No. No. No. Ini bukan limit yang pelajarannya Pak Mantri di JB, yang mana saya hanya dapat 3 untuk setiap ulangan. Oya, nilai minimalnya Pak Mantri itu ya 3. Intinya?
Saya salah semua.
Bukan itu dong. Ini tentang batas dalam diri kita.
Kemarin saya psikotes, tentunya bukan dalam rangka interview di company lain, soalnya yang ngadain psikotes itu kantor sendiri. Nah loh. Untuk keperluan tertentu pastinya.
Satu tes yang saya dapat adalah Tes Pauli. Yang isinya kertas segede koran, lalu kemudian diisi penjumlahannya. Tes ini pertama kali saya temui saat amotrap. Dan syukurlah cukup bisa diikuti.
Lalu limit apa yang saya maksud?
Selama ini saya nggak pernah nembus 2 lembar untuk tes Pauli ini. Bahkan waktu tes PKL Pharos, hanya dapat 3/4 kalau nggak salah. Wajar sih, dulu itu psikotes sambil LAPAR (maklum mahasiswa..)
Nah, kemarin, saya mencoba menembus rekor itu. Sekali-kali kek, bisa nembus 2 lembar. Masak sih nggak bisa?
Dan untunglah, bisa. Walaupun ya di halaman kedua cuma kegarap sedikit. Yang penting batas psikologis untuk mengerjakan lembar kedua sudah dilewati. Well, pressure itu ternyata penting untuk menetapkan limit. Dan membuat saya sadar bahwa harus terus memberikan batasan pada diri saya, yang terus menerus ditambah agar bisa dapat hasil terbaik.
Itu hanya Pauli.
Semoga saya bisa melakukannya di hal-hal lainnya.
😀