Judulnya cakep ya? Udah mirip judul film (apa sinetron? malah lupa) semacam “Hari Untuk Amanda”. Iya, judul cakep diperlukan untuk membuat penulis yang tidak cakep menjadi cakep.
*apa-apaan ini?*
Beberapa hari yang lalu iseng kembali buka website Tokopedia. Kok ya kebetulan ketemu ada kontes berbagai cerita. Berhubung saya punya sedikit cerita dengan Tokopedia, jadi mari dituliskan disini.
Saya kenal Tokopedia itu sekitar tahun 2010, waktu usianya masih unyu-unyu. Order pertama saya adalah sebuah finger mouse guna mengatasi masalah saya yang kena carpal tunnel syndrome karena kebanyakan kerja. Maklum anak rajin. Ini mungkin bisa masuk kategori “Tokopedia Saves The Day”, tapi kok kurang seru rasanya.
Order kedua saya nggak lama sesudah finger mouse itu. Kalau nggak salah sih order DVD game Football Manager. Yang ini rada bermasalah karena saya order 3 atau 4, eh cuma dikirim 1. Hiks.
Nah, sesudah itu saya lama nggak menyentuh Tokopedia sampai kemudian terjadilah peristiwa itu.
*jeng.. jeng.. jeng.. jeng..*
Bermula dari kesulitan saya menghubungi adek saya yang bungsu. Kalau di-SMS kok nggak langsung delivered. Dari situ saya sudah curiga.
Naluri detektif saya bekerja dengan segera. Maklum, saya dulu suka baca kisahnya Hercule Poirot. Walaupun badan saya tentunya lebih tinggi dari Mr. Poirot, cuma memang otak saya yang kurang tinggi dibandingkan beliau.
Saya lalu mengecek ke Twitter adek saya, dan menemukan bahwa handphone-nya sebenarnya rusak. Dan rusaknya karena…
dibanting.
Anak jaman sekarang memang luar biasa -____-”
Dulu saya punya sepeda motor segamang Alfa saja nggak berani membanting barang itu. Padahal saya pernah harus menuntunnya malam-malam di Ring Road Utara Jogja.
Kepastian bahwa handphone adek saya rusak adalah ketika diinfokan sama adek saya yang satu lagi kalau handphone itu memang sudah rusak.
Perkaranya sih sepele, tapi cukup bikin saya yang pernah muda ini geleng-geleng kepala. Lalu angguk-angguk. Kemudian geleng-geleng lagi.
Akhirnya, saya sebagai abang yang bergaji dan bergajih (bisa dilihat dari perut saya yang membuncit), memutuskan untuk membelikan handphone buat adek saya ini. Mengingat handphone di jaman sekarang itu semacam kebutuhan primer, maka dia harus punya handphone baru.
Cuma, sebagai abang yang pelit, saya perlu sekalian memberi dia pelajaran.
Caranya?
Membeli handphone yang muraaaaahhhhh bangeettttttt…
Berhubung saya orangnya nggak mau repot, harus ada cara khusus dalam proyek “Handphone Untuk Adikku” ini.
Gile ya. Udah jelek, pelit, nggak mau repot, hidup lagi.
-_____-”
Saya kemudian berselancar kembali ke Tokopedia 🙂
Buat saya ini metode paling mudah. Pertama, tentu saja karena banyak pilihan. Ada banyak toko yang bisa saya cek, dan banyak juga pilihan benda yang bisa saya pilih. Kedua, saya belum pernah ketipu ketika belanja online di Tokopedia. Dan ketiga, mekanismenya yang mudah. Saya tinggal order, lalu transfer, nanti biar toko yang mengirim langsung ke alamat.
Bayangkan kalau saya harus mencari sendiri handphone yang murah, lalu mengirim sendiri ke alamat kos-kosan adek saya. Satu frase: males banget.
Cek punya cek, saya akhirnya menemukan handphone yang tepat. Tepat untuk kantong saya, juga tepat untuk adek saya.
Namanya: BOLD.

😀
Saya order sesuai mekanisme yang ditetapkan oleh Tokopedia, lalu memasukkan alamat adek saya yang cewek ke alamat pengiriman. Nanti biar dia saja yang ngasih ke adek saya yang bungsu. Sambil sekalian marahin.
Transfer saya lakukan sepulang kerja menggarap ladang, dan tidak lama kemudian konfirmasi sudah diperoleh. Di Tokopedia juga enak, karena waktu saya transaksi beli BOLD ini ATM belum terkoneksi semua. Jadi Tokopedia menyediakan rekening BCA dan Mandiri. Saya kemudian bisa milih akan transfer dari rekening yang BCA atau Mandiri. Maklum, punya semua…
tapi kosong semua.
Beberapa hari kemudian, adek saya yang cewek kasih kabar bahwa ada kiriman yang sampai ke kos-kosannya. Kiriman itu adalah handphone BOLD yang saya order dengan harga di bawah Rp. 250.000,-.
Hehehe.
Saya kasih note ke adek saya, kalau sampai itu handphone dibanting lagi, dia yang bakal saya banting. Ya walaupun susah, soalnya dia saja lebih tinggi dari saya. Jadi yang pasti dia lebih tinggi dari Hercule Poirot.
*salah fokus*
Dalam hal ini, Tokopedia berhasil menyelamatkan hari saya. Kok gitu? Nggak apa-apa sih, semacam pertanggungjawaban moral saya sebagai anak tertua, yang sudah punya duit.
Nah, siapa tahu kan, kalau tulisan ini menang, saya malah dapat Samsung Galaxy S4. Nggak rugi dong, beli BOLD terus malah dapat S4. Hehehe.
Satu hal yang pasti, sesudah 2 tahun lebih tidak menggunakan Tokopedia, ada perubahan yang bermakna, terutama sih dalam kemudahan transaksi. Semoga bisa ditingkatkan.
Hal lain yang belum kelakon adalah pengen jualan online via Tokopedia. Hanya saja saya belum ketemu benda yang bisa dijual dan sesuai passion saya. Kalau sudah ketemu kayaknya bakal asyik.
Selamat ulang tahun Tokopedia. Kalau sudah umur 4 tahun, jangan lagi minum susu untuk Batita ya.
*salah fokus lagi*
🙂
* * *
Dan posting ini adalah posting blog pertama saya yang dapat hadiah.