Libur lebaran dan tidak pulang kampung ke Bandung maupun Bukittinggi memang agak runyam. Saya sebagai PNS pasti libur, sedangkan istri saya hanya libur pas tanggal merah alias 5 dan 6 saja. Pengalaman berkata bahwa membawa bocah hanya untuk perjalanan 2 hari untuk kemudian balik lagi lebih banyak mudarat daripada manfaatnya. Jadi, ya sudah, stay saja di Jakarta.
Berhubung habis pulang dinas dari Surabaya, sesudah dipotong anggaran beli Spikoe dan beli Sei Aroma, ada sisa uang sedikit yang dikolaborasikan dengan promo besar dari online ticket agency kondang, maka saya dan istri memutuskan untuk melakukan staycation saja di Jakarta.
Salah satu target liburan kami adalah membawa Isto naik Mass Rapid Transit alias Moda Raya Terpadu alias MRT. Ya, meskipun dia juga nggak ngerasa, tapi lumayan sebagai seorang bocah kalau punya kisah naik moda transportasi paling ngehits se-Jakarta saat ini. Dengan demikian, lokasi staycation mengerucut ke tidak-jauh-jauh-dari-stasiun-MRT.
Dari beberapa pilihan, akhirnya kami memilih untuk menginap di Swiss-Belhotel Pondok Indah. Dulu, sih, pernah hampir ngereview makanan di hotel ini tapi karena hal yang saya sudah lupa, nggak jadi. Alasan utama sih karena posisinya yang dekat dengan halte TransJakarta serta kolam renang yang tampaknya paling menarik dibandingkan hotel-hotel di sekitarnya.
Lagipula, karena saya sudah cukup kenal dengan Swiss-Bel di berbagai kota–termasuk di Palangkaraya sebagai hotel terbaik di kota itu–jadi seharusnya tidak akan terlalu mengecewakan.
Apakah benar demikian?
Diantar sama Pakliknya Isto yang habis dolan ke rumah, saya dan Isto berdua sampai ke Swiss-Belhotel Pondok Indah. Lokasinya tidak jauh dari Stasiun MRT Lebak Bulus, hanya masuk kolong underpass baru saja. Soal underpass ini, kalau dari arah RS Pondok Indah, lokasi hotel persis di depan pintu masuk underpass. Jadi, kalau datang dari arah Pondok Indah, sebaiknya pelan-pelan mlipir ke kiri daripada bablas ke Lebak Bulus.
Kami hanya pesan kamar Deluxe, karena mampunya yang itu. Namun, pihak hotel tetap memberikan opsi yang ciamik dengan penempatan kamar 401. Yes, view kolam renang menjadi sebuah hal positif dari sebuah kamar kelas terendah. Terlebih, sepertinya balkon menjadi fasilitas di hotel ini untuk sebuah tipe kamar.
Jangan khawatir, balkonnya super aman. Meskipun Isto teriak-teriak ingin keluar kamar dan jalan-jalan di balkon, tidak ada potensi untuk jatuh atau apapun. Namun, cukup enak juga untuk sekadar menikmati gedung-gedung tinggi di bilangan TB Simatupang.
Meskipun pakai karpet, tapi tidak ada bau apek sebagaimana sering terjadi di hotel-hotel lain yang pernah saya datangi. Jadi lumayan sekali untuk batita menginap. Kamar mandinya juga cukup lapang untuk ukuran kamar hotel Deluxe di Jabodetabek. Kasur ya sebagaimana standar Swiss-Bel, tidak ada masalah juga.
Sore hari, sesudah Mama Isto pulang, kami langsung menuju kolam renang. Ternyata, hari itu juga banyak orang yang staycation di hotel yang sama, ditandai dengan hadirnya kakak-kakak di kolam anak-anak lengkap dengan balon masing-masing.
Kolam renangnya ada di lantai 1, sejajar dengan lobi dan resto. Jadi, harus melewati resto. Posisinya di bagian belakang hotel membuat kolam renang ini cukup nyaman untuk jadi tempat main-main. Soalnya, saya pernah ada di sebuah hotel yang kolam renangnya persis di depan lobi. Semacam cuma syarat doang ada kolam, gitu.
Kolam renangnya terbagi 2 dan tidak ada yang dalam-dalam banget. Kolam anak-anak tingginya 70 cm, sedangkan kolam dewasa kayaknya sih 2 kali lipatnya. Intinya sih saya nggak tenggelam meskipun nggak bisa berenang. Bau kaporit tidak terlalu terasa kalau lagi di kolamnya.
Kalaulah ada yang unik adalah banyaknya daun berguguran di kolam. Tentunya terkait dengan pohon-pohon yang ada di sekitar kolam. Cukup menarik, malah bisa jadi cara saya memotivasi bayi untuk berenang: mengumpulkan daun demi daun. Tenang saja, kolamnya rajin dibersihkan karena daun yang jatuh selalu hilang dalam beberapa jam.
Total jenderal dua malam menginap, kami berenang 3 kali. Sesudah berenang 30 menit, anak saya bisa tidur lelap hingga 3 jam. Pertanda si bayi menikmati permainannya di kolam pada setiap kesempatan.
Hal yang juga menyenangkan adalah lokasi hotel yang persis berada di depan halte Pondok Indah 1. Cukup naik dari halte ini, kita bisa meluncur ke Stasiun MRT Lebak Bulus dengan TransJakarta koridor 8 (Lebak Bulus – Harmoni). Nah, dari Lebak Bulus, barulah kami bisa naik MRT, entah ke Bundaran HI maupun tempat lain yang memang ingin dituju.
Sempat ada kasus kecil ketika baju renang yang kami letakkan di balkon untuk dikeringkan sejenak ternyata jatuh ke kamar di bagian bawah. Dengan baik hati, staf hotel membantu mencarikan baju renang tersebut. Saya tahu, karena saya tongkrongin itu baju dari balkon.
Terakhir, tentang Swiss-Cafe. Yha, sebagaimana Swiss-Belhotel lainnya, tidak ada yang terlalu signifikan enaknya dari hotel-hotel bermerk sama lainnya. Kebetulan sekali, dua minggu sebelumnya, saya habis menginap di Swiss-Belinn Tunjungan selama sepekan, jadi taste makanannya masih sangat familiar. Keunggulannya–mungkin karena terbiasa untuk staycation–hotel ini punya baby chair dalam jumlah yang cukup. Setidaknya, 2 kali sarapan, saya tidak pernah kehabisan baby chair. Bukan apa-apa, dengan anak yang polahnya luar biasa, kursi bayi itu adalah kebutuhan primer.
Yha, semoga ada rejeki lain lagi sehingga sebagai Bapak Millennial yang bisa merasakan nginap di hotel itu pertama kali umur 22 tahun karena perjalanan dinas dari Palembang ke BSD, saya tetap bisa memperkenalkan Isto pada kehidupan di hotel yang dalam 1-2 hari itu terasa menyenangkan.
Nah, kalau sudah seminggu, dan dalam rangka kerja, ya lain lagi~
2 thoughts on “Staycation Menyenangkan di Swiss-Belhotel Pondok Indah”