Foto Dalam Dompet

“Tidak ada gadis semisterius ini,” gumam Yama.

Sebuah gumam putus asa, setelah puluhan pesan singkat tak berbalas, dan beberapa pesan singkat yang berbalas, ditambah belasan kali nguping, semuanya bermuara pada satu jawaban: belum ada jawabannya.

Yama masih dalam proses mendekati cewek secara baik dan benar. Yama masih ingat betul setahun silam kena batunya. SMS-an sama nomor si cewek gebetan, eh ternyata yang membalas SMS itu adalah pacarnya si gebetan. Sebuah trauma yang diakhiri private message di Facebook. Panjang lebar, antar pria.

Sejak itu, Yama merasa bahwa mendekati cewek harus didahului oleh prosedur utama: pastikan kalau dia single. Bahkan cewek yang lagi rapuh juga tidak masuk kategori Yama.

Dan sekarang gadis idaman itu sudah ditemukan, persis di hadapannya sekarang. Masalahnya cuma 1, Yama nggak ngerti apakah Ninda masih single atau sudah double. Sepele sebenarnya. Dan berbagai taktik sudah dikeluarkan, berhasil pada cewek lain, tapi tidak pada yang satu ini.

Metode pertama, sindir-sindir mlipir. “Malam minggu nggak keluar?” atau “Nggak ada yang ngajak makan bareng?” adalah jenisnya. Jawaban Ninda? “Aku kan di rumah…”

Metode kedua, rekonfirmasi. “Nggak ada yang marah kan kalau aku SMS kamu?”. Jawaban Ninda kemudian, “Ngapain marah, semua temen juga SMS aku.”

Metode ketiga, ngintip-ngintip bintitan. Nongkrong di warung dekat rumah Ninda selama berjam-jam di malam minggu. Sesekali melihat ada cowok mampir memang, tapi nggak jelas itu ngapelin Ninda atau pembantunya. Soalnya kata Ninda, dia punya pembantu yang cantik dengan usia ABG. Metode ini diulang beberapa malam minggu sebelum muncul pengumuman di warung, “Nongkrong lebih dari 15 menit harus beli makan.”

Yama keder, karena selama ini, untuk 3 jam operasi, dia hanya membeli kerupuk. Gopekan.

Metode terakhir yang belum Yama coba adalah bukti fisik. Biasanya cewek akan menyimpan foto pacarnya secara terang benderang di dompet.

“Dompetnya! Itu dia!” Yama tampak seperti Archimedes ketika menemukan teori. Hampir saja dia berkeliling kampung dan berteriak, “Eureka.. Eureka..”. Untung saja kemudian di ingat kalau ide itu diperoleh jam 3 pagi, dan anjing-anjing galak di kompleks sedang diperkenankan untuk berkeliaran.

Sebuah pertemuan yang diatur agar tidak sengaja kelihatannya, diatur oleh Yama. Di kantin kampus, Yama pura-pura baru ada di kantin ketika Ninda nongol. Padahal Yama sudah di kantin dari subuh, dan Ninda datang ke kantin jam 2 siang.

“Hai, Nin.”

“Hai.. Nggak kuliah?”

“Lagi males aja. Hehehe.. Kamu nggak kuliah?”

“Lagi habis praktikum aja. Laper. Mau makan apa Yama?” tanya Ninda, dengan suaranya yang manis dan mengandung obat penenang karena Yama nyaris pingsan mendengarnya.

“Ngikut kamu aja,” jawab Yama malu-malu.

Yama mengikuti Ninda dari mengambil makanan, sampai ke kasir kantin. Ketika Ninda mengeluarkan dompet, Yama bergumam lagi, “Ini dia!”

Ninda membuka dompet, tampak sebuah foto disana, sosok dengan jumper coklat, dan kupluk terpasang di kepala.

Yama sudah merasa bahwa atap kantin tiba-tiba runtuh menimpanya.

“Yama?”

“Ya?”

“Katanya mau makan?”

“Ehmm.. Nggak jadi. Tiba-tiba sakit perut. Duluan ya…” Yama bergegas hendak meledak.

Ninda masing geleng-geleng kepala sambil membawa makanannya ke meja. Sejurus kemudian, Lia datang sambil berteriak, “Niiinnnnn… Jumper coklatmu nih.. Ketinggalan di lab…”

Ninda menoleh lalu beraksi ala orang lupa di tivi-tivi, memukul ringan jidatnya dengan telapak tangan.

“Iyaaaa Li… Sorry lupaa.. hehehe.. Ketinggalan di mana?”

“Di rak lah. Dimana lagi? Mana ini jumper ada namanya terbordir dengan jelas. NINDA.”

“Hoooo.. sip-sip.. Thanks ya Li.”

“Sama-sama, Nin.”

Dan Nindapun melanjutkan makan siangnya, dengan jumper coklat kesayangannya. Jumper kelas waktu SMA. Jumper yang sama dengan yang dia kenakan di foto yang terpasang pada dompetnya.

🙂

-24 Januari 2012-

*edisi ngedit dari cerpen ini dimuat di buku Radio Galau FM Fans Stories.. hehehe.. Dengan ending yang berbeda..

Pemuja Rahasia

kuawali hariku dengan mendoakanmu
agar kau selalu sehat dan bahagia di sana
sebelum kau melupakanku lebih jauh
sebelum kau meninggalkanku lebih jauh

ku tak pernah berharap kau kan merindukan keberadaanku
yang menyedihkan ini
ku hanya ingin bila kau melihatku kapanpun dimanapun
hatimu kan berkata seperti ini

pria inilah yang jatuh hati padamu
pria inilah yang kan selalu memujamu
begitu para rapper coba menghiburku

aku lah orang yang selalu menaruh bunga dan menuliskan cinta di atas meja kerjamu
aku lah orang yang kan selalu mengawasimu
menikmati indahmu dari sisi gelapku

dan biarkan aku jadi pemujamu
jangan pernah hiraukan perasaan hatiku
tenanglah tenang pujaan hatiku sayang
aku takkan sampai hati bila menyentuhmu

mungkin kau takkan pernah tahu
betapa mudahnya kau untuk dikagumi
mungkin kau takkan pernah sadar
betapa mudahnya kau untuk dicintai

aku lah orang yang akan selalu memujamu
aku lah orang yang akan selalu mengintaimu
aku lah orang yang akan selalu memujamu
aku lah orang yang akan selalu mengintaimu