
Bulan Maret lalu, dalam kegalauan, saya pernah beli hand satanizer, eh, sanitizer yang Dettol biasa digantung-gantung di tas itu sampai 65 ribu sebiji. Asem sekali. Saya juga beli Antis spray dengan harga 33 ribu sebiji. Kalau yang spray ini untuk cuci-cuci handphone.
Ya, saya beli di toko online. Soalnya, di lapak-lapak sekitar memang sudah tidak ada. Mau bagaimana lagi?
Saya sendiri menggunakan hand sanitizer itu untuk kalau ambil paket ke satpam–soalnya kompleks perumahannya lagi lockdown mandiri. Selain itu, paling buat istri. Akan tetapi, karena istri di Rumah Sakit, sebenarnya dia sudah dapat jatah sendiri dari kantornya.
Terus ya saya mikir-mikir lagi, buat apaan juga saya beli~
Pada akhirnya saya berhenti di Dettol 65 ribu itu. Kalau terus-terusan, saya bakal memperkaya spekulan. Kepada para pedagang dengan harga tinggi itu tidak pernah saya berikan komentar. Lagian, repeat order juga tidak bisa karena mereka kan stoknya juga secuplik doang. Beberapa bahkan tokonya sudah amblas sekarang. Mungkin kena banned dari marketplace-nya.
Saya berhenti karena berhasil mendapatkan Nuvo dengan harga normal, 3.700, ketika belanja di Hero. Dengan pembatasan tentu saja. Di lapak online, Nuvo itu dihargainya sampai 15 ribu padahal. Dengan 2 botol kecil hand sanitizer Nuvo itu kemudian saya lebih menikmati kehidupan sembari melihat perkembangan pasar.
Sesungguhnya saya termasuk yang tidak sepakat dengan mekanisme pasar. Saya inginnya pemerintah turun tangan melakukan pembatasan, terutama untuk masker. Sisi negatifnya, mekanisme pasar telah membuat banyak orang menjual hand sanitizer palsu yang asal campur dan labelnya dicetak sembarangan. Ada kan itu thread-nya sempat viral.
Di sisi lain, karena sebenarnya biaya pokok hand sanitizer ini terbilang murah sekali, pasti banyak orang yang minat. Terutama ketika cukai alkohol juga ada keringanannya dari pemerintah. Dan boleh dibilang, hal itulah yang menyebabkan hand sanitizer hari ini kembali baik-baik saja.
Sebagai gambaran, sampai dengan Desember 2019, hanya ada 359 jenis antiseptika/hand sanitizer bernomor izin edar PKD yang beredar di Indonesia. Itu tidak hanya hand sanitizer, yha. Termasuk tisu MamyPoko juga ada. Pokoknya semua antiseptik.
Dan kalian tahu berapa jumlah nomor izin edar baru untuk antiseptika/hand sanitizer yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan HANYA PADA BULAN MARET 2020? 202 produk dan pada umumnya adalah hand sanitizer baik berupa gel maupun spray~
Kenapa saya tahu? Karena saya melakukan riset untuk Ujian Tengah Semester. Dan mumpung kuliah, saya memang hendak eksplorasi sana-sini demi kebaikan bersama.
Masker sendiri tidak terlalu saya dalami, tapi konteksnya agak berbeda. Masker medis tadinya dilarang WHO sampai dibilang (((masker untuk yang sakit))) itu niatnya agar masker medis untuk tenaga medis. Sayangnya, manusia tidak bisa dikontrol dengan cara itu. Makanya masker kemudian kenaikan harganya paling aduhai, selain pembuatannya tidak semudah hand sanitizer.
Masker baru mulai normal ketika masker kain mulai digalakkan, ditunjang riset yang lumayan. Baru deh mulai baik-baik saja. Meski sebenarnya belum terlalu balik ke harga normal.
Jadi, ya, kira-kira demikian~
Lumayan #1 dari #31HariMenulis kelar. Heuheu.
pas belum ada masker kain, masker medis ijo jatah daeri kantor sampe kupake berhari2 soalnya gak ada lagi mas …
keep post
tetap semangat ya buat 30 hari kedepan 🙂
LikeLike
Sebenarnya itu jadinya nggak berguna. Hehe. Karena di lapisan hijau itu kan ibarat kata klo ada virus ya ada di situ, sementara kita nyimpannya kan juga ada kemungkinan dia justru pindah ke tangan atau masuk ke tubuh. Iya, neh, sayang aja beli domain ratusan ribu, mana post berbayar lagi seret banget. Haha.
LikeLike