Teman Seperjalanan

Masih ingat lagunya Ratu, jaman dua emak-emak cakep itu masih akur?

Begini lagunya:
Aku punya teman (ah.. ah.. ah..)
Teman sepermainan (ah.. ah.. ah..)

Yang kalau direvisi menjadi:
Aku punya teman (uh.. uh.. uh..)
Teman seperjalanan (uh.. uh.. uh..)

Ya kira-kira begitu.

Soal teman seperjalanan ini memang paling mengundang ironi dalam hidup saya. KENAPA? Karena dari berbagai perjalanan yang saya lakoni, baik itu angkutan darat, air, dan udara, nyaris saya tidak pernah seperjalanan sama CEWEK CAKEP! Huhuhu, ini ratapan saya beneran loh.

Dimulai dari perjalanan dengan ALS tahun 1997, Bandung-Bukittinggi. Waktu itu, sekeluarga cuma pesan kursi 5, karena si Daniel masih mungil sehingga bisa masuk bagasi (lebayyy…). Nah, sebagai anak pertama, saya disuruh menduduki kursi ganjil itu. Jadi Bapak sama Mamak sama Dani. Si Beny sama si Cici. Dan saya? Dalam hati, di usia 10 tahun, saya sudah berharap akan bersebelahan dengan cewek cakep. Nyatanya? Emak-emak labil yang pergi seorang diri. Ampun dah.

Hmmm, berikutnya, lama kemudian saya baru berjalan-jalan sendirian lagi. Tahun 2004, ketika jadi orang unyu di bandara Soekarno Hatta karena baru pertama kali naik pesawat dalam keadaan sadar. Dulu pernah tahun 1989, tapi, apalah yang diingat bocah umur 2 tahun? Nggak ada.

Di Batavia Air Padang-Jakarta, lanjut Jakarta-Jogja, saya bersebelahan dengan keluarga yang curang. Lha jelas kursi saya di pinggir jendela, F. Eh, dia dudukin. Dan bodohnya, saya ikutin aja itu. Piye dong, namanya baru pertama kali.

Next, saya melakoni banyak perjalanan sendirian. Ada yang pakai Lodaya ke Bandung seorang diri, balik hari. Dan dua-duanya bersebelahan dengan MAS-MAS.

Dalam rangka pacaran Palembang-Jogja dulu, saya berkali-kali naik pesawat. Dan NGGAK PERNAH sebelahan sama CEWEK CAKEP sama sekali. Entah mungkin saya ini kurang doa atau bagaimana. Pernahnya, dengan MBAH-MBAH yang minta jatah kursi pinggir jendela. Yang bikin menderita kalau di pesawat adalah kalau di PINGGIR JENDELA dan bersebelahan dengan SEPASANG KEKASIH yang bermesraan dengan nikmat. Sumpah, mupeng tiada terkira itu.

Dan itu berlanjut, mulai saya naik Rosalia Indah, Lorena, Ramayana, Bejeu, sampai Muncul ya tetap aja sebelahan sama MAS-MAS. Saya naik Garuda, Lion, Mandala, Batavia, sampai (alm) Adam Air kalau nggak MAS-MAS, BAPAK-BAPAK, atau SEPASANG KEKASIH. Mau naik 121, AO, 122? Kadang malah banyak yang sebelahan *lha wong berdiri*

Jadi begitulah, Tuhan belum menghendaki saya sebelahan sama CEWEK CAKEP. Nggak apa-apa deh.

Dan satu-satunya pengalaman saya soal CEWEK CAKEP adalah waktu penerbangan Batavia dari Palembang ke Jakarta. Itu niatnya mau pacaran di Jogja, tapi dasar mata lelaki. DI SMB II uda liat-liatan sama cewek yang bawa boneka, saya bawa Candy. Sayang nggak sebelahan. Tapi waktu turun di Soekarno-Hatta, ngobrollah kita sedikit. Dannnn…. sayangnya dipisahkan di toilet oleh HIV si cewek tadi. Huffttt.. *lha ini kok malah nyesel ki piye*

Teman seperjalanan yang paling ribut itu pas naik Yoanda Prima, Palembang-Bukittinggi, seorang sales rokok bernama Febli. Sepanjang jalan cerito wae. Padahal kan saya ngantuk. Haduh. Jadi sampai rumah langsung tepar tiada terkira. Bayangkan saja 18 jam itu setengahnya dia cerita sementara saya hmmm.. hmmmm.. doang.

Semoga ke depannya bisa dikasih sekali-kali cewek cakep gitu. Hehehehe…

🙂

Advertisement

Tinggalkan komentar supaya blog ini tambah kece!

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.