Judul yang aneh ya? Hehehe..
Tapi ini serius. Saya 2 tahun berada di bidang ini. Jadi sedikit sharing saja beberapa faedah dan nilai-nilai yang cukup berguna untuk kehidupan. Sebenarnya sih, di bidang apapun anda berada, Quality, Production, Marketing, Maintenance, dll, pasti ada value-nya. Tinggal dituangkan dalam kata-kata saja. 🙂
Pertama: Segala Sesuatu Itu Harus Direncanakan
Hari ini mau ngapain? Besok mau ngapain? Tahun depan mau ngapain? Satu hal yang pasti, dalam manufacture hampir tidak mungkin kita memutuskan apa yang akan kita kerjakan hari ini pada hari itu juga. Kalau memang begitu, berarti PPICnya sudah gagal. PPIC tugasnya menyiapkan rencana produksi dalam rentang waktu yang ditetapkan. Schedule itu yang menjadi titik tolak semuanya, pemesanan barang, persiapan mesin, sampai ke kebutuhan personel. Kalau nggak ada rencana, darimana hal-hal diatas bisa diperoleh?
Sama dengan kehidupan tentunya. Mau jadi apa kita 1 tahun, 5 tahun, atau 20 tahun ke depan sudah harus ada gambarannya. Dari situlah kita akan berangkat mau melengkapi apa saja untuk bisa mewujudkan planning yang sudah kita buat. Bukan begitu?
Kedua: Segala Rencana Ada Dasarnya
Mau bertipe Make To Order atau Make To Stock, setiap planning yang dibuat selalu atas dasar order. Kalau MTS maka dasarnya forecast, kalau MTO dasarnya adalah order. Tidak mungkin kita membuat sesuatu tanpa tujuan, kecuali orang manufakturnya orang gila. Memang ada yang namanya trial dan sejenisnya, tapi itu kan juga ada tujuannya. Trial dilakukan untuk pemastian proses ke depan, itu adalah tujuan, dan sifatnya jangka panjang. So, setiap rencana pasti atas sesuatu yang harus dipenuhi.
Soal kehidupan, ya sama. Kita punya kebutuhan yang harus dipenuhi. Kita punya cita-cita utama. Sebutlah itu misalnya, sukses. Dalam upaya mencapai kesuksesan itu, kita akan merencanakan hal-hal yang dibutuhkan untuk pemenuhannya. Entah itu bekerja keras, belajar, atau apapun itu. Sangat baik apabila kita melakukan sesuatu atas dasar, bukan karena hidup yang mengalir.
Ketiga: Selalu Ada Waktu Tunggu
Budaya instant sudah merebak, kata orang jawa, sak dek sak nyet. Minta sekarang, mau ada sekarang. Even kita minta tempe goreng, kalau si tukang tempe baru buka, ia bahkan perlu waktu untuk menyiapkannya. Sama dengan PPIC. Ketika ada planning, untuk menyiapkannya, ada lead time, baik itu bahan baku ataupun produksi. Boleh menyebut lead time itu dalam satuan menit, jam, hari atau bulan. Tapi tetaplah itu waktu tunggu.
Sama halnya dengan hidup kita, kalau mau sesuatu, kita juga perlu waktu dan usaha. Mau ke warung, setidaknya kita harus take time untuk berjalan kaki. Bahkan delivery pun, kita akan merelakan waktu untuk menelpon. Untuk hal yang lebih besar, cita-cita misalnya, kita tidak akan jadi pilot dengan seketika. Ada waktu, ada proses, demikianlah adanya.
Keempat: Ketaatan Pada Setiap Detail Transaksi Berpengaruh Besar Pada Kesuksesan
Sepele kalau ini. Berapa stok kita secara fisik, berapa di data kita. Itu saja deh. Kalau beda, dan apalagi beda signifikan, hasilnya adalah salah keputusan. Salah keputusan bisa berimbas banyak. Marketing ada opportunity loss atau potensial write off atau banyak yang lain. Bagaimana cara mengatasinya? Detail yang diperhatikan. Setiap pergerakan selalu dicatat dan jangan disepelekan. Itu saja.
Ini juga simpel sekali penerapannya dalam kehidupan. Ada di post lain blog ini yang membahas itu, judulnya Detail Kecil Yang Terlupakan. Silahkan dibaca disitu. Hehehe…
Kelima: Kelengkapan Sumber Kesempurnaan
Proses produksi akan berjalan dengan sempurna apabila seluruh komponen dari Bill Of Material terpenuhi lengkap. Kurang salah satu saja, maka potensi proses terganggu sangat besar. Itulah mengapa BOM yang disediakan lengkap akan menghasilkan kesempurnaan persiapan proses produksi. Imbasnya semua berjalan sesuai timeline.
Sama halnya dengan kehidupan. Kita mau ujian, tapi tidak memperlengkapi diri dengan hal-hal yang diperlukan saat ujian, pensil misalnya. Ya bubar. Itu pasti.
Keenam: Hidup Adalah Ketidakpastian
Berangkat dari forecast, planning produksi dirancang. Ketika forecast tidak terpenuhi, bergeserlah semuanya. Salahkah kita? Ya tidak, dari namanya saja sudah forecast, perkiraan, salah itu nama tengahnya. Jadi yang penting adalah selalu aware atas ketidakpastian ini.
Apalagi dalam kehidupan. Siapa yang tahu apa yang akan terjadi esok? Tidak semua orang pastinya. Itulah pasal ketidakpastian, karena satu hal yang pasti di dunia adalah ketidakpastian itu sendiri. 🙂
Ketujuh: Tidak Mungkin Memuaskan Semua Pihak
PPIC berada di tengah-tengah, semuanya dapat. So, dalam pelayanannya, pasti bertemu banyak pihak, dan pasti tidak dapat memuaskan semua pihak. Spiritnya cuma 1: sesuai arahan atasan/perusahaan. Jadi kalau ada pihak yang mungkin merasa dikalahkan, dikorbankan, itu ya perasaan saja.. hehe.. Toh, intinya orang bekerja kan demi kepentingan perusahaan. Kalau nggak gitu, ya nggak digaji dong?
Di kehidupan apalagi. Ngimpi kita memuaskan setiap orang yang kita temui. Pasti ada kalanya ada pihak yang harus dinomorduakan, karena ada yang prioritas. Itu keniscayaan.
Kedelapan: Proses Yang Baik Adalah Hasilnya
Orang produksi, hasil: produk. Peneliti, hasil: laporan riset. PPIC, hasil? Nggak jelas memang. Hehehe.. Tapi sebenarnya, hasil yang diharapkan adalah terjadinya proses yang baik. Ketika seluruh proses sesuai timeline, sesuai planning, dan tepat sasaran, disitulah kesuksesan. Ada simpangan, itulah kegagalannya. Abstrak, tapi ya terasa sekali.
Soal kehidupan? Kadang kita hidup untuk tujuan tertentu, mungkin itu berupa benda berwujud. Tapi kita pasti juga berinteraksi dan tujuan kita adalah kebaikan bersama. Kecuali orang sinting, tidak ada yang berinteraksi dan bersosialisasi untuk keburukan. So, goal-nya adalah kebaikan bersama itu tadi. Agak sulit dicerna kalau yang ini. Hehehehe..
Itu sedikit renungan saja. Sekali lagi, bukan bermaksud mendewakan profesi saya sekarang. Toh, saya juga masih sering salah, error. Tapi dari kesalahan kita belajar soal kehidupan dan tentunya kesempurnaan. Bukan begitu?
hehehehehe.. mantab.. kapan2 buatin prinsip jomblo dalam kehidupan ya..
LikeLike
berdasarkan pengalaman dengan anak dolanz2, yg penting jomblo itu pilihan, bukan hasil akhir.. hehehe…
LikeLike
Selamat siang, salam kenal
Blognya bagus, bahasanya oke, mudah dimengerti buat org awam.
Kebetulan saya juga lulusan sadar angkatan 30 hehe
LikeLike
Wah, jauh ya. Hahaha.
LikeLike