Debut Periksa Dokter Umum Pakai BPJS Kesehatan

Salah satu hal yang cukup absurd dari diri saya adalah suka sakit kalau lagi stress. Mungkin lebih tepatnya kalau lagi ada hal yang sangat mengganggu. Beberapa waktu belakangan ada yang cukup mengganggu pikiran terkait dengan karir dan saya langsung jadi sakit karenanya. Heuheu.

Kebetulan posisinya saya sudah pindah Faskes BPJS Kesehatan ke klinik tempat Isto dititipkan sehari-hari. Isto juga di klinik yang sama. Bayangannya kan kalau ada apa-apa, bisa langsung ke klinik yang notabene tiap pagi dilewatin pas nganterin anak.

Nah, debut pemeriksaan saya di klinik itu pada akhirnya ya sambil nunggu jam jemput Isto. Kebetulan pulang tepat waktu dan keretanya juga dapat yang lebih dahulu jadinya bisa sampai di daycare 45 menit sebelum jam tutup daycare.

Pada dasarnya ini adalah kali pertama saya periksa dokter umum pakai BPJS. Kalau ingat tulisan terdahulu, saya malah debut pakai BPJS langsung ke dokter spesialis urologi dengan tagihan berjuta-juta. Untunglah saya peserta yang iurannya dibayarin jadi selalu bebas tagihan.

Kebetulan pula, sejak lama saya juga tidak pakai kartu fisik lagi karena sudah sejak mengurus tambahan kartu Isto telah menginstall aplikasinya. Kartu kan doyan keselip-selip ya. Untungnya sih pakai kartu yang ada di aplikasi tetap dilayani.

Photo by Gabby K on Pexels.com

Satu hal yang saya lantas tahu adalah kita bisa saja pakai kartu BPJS di tempat yang bukan faskes pertama asal beda kota dan tidak lebih dari tiga kali. Begitu setidaknya menurut mbak-mbak yang mengurusi pendaftaran saya.

Pada akhirya saya diperiksa oleh dokter yang sering saya lihat kalau lagi antar jemput anak. Pemeriksaan dokter umum yang pada umumnya saja. Poinnya sih, saya diberikan surat sakit karena melihat gejala yang ada dan durasi sakit yang sudah cukup lama. Sayanya aja yang masih ngeyel ngantor.

Obat-obat yang diberikan kebetulan pas relevan. Asumsi saya, tentu obat seperti Mertigo SR yang jadi andalan saya kalau lagi mumet tidak disediakan. Wong dulu zaman masih Askes pas di Palembang juga nggak ditanggung kok. Ya, namanya juga BPJS tentu obatnya juga sesuai formularium dan tidak sembarangan ngasih yang ngadi-ngadi.

Demikianlah pengalaman saya dalam debut periksa dokter umum perdana pakai BPJS setelah beberapa waktu sebelumnya debut pakai BPJS langsung ke dokter spesialis karena sempat masih UGD. Sejauh ini sih nggak ada masalah dan semoga ke depan juga tidak ada masalah berarti untuk menggunakan BPJS. Amin~

Advertisement

Tinggalkan komentar supaya blog ini tambah kece!

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.