya sih, Angkor Wat tidak pernah mengalami insiden tertimbun.

Kalau Borobudur terletak dekat dengan Jogja, maka Angkor Wat dekat dengan Siem Reap. Dua-duanya jelas bukan ibukota, karena namanya bukan Jakarta dan Pnom Penh.

Ya iyalah…

Lewat penuturan Mas Nirwan saya jadi tahu bahwa secara bangunan, Borobudur dan Angkor Wat sama sekali tidak bisa ditandingkan jeruk ke jeruk. Bahwa kedua bangunan itu adalah sama-sama punya riwayat Hindu-Budha, dan sekarang sama-sama dipakai sebagai tempat agama Budha, itu adalah kesamaan yang ada. Sedangkan dari sisi bangunan, Borobudur lebih kecil namun dengan ornamen relief yang lebih teliti, sedangkan Angkor Wat mungkin malah lebih mirip Prambanan karena menyajikan 3 candi dan lebih punya sisi menarik dari kompleksnya yang guedeee banget.

Bicara soal peninggalan sejarah seperti Borobudur, Prambanan, Angkor Wat, hingga Bagan tentu perlu penelusuran yang sangat mendalam. Saya sih tidak hendak mencari berita-berita dalam negeri karena adanya malah sibuk membahas bahwa sejarah Borobudur itu bukan seperti yang kita tahu, tapi peninggalan seorang Nabi yang menurut sejarah hidupnya juuuaaauuuhhh banget dari tempat Borobudur berdiri. Jadi, lebih baik kita berselancar di kancah berbahasa Inggris saja. Dan dalam rangka menulis posting ini, saya jadi mendalami Bahasa Inggris, bahasa yang kata Bung Okto dalam sosialisasi kemaren harus jadi penekanan kita untuk bisa bersaing di ASEAN Economic Community 2015.

Hasil kunjung berkunjung ke aneka situs yang ada, saya malah melihat fakta lain yang kiranya menarik. Sekarang, tebak deh gambar berikut ini dari negara mana?

indexMana hayo?

Bangunan di atas adanya di negara Laos. Kalau sekilas melihat sih, saya semacam familiar dengan beberapa rumah adat di Indonesia, kecuali Honai tentu saja.

Dalam perspektif saya yang sederhana ini, kesamaan yang ada di Borobudur dan Angkor Wat, plus juga Bagan dan tempat-tempat lainnya, sejatinya adalah salah satu petunjuk yang menjelaskan bahwa bangsa-bangsa yang ada di ASEAN adalah satu rumpun.

Perbedaannya hanyalah pada yang menjajah. Bagaimanapun akan ada budaya yang dibawa dan perkawinan yang terjadi dalam proses penjajahan. Akibatnya? Ya sebagian negara akan berkiblat ke Perancis, sebagian Inggris, dan kita umumnya ke Belanda. Sebelum para bule-bule itu masuk ke negara-negara ASEAN, bangunannya malah semacam mirip seperti halnya Borobudur, Angkor Wat, dan Bagan.

Bahwa peradaban lampau adalah sebuah kekayaan merupakan suatu hal yang harus dipahami bersama karena nyatanya peradaban itu memberikan pengetahuan bagi kita bahwa Indonesia dan tetangga-tetangganya sesama ASEAN ini adalah satu rumpun.

Bagaimanapun, rumpun tetangga selalu lebih hijau kan?

Eh…

…salah, itu rumput.

Salam!

Advertisement

4 thoughts on “Borobudur & Angkor Wat: Sebuah Perspektif Sederhana”

Tinggalkan komentar supaya blog ini tambah kece!

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.