Undangan Pernikahan

Well, tahun-tahun ini memang gila.

Kenapa gila? Mungkin saya jadi gila karena saya selalu menganggap diri saya kecil dan masih buda melia alias muda belia.

Mulai dari tahun 2009, ketika teman yang kala itu usia 25 mengirimkan undangan pernikahan. Masih biasa wae. Lha saya masih umur 22 kok. Masih jauh.

Lantas setahun kemudian, teman yang seumuran juga mengirimkan undangan yang sama. Saya juga masih biasa saja. Toh beliau pacaran lebih lama. No issue lah soal itu.

Masih di tahun yang sama, teman yang jauh lebih senior menikah (akhirnya..). Saya pun menghadiri pernikahannya sambil terbang nun jauh ke Jogja dari Palembang. Ini juga masih biasa. Beliau usia 30 kala menikah. Which is means beda 7 tahun dengan saya. Tetap no issue.

Cuma berondongan belakangan ini mulai menggelitik.

Mulai dari undangan teman sekantor yang umurnya 27. Itu logis banget buat nikah. Lalu diteruskan dengan rencana salah satu teman COWOK seangkatan kuliah dan senasib di Dolanz-Dolanz untuk menikah awal tahun depan. Lalu juga teman sesama cowok di kuliah yang mo nikah akhir bulan ini. Lalu buka email tadi pagi dan tiba-tiba ada undangan pernikahan tanggal 2 besok dari eks rekan sebelah kamar saya di mess waktu di Palembang. Lalu menyusul juga teman saya yang lain yang usianya siap nikah (28) yang akah nikah di November. Plus lagi sebuah SMS undangan pernikahan lain pada tanggal 9 Oktober mendatang.

Itu semua teman-teman saya, beberapa yang saya tahu benar kelakuannya. Dan mereka hendak menikah? Lalu saya?

Saya lantas mulai berkaca sedikit. Ini sudah bulan September mau Oktober. Jadilah saya sebentar lagi akan tembus usia 25. Kalau mengacu pada undang-undang, kalau tidak salah saya sudah lewat 6 tahun dari limit “boleh kawin”. Nggak masalah, wong saya punya pacar baru umur 20. Hahahaha..

Saya lalu mengkombinasikannya dengan teman-teman lain yang mulai galau dengan deadline usia.

Apa iya menikah itu harus? Itu dulu pertanyaannya. Lalu, apa iya menikah itu harus umur sekian? Lalu pertanyaannya bisa dilanjut: memangnya habis nikah mau ngapain?

Kalau kita bertanya itu terus, maka nggak akan ada upaya persiapan. Jadi iri melihat teman yang sudah mempersiapkan diri dengan membeli rumah meskipun itu secara KPR.

Apakah saya kepengen?

Nggak sesederhana itu juga sih.

Kepengen kawin? JELAS! Saya pria normal kok. Hahaha..

Tapi saya yang berada di kumpulan orang-orang usia matang, dan memang seharusnya sudah menikah, menangkap berita kiri-kanan itu sebagai sebuah fenomena.

Kita sering dijebak dan terjebak oleh target-target. Umur sekian harus nikah, umur sekian harus punya anak. Kita juga sering terjerat oleh pandangan sekitar bahwa kalau umur sekian belum nikah itu pasti nggak oke. Kita juga sering dibuat iri oleh lingkungan sekitar dengan kabar gembiranya. Namun kita juga sering dibuat bersyukur: syukur saya belum nikah, kalau lagi dihadapkan pada sesuatu konflik orang lain.

Mari kembali ke inti.

Ada yang bilang kita diciptakan berpasang-pasangan. Ada yang bilang bahwa hakekat hidup kita adalah melanjutkan keturunan. Dan legal formal di depan hukum dan di depan Tuhan adalah pernikahan.

Apakah kita wajib galau kalau mendapat undangan pernikahan? Kalau dengan usia saya yang belum 25, mungkin masih belum. Toh, teman cowok segenerasi yang jelas beritanya juga baru 2. Haha..

Mungkin tulisan itu malah ruwet dan nggak jelas sikapnya. Tapi intinya yang saya bilang adalah setiap manusia punya garisnya sendiri-sendiri. Kalau kita galau karena ada undangan pernikahan dan galau karena usia kita, kegalauan itu pun memang sudah digariskan. Biarkan saja.

Toh hidup dari Tuhan ini harusnya kita nikmati, bukan kita galaukan. Kalau ada undangan, ikut senang. Dan mari kita pikirkan undangan kita kelak. Kalau belum ada nama yang pas untuk diketik di undangan, memangnya ada masalah soal itu? Itulah garis kita untuk mencarinya.

Selamat pagi! 🙂

Advertisement

Tinggalkan komentar supaya blog ini tambah kece!

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.