Menjadi Lebih Baik

Perjalanan Cikarang-Bogor-Cikarang sambil terkantuk-kantuk (thanks a lot for Pak Asep hehehe..), membuat saya melakoni kegiatan rutin saat perjalanan: melamun. Dan keping-keping peristiwa terbaru mengarahkan saya pada suatu memori permainan WE/PES di Play Station.

Tulisan ini tidak bermaksud membuat makna bahwa main WE/PES di PS itu baik sempurna, tidak sama sekali. Saya hanya ingin berbagi memori bagaimana kita sejatinya bisa menjadi lebih baik.

Alkisah, pada tahun 2009, dua orang rekan bergabung di permainan bola di PS yang di-liga-kan setiap periode tertentu. Dalam upaya tidak bikin malu, saya dan dua rekan itu rutin berlatih setiap Jumat malam, Sabtu, dan kalau perlu Minggu, tentunya di rental PS sesudah bekerja. Dengan anggapan akan dipakainya permainan PES, kami berlatih PES sepanjang waktu2 itu.

Saat permainan, muncullah WE sebagai basis liga. Persiapan kami hancur, dan kami menjadi 3 terbawah, pun juga jadi lumbung gol.

Beberapa liga kemudian, salah satu dari rekan tersebut hadir kembali di liga, tanpa latihan sama sekali karena tidak sempat, namun hasilnya: JUARA 1.

Well, apa intinya?

Banyak kisah from zero to hero di dunia ini, dalam lingkup yang dipersempit, mungkin kisah tadi bermakna sama. Kita dulu mungkin bukan apa-apa, tetapi dengan terus mendapat inputan, dengan terus berproses, dengan terus berupaya melakukan update diri, pasti ada perubahan.

Oke, rekan tadi memang tidak latihan sama sekali sebelum juara, tapi jauh sebelumnya, ia sudah bermain berkali-kali sampai pagi. Bahkan pernah dalam suatu liga, ia baru tidur subuh karena latihan, dan hasilnya gagal total. Disitu poinnya, setiap kegagalan selalu ada selanya. Ketika gagal di even pertama, jelas perbedaan basis game jadi soal. Solusinya, sesuaikan latihan dengan game yang dipakai pada pertandingan. Ketika kalah banyak, amati terus permainan lawan pada liga-liga berikutnya, dan pasti kita akan menemukan sesuatu. Demikian terus, setiap kesalahan-kesalahan mengumpan misalnya, akan hilang dengan rutin melakukan koreksi.

Tujuannya sederhana, menjadi lebih baik.

Sebenarnya, dalam beberapa hal pasti sudah saya dan kita lakukan. Pun ketika saya berubah dari 3 terbawah dan perlahan ke 3 teratas, bersama rekan tadi. Itu butuh proses, butuh usaha, dan butuh banyak hal yang saya sebutkan di atas. Ketika kita menjadi lebih baik dari sebelumnya, maka disitulah keberhasilan kita dalam melakukan koreksi.

Tinggal sekarang, gimana ya caranya menerapkan pada hidup sehari-hari, karena hampir selalu saya sendiri, sering terjebak (seperti kata Badai) di Kesalahan Yang Sama?

Apa jawabnya?  Itulah gunanya kita diberi otak untuk berpikir.

Selamat pagi sobat. Semangat!!! 🙂

Advertisement

Tinggalkan komentar supaya blog ini tambah kece!

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.