Category Archives: Soal Sesuatu

Sesuatu kata itu selalu ada tentangnya..

Tentang Lee Min-ho

Lee Min-ho dilahirkan di Heukseok-dong, Dongjak-gu, Seoul, Korea Selatan pada 22 Juni 1987, sebagai anak bungsu dari 2 bersaudara. Sebagai seorang anak laki-laki ia bercita-cita menjadi pemain sepakbola, namun kandas karena cedera saat tingkat 5 SD. Disebutkan bahwa ia adalah murid yang cerdas dengan nilai Matematika konsisten diatas 90 dan nilai olahraga selalu A. Ia selalu menyisihkan uang jajannya yang sebesar 100 ribu won untuk ditabung. Gede juga yak jajannya? Oya, sebagai anak lelaki satu-satunya, ia bebas dari wajib militer.

Pria dengan tinggi badan 187 cm ini masuk dunia akting pada tahun kedua sekolah menengah saat ia bergabung dengan Starhaus Entertainment. Sejak saat itu ia mulai mengikuti audisi dan mendapatkan peran-peran kecil di drama telivisi. Titik tolaknya muncul saat menjadi peran utama di KBS2 drama “Boys Over Flowers” dengan berperan sebagai Gu Jun-pyo. Serial ini sangat populer dengan rating lebih dari 30% di Korea Selatan. Sebenarnya, saat casting, ia bukan pilihan pertama, namun setelah melihat rambutnya dikeriting, produsen merasa Min-ho lebih pantas memerankan tokoh di drama kejar tayang tersebut. Hmmm.. mungkin sejenis dengan Dude Herlino? Wkwkwkwk…

Kini, pria yang berkuliah di jurusan Film dan Seni di Konkuk University ini telah menjadi artis termahal di Korea Selatan.

Wanita ideal versi Min-ho adalah yang mungil dan berkarakter, ada yang merasa? Hehehe.. Ia berteman baik dengan aktris Park Bo-yeong dan aktor Jeong-Il-woo. Min-ho memfavoritkan Leonardo Di Caprio, Sol Kyung-gu, dan Kim Su-ro. Dalam wawancara dengan MBC TV ia mengatakan ingin sekali pergi bertamasya bersama keluarga ke daerah bercuaca panas seperti Bali. Sama aja ya dengan Luis Nani. Hehe…

Min-ho gemar bermain game online dan aktif di dunia maya, yang dibuktikan dengan accountnya di Cyworld dan Twitter yang dulu cukup aktif.

Momen paling mengerikan dari pria Cancer dengan golongan darah A ini adalah saat mendapatkan kecelakaan pada tahun 2006 dan dirawat selama 6 bulan. Kaki kanannya harus menggunakan pen yang kemudian diangkat pada Juni 2009.

Dua hal yang disayangkan oleh fans adalah fakta bahwa Min-ho adalah seorang perokok dan isu bahwa ia operasi plastik. Disebutkan bahwa ia operasi plastik sekitar Desember 2007.

Film yang dibintanginya: Our English Teacher dan Public Enemy Returns (2008). Drama televisi yang diaktorinya: Romance (2002), Sharp 1 (2003), Recipe of Love (2005), Secret Campus (2007), I am Sam (2007), But I Don’t Know Too (2008), Boys Over Flowers (2009), Personal Preference (2010), dan City Hunter (2011).

 * * *

dikompilasi dari berbagai sumber

 

Tentang Juri MasterChef Indonesia

Wajah tampan, postur tinggi, bertato pula, ia memberikan pemandangan aneh dengan profesinya sebagai chef. Ialah Juna Rorimpandey, seorang chef yang sudah belasan tahun berkarier di Amerika Serikat sebagai chef. Chef Juna sebenarnya baru 2 tahun ini kembali ke Indonesia dan berkarya di restoran Jack Rabbit, dimana ia tidak melamar, tapi dijemput dari Amerika.

Sejatinya ia dulu masuk sekolah penerbang, namun krisis ekonomi pada tahun 1998 membuat ia tidak bisa meneruskan pekerjaan, bahkan ia harus bekerja sebagai pelayan. Dari posisinya seorang pelayan, ia belajar banyak. Ia selalu bertanya dan meminta arahan dari chef tempatnya bekerja. Dan pada usia 22 tahun, ia memutuskan menjadi chef.

Kerasnya chef Juna bahkan pernah membuat seorang karyawannya berhenti di tempat karena ia membanting dinding yang kebetulan terbuat dari stainless steel karena sebuah layanan makan siang yang dianggapnya mengerikan. Kerasnya hidup mungkin berasal dari masa lalunya yang suka ngebut-ngebutan, merokok, tawuran, sampai tertangkap polisi. Bahkan ia bertemu Aline Adita, kekasihnya sekarang, di sebuah ajang balap.

Kehadirannya di masterchef juga tidak sembarangan. Ia pernah menjadi 3 besar Hell’s Kitchen di Amerika, namun dibatalkan karena ketersangkutannya dengan hukum di masa lalu. Ia bahkan idealisme tersendiri dengan tidak mau ada seorang yang sekadar cantik dan tampan kemudian memberi penilaian pada suatu acara memasak. Bahkan kalau penyelenggara memanggil selebriti sebagai salah satu juri, ia akan keluar. “saya tidak mau dicampuradukkan,”katanya.

* * *

Chef Vindex, badan besar, paling charming se-masterchef, bernama lengkap Vindex Valentino Tengker. Sangat wajar Chef Vindex manjadi juri di masterchef karena ia sudah 22 tahun menjadi chef. Ia juga menjabat sebagai President Assosiasi Culinary Professional Indonesia. Pria kelahiran Jakarta, 24 November 1968 ini juga pernah membawakan program “Taste of Indonesia” dalam session Indonesia Now di Metro TV.

Bagi Chef Vindex, memasak adalah soal bakat, karena ada orang yang senang memasak tapi selalu gagal. Ia kemudian masuk sekolah perhotelan dan mendalami ilmu memasak. Pria yang tertarik memasak karena sang nenek ini memulai karir di Amandari Hotel, Ubud Bali sebagai Indonesian Chef. Ketika pertama kali membuat makanan khas Indonesia, ia mendapatkan pengalaman berharga. Kala itu ketika membuat rawon, bumbu kluwak yang dipakai kualitasnya jelek sehingga rasa rawonnya menjadi pahit. Pengalaman ini membuatnya menjadi lebih teliti lagi, dan kini selain dikenal piawai mengolah masakan Eropa, ia juga mahir menyiapkan berbagai menu khas Indonesia.

Pada awal karirnya, ia harus menyiapkan 60 menu Nusantara dalam waktu 2 minggu. Pantas saja ia khatam benar menilai taste masakan Indonesia milik para kontestan masterchef. Menurutnya, tamu-tamu mancanegara sekarang banyak yang suka makanan Indonesia, tidak sekadar nasi goreng atau mie goreng.

Pria yang telah memiliki dua anak ini sempat mondar menjadi chef di beberapa resort hotel dan sempat bekerja di Mallorca dan Los Angeles. Terakhir, ia berkarya sebagai chef eksekutif di hotel bertaraf internasional Four Season. Di Four Season yang memiliki 73 hotel di 22 negara itu, ia masih bermimpi untuk berkeliling di luar negeri. Menu yang paling spektakuler dari chef Vindex adalah sebuah burger dengan harga 1 juta rupiah per pieces-nya.

* * *

“Food is art. Food is perfection. Food is passion, and passion never seeks permission. So, live life to the fullest” begitu motto dari satu-satunya juri wanita di masterchef, chef Marinka. Dengan pakaiannya yang modis dan cenderung sopan, chef Marinka tampil sebagai salah satu daya tarik di masterchef. Maria Irene Susanto lahir di Jakarta, 22 Maret 1980. Sejak kecil, ia hobi memperhatikan ibunya memasak di dapur sehingga muncul ketertarikan mendalam di dunia masak-memasak ini.

Chef Marinka menghabiskan banyak waktu bersekolah desain di Sydney, termasuk juga berkarir memasak disana. Selama 8 tahun ia berada di Australia dan terbiasa melakukan segala hal sendiri. Ia kemudian kembali ke Indonesia dan menjadi pembawa acara Sendok Garpu di JakTV, kemudian di Cooking in Paradise Trans7. Ia sempat berwirausaha dengan membuka cafe “Warung Telur Ceplok” pada tahun 2005. Ia juga merupakan pengajar di Pantry Magic Cooking School Kemang. Chef cantik ini juga sudah menelurkan buku “Fantastic Cooking” pada Maret 2011 yang berisi 30 resep hidangan kreasinya.

Dengan memasak, wanita berkulit putih ini bisa lebih menikmati hidup. Apalagi, kalau dirinya menemukan inovasi dan formula baru dalam membuat aneka masakan yang digemari banyak orang.

sumber: tabloidbintang.com, rinrinmarinka.com, cnngo.com

Sekilas Tentang Bukittinggi (Versi Saya)

Saya yakin sehakulyakinnya kalau sudah banyak ulasan mengenai Bukittinggi. Kalau nggak percaya ya silahkan tanyakan ke Mbah Google atau Om Wikipedia. Tapi sebuah status di FB dari seorang ibu yang dulu pernah tinggal di Bukittinggi dan menyatakan keinginannya melihat Bukittinggi setelah sekian puluh tahun, membuat saya merasa perlu dan ingin berbagi dan bercerita tentang Bukittinggi dalam versi saya. Sejujurnya saya nggak lama-lama amat disana, hanya 14,5 tahun. Itu juga harus dipotong masa-masa saya jadi orok dan belum mengerti dunia. Hahaha..

Sesuai namanya, Bukittinggi, kota indah ini berada di deretan Bukit Barisan, suatu perbukitan yang bisa dikatakan membelah pulau Sumatera. Secara teoritis dikelilingi oleh tiga gunung yakni Merapi (versi lain menyebutnya Marapi), Singgalang, dan satu gunung lagi yang saya kurang tahu pastinya apa, karena ada yang bilang Sago, ada yang bilang Tandikat. Yah pokoknya tiga. Kota ini bisa dibilang kecil, kalau hanya mau mengelilingi kotanya saja, paling banter menghabiskan waktu 15 menit. Itu sudah keliling kota, tentunya dengan kendaraan bermotor. Ya memang kecil, tapi joss.. Akses ke kota ini sebenarnya banyak, namun pada umumnya adalah lewat Padang, karena via udara. Atau kalau via angkutan darat, biasanya memang ambil rute dari Padang Panjang. Dan itu berarti masih pakai jalan Padang juga. Jalan lain sih banyak. Cuma ya tetap harus mendaki. Hahaha…

Pusat kegiatan disini ada di sekitar jam gadang. Disekitar jam gadang ada yang namanya Pasar Atas. Disini tempatnya kalau mau beli sepatu, baju, dan benda-benda yang bisa dikategorikan agak bersihan. Mengapa begitu? Nanti kita lihat lanjutannya. Di sekitar jam gadang juga adalah Plaza, mirip mall, tapi mungil nan mini. Jangan dibandingkan dengan mal-mal di Jakarta yang bikin pusing saking gedenya. Ada juga balai sidang Bung Hatta, yang kalau nggak salah adalah tempat emak saya wisuda (saya nggak ikut.. huhuhuhu…) Dari pasar atas, kita dapat menuju tempat lain bernama pasar bawah. Nah, diantara pasar bawah dan pasar atas ini ada namanya pasar lereng. Hayooo… Ya ibarat gunung lah, dari bagian atas ke bawah mau turun pasti via lereng. Ya begitu kira-kira. Nah kalau yang dijual di Pasar Atas adalah barang yang agak bersihan, maka yang di pasar bawah adanya ikan asin, tomat, beras, dan sejenisnya. Jangan khawatir soal harga, bisa ditawar. Nah, kalau yang atas agak bersihan, dan yang bawah agak kurang bersihan, maka di pasar lereng ada perifer-nya. Mau cari kaset bajakan, emas bajakan, alat-alat plastik murah, majalah bekas, poster, buku tulis, beha, celana dalam, boleh cari disana. Oya, dari pasar atas ke pasar bawah juga bisa via Jenjang Gudang, nanti keluar di dekat penjara lama. Lalu kalau dari pertengahan pasar lereng bisa turun di Jenjang Lereng. Curamnya minta ampun, dan anak tangganya kecil-kecil, so be carefully. Di ujung dari pasar lereng juga ada jenjang yang lebih elit, tapi saya lupa namanya, maaf.. hehehe..

Itu rute saya pulang sekolah. Dari sekolah saya di belakang Gereja Katolik. Jalan kaki ke jam gadang, pasar atas, pasar lereng, turun jenjang gudang, maen PS dulu, lalu beli paregede (pergedel) di bawah jenjang gudang, jalan lagi ke arah pasar bawah dimana ada petak Ikabe disana. Ikabe adalah angkutan umum disana, selain Mersi. Catat ya, namanya Mersi, alias Merapi Singgalang. Tapi ketika disebut lumayan elit to.. hahaha…

Oke, itu tadi sekelumit soal salah satu tempat di Bukittinggi.

Soal jenjang, memang jadi keniscayaan berada di perbukitan, akan ada banyak turun naiknya. Selain jenjang-jenjang diatas, ada jenjang lain di beberapa tempat. Tapi saya punya concern khusus pada tempat bernama jenjang seribu. Saya bisa yakinikan bahwa saya tobat naik jenjang ini. Hohoho.. Jenjang ini ada di salah satu sisi dari Ngarai Sianok yang tersohor itu. Saya juga bisa pastikan bahwa jumlahnya bukan seribu, sepertinya sih lebih, karena tinggi dari ngarai sianok itu puluhan meter. Dan bagaimana caranya kita bisa mendaki dari dasar ngarai ke atas. Capek? Banget euy.. Tapi kalau mau, boleh dicoba. Kalau mau mencapai jenjang ini dari bawah, butuh perjuangan juga sih menyusuri ngarai. Soalnya dari tempat turun Ikabe Ngarai, belum keliatan. Tapi kalau sudah jalan dikit, kelihatan kok. Silahkan dicari, saya tobat.. Hahaha..Ngarai Sianok ini, menurut salah satu sumber yang saya baca dan percaya, adalah satu dari dua ngarai di dunia selain Grand Canyon. Itu dia, entah sumber apa itu, yang membuat saya keukeuh, tidak ada ngarai lain di dunia selain yang dua itu. Hmmmm..

Apalagi ya? Ohya, kalau hotel janganlah dikau khawatir, ada banyak hotel di Bukittinggi yang mahal sampai yang murah. Losmen juga banyak. Nggak usah ragu soal ini.

Pusat perturisan di Bukittinggi ada di Kampung Cina. Saya bukan mau rasis ya, tapi emang namanya itu je. Memang kampung ini dihuni oleh etnis Tionghoa, dan rata-rata sukses, Hehe… Tempatnya dekat dengan jam gadang juga kok. Jalan dikit ke arah bioskop Sovia atau Hotel The Hills, lalu ikuti jalan turunan sampai mentok, sampai deh. Disitu banyak bule, itu identitasnya. Dan banyak café juga. Saya agak sayang, ada café nuansa Bali. Heh? Ngapain disini? Biarkan tiap daerah punya eksistensi sendiri-sendiri.

Untuk tempat hiburan, ada Niagara Plaza di lantai atas pasar atas (nah looo… atas banget kan?). Cuma nggak terlalu nyaman, menuju kesananya, pun parkirnya. Beuhhh.. Yang pasti kalau mau lihat istimewanya Bukittinggi ya ke Panorama dan Lubang Jepang. Itu hanya ada di Bukittinggi wis.. Yakin.. Tapi tetap perhatikan safety, karena kalau jatuh, ya mati. Beneran dah. Tinggi amat coy. Terus kalau main ke Lubang Jepang, jangan lama-lama. Hehehe.. Oksigen disana rebutan, apalagi kalau rame. Jadi begitu naik dan keluar lagi, serasa hidup kembali. Nggak percaya? Coba, dan datanglah ke Bukittinggi. Ada beberapa tempat lagi yang perlu dikunjungi, benteng Fort De Kock, jempatan Limpapeh, kebun binatang Kinantan (kebun binatang yang letaknya diatas, bayangkan distribusi kotoran hewaninya.. hahaha..), pacuan kuda, museum-museum, rumah Bung Hatta, dan lain-lain.

Ingin berkunjung pasti kan? Hahahaha.. Itulah, Bukittinggi, mantappp…

Catatan penulis: semua istilah telah di-Indonesia-kan. Jadi untuk Janjang, tetap saya tulis sebagai Jenjang. Okay.. hehe..