“Kamu orang mana?”
“Orang Indonesia.”
Itu jawaban saya untuk setiap pertanyaan yang muncul kepada saya soal asal muasal saya. Yup, identitas ‘kamu orang mana’ sebenarnya sangat identik pada kesukuan sih. Tapi, sebagai keturunan Jawa Batak yang lahir di Minang, saya harus jawab apa kalau begitu?
‘Orang Indonesia’ adalah jawaban paling oke, menurut saya.
Dan usia negeri tempat saya lahir ini sekarang sudah 68 tahun. Ya, 68 tahun yang lalu, dengan agak maksa, para penggagas kemerdekaan kita mengumumkan berdirinya negara INDONESIA. Kenapa agak maksa? Ya jelas maksa lah, kan sebenarnya sudah ada BPUPKI dan PPKI yang intinya saja sudah hendak mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Tapi mari kita tidak berdebat soal itu.

Intinya sekarang, saya mengetik tulisan ini di Indonesia.
Menggunakan laptop rakitan luar negeri.
Menggunakan modem dari Taiwan.
Menggunakan kartu perdana milik perusahaan yang berbasis di Hongkong.
Menggunakan platform WordPress.
Dan saya mengetik soal Indonesia.
*tanya kenapa*
Sungguhpun negeri ini banyak masalah, tentu saya harus cinta Indonesia. Dalam Loser Trip saya beberapa pekan silam, saya melihat bule-bule berkeliaran di Stasiun Tawang, di Stasiun Bandung, di Stasiun Gambir, dan bahkan di BRT Semarang. Kalau mereka datang kesini, pasti ada sesuatu kan ya?
Ya, Indonesia yang kita cintai ini terlalu banyak masalahnya. Tapi itu harusnya nggak mengurangi kadar cinta kita pada Indonesia. Kebetulan nih, saya bekerja di sebuah perusahaan yang core dari bisnisnya adalah pengembangan obat-obat baru dari tanaman asli Indonesia. Dan sejujurnya, sisi nasionalisme saya diusik disana. Yah, karena bahan-bahannya asli Indonesia, otomatis supplier-nya asli Indonesia, tapi kok kelakuan supplier-nya kadang bikin pusing kepala?
Nah loh.
Yah, masalah di Indonesia buat saya adalah soal pengelolaan. Ada banyak hal salah urus di negeri ini. Ada banyak hal yang terbalik-balik disini. Dan segala hal antik yang kemudian bermuara pada pertanyaan:
“SAYA BISA APA?”
Nah, dalam hal ini saya sangat senang pernah terlibat di ajang yang bernama Kelas Inspirasi, ketika saya bergabung bersama ratusan relawan lainnya untuk berbagi inspirasi pada para anak SD negeri dengan latar belakang ekonomi menengah ke bawah. Dari dari ajang yang sama pula saya mendapat pernyataan:
“Daripada mengeluhkan kegelapan, lebih baik menyalakan lilin.”
Nah, tinggal gimana nih kita sekarang bisa apa? Blogger bisa apa? Well, menulis yang baik-baik soal Indonesia lalu dibaca orang luar, atau bahkan dibaca sesama Indonesia, itu sudah kemajuan. Menulis kritik membangun kepada pemerintah? Itu juga dong. Menulis galau? Nah, kalau itu spesialisasi saya yang rasanya kurang relevan dalam kemajuan negeri ini. -_____-”
Intinya, banyak kok yang bisa kita lakukan untuk Indonesia, dan tentu saja Indonesia yang lebih baik 🙂
Selamat Ulang Tahun Republik Indonesia. Semoga panjang umur, damai selalu, dan jangan lupa makan-makan.
Tulisan ini ditujukan untuk #TematicBlogJB di Jamban Blogger.