Saya bekerja di perusahaan farmasi selama 4 tahun 10 bulan. Kurang 2 bulan untuk bisa masuk TK. Saya kemudian resign alias mengulang (re) tanda tangan (sign) di angka itu. Ya pada intinya saya ini dulu karyawan di perusahaan farmasi. Nah, selama bekerja itu saya tentu saja juga mengamati rumput tetangga karena rumput tetangga katanya lebih hijau. Saya bahkan pernah diterima di sebuah perusahaan farmasi berlatar belakang hijau, dengan gaji yang lumayan bikin ngiler netes. Cuma memang saya tipe pria setia, setia pada yang warna merah.
Nah, sembari jadi karyawan, saya juga mulai jadi blogger, hingga akhirnya blog ariesadhar.com ini ada, serta kemudian buku Oom Alfa juga lantas nongol. Sejak itulah saya mulai tahu soal pagerank hingga perihal Alexa sebagai patokan pemeringkatan website yang ada di seluruh dunia maya. Oh, dunia lain tentu saja tidak termasuk, itu hanya milik Harry Panca. Silakan lambaikan tangan anda ke kemera yang ada disana.
Okesip.
Saya lalu coba iseng-iseng tidak berhadiah, seberapa peduli para pemilik perusahaan farmasi itu dengan websitenya. Saya lalu mengambil sampel alias nyampling, dan bukan nyemplung, dari beberapa perusahaan farmasi yang cukup terkemuka. Yah, jelek-jelek begini kalau bos ngomong saya kan juga memperhatikan data-data yang ditampilkan.
Nah, sebagai standar, saya mencoba membandingkannya dengan blog saya sendiri, iya blog ini, ariesadhar.com.
Blog ini ada di peringkat 1,6 juta sedunia. Lumayan juga, lumayan terpuruk maksudnya. Eh, memangnya terpuruk? Sesudah saya melihat peringkat sebuah perusahaan farmasi terkemuka, benar juga. Peringkatnya lumayan kece.
Lumayan lho, ketika ariesadhar.com ada di nomor 54 ribu-an, perusahaan farmasi yang ini ada di nomor 15 ribu-an. Jadi wajar ketika blog sebuah perusahaan yang tentunya ditunjang oleh aneka tim IT dan orang-orang yang ahli menang dari sebuah blog pribadi yang jarang-jarang ditengok oleh pemiliknya, seperti halnya blog saya ini.
Eh, begitu saya melihat ke website perusahaan lainnya, saya langsung pengen ke Bandung untuk mengelus Dada. Dada Rosada. Kenapa? Karena tidak ada satupun yang ada di atas ariesadhar.com! Padahal secara dagangan, saya tahu jelas bahwa perusahaan-perusahaan itu pemimpin di bidangnya masing-masing.
Lihat nih, salah satu pemimpin pasar.
Global Rank-nya nggak jauh-jauh benar dari ariesadhar.com. Padahal mestinya orang IT atau orang komunikasi korporatnya ada dan harusnya juga jago. Tapi masak cuma 11-12 sama sebuah blog sederhana ini?
Itu baru satu. Yang lain?
Noh! Jauh bener sama ariesadhar.com! Padahal secara dagangan, dijamin situ-situ yang pernah opname pasti pernah mencicipi obat-obat dari pabrik yang di atas ini, entah lewat mulut atau lewat jarum yang nancep di infus.
Oya, masih ada lagi sih.
Dan kemudian ada juga ini.
Bahkan ada website yang bagus, yang kapan itu promo gender para pimpinannya, eh ternyata peringkatnya juga nggak bagus untuk ukuran sebuah perusahaan–menurut saya lho.
Lha jangankan itu, wong kumpulannya sendiri di GP Farmasi, peringkatnya juga begini:
Yah, begini-begini saya juga bekas orang perusahaan. Jadi, peringkat Alexa web-web tersebut sungguh bikin trenyuh. Kenapa ya kira-kira perusahaan farmasi nggak peduli pada websitenya masing-masing sehingga profil yang di atas ini terjadi? Apakah karena memang jualannya obat resep sehingga tidak perlu populer-populer banget? Ya nggak apa-apa sih, ini kan pilihan sikap dari internal perusahaan. Saya berada dalam posisi bahwa jika saya adalah orang IT atau komunikasi korporat di perusahaan itu, saya nggak terima jika website saya kalah Alexa hanya dari seorang mantan karyawan pabrik dengan harga domain setahun hanya setara ongkos taksi sekali berangkat Cikarang ke Bandara.
Gitu aja sih. Monggo, terserah. Saya tak liburan sik.
Adios!
One thought on “Perusahaan Farmasi Nggak Peduli Websitenya”