Oke, sebelumnya abaikan fakta bahwa BABI adalah makanan haram. Abaikan pula fakta bahwa susunan DNA babi punya kecenderungan mirip manusia sehingga konsumsi babi akan bertendensi kanibal. Abaikan pula fakta bahwa organ babi adalah organ yang lebih mudah diterima untuk transplantasi pada manusia. Abaikan juga fakta bahwa babi panggang itu enak.
Abaikan dulu semua, karena yang saya hendak bahas bukan soal BABI-nya, tapi tentang nama tempat penjualan babi olahan.
Di sebuah tempat di kawasan industri, saya melihat sebuah LAPO dengan nama yang unik, SATO SIKA.
Saya bersama dua orang Batak yang kemudian bertanya-tanya, apa sih arti nama itu? Secara kalau di Jogja namanya kan jelas, misal TAPIAN NAULI alias BANG UCOK. Branding Batak-nya jelas banget dengan istilah Batak yang digunakan. Lah, SATO SIKA apaan?
Sato itu kalau di F1 dikenal sebagai nama pembalap *itu Takuma Sato*
Sato itu di bahasa Minang artinya ikut serta *sato ciek* *ikut dong*
Lah Sika apaan?
Ya intinya, nggak maksud dengan nama itu.
Setelah ditanya, eh ternyata, nama itu mengandung makna Batak yang lebih dalam daripada penggunaan istilah Batak.
Apa emang?
SATO SIKA
Perhatikan bahwa istilah itu terdiri dari 8 huruf yang bisa dipecah 4 menjadi SA, TO, SI, dan KA.
Yang Batak beneran pasti mulai ngeh.
Ya, betul sekali. *apa coba*
SA diambil dari kata SAmosir
TO diambil dari kata TOba
SI diambil dari kata SImalungun
KA diambil dari kata KAro
Jadi, SATO SIKA itu mengakronimkan 4 ‘jenis’ Batak yang ada di dunia.
Buat saya itu unik, dan out of box terutama dalam memberi nama Lapo.
Thumbs up!
ono po batak samosir..? Mandailingnya mana…? hehehehehehe
LikeLike
Iki jare sik dodol e.. Suk mreneo tak jak mrono.. hahahaha…
LikeLike