Senja berlalu, sudah senja ke seribu delapan ratus dua puluh lima
Senjakala, saat keindahan berpendar di kejauhan
Senjakala, ketika tercekat diam tanpa gerak
Senjakala, masa menyebut bahwa indah itu untuk dikagumi
Senjakala, pas bahwa aku tercekat dan kagum atas pendar keindahan di kejauhan
Jauh? Ah, tidak juga
Sedikit dekat, mungkin, tapi pendar indah itu membuatnya jauh
Sedikit dekat, hanya terhalang sirnanya gerak karena tercekat
Sedikit dekat, pengagum keindahan tidak boleh terlalu dekat
Sedikit dekat, pendar indah jauh yang terasa jauh karena gerak tercekat
Ini hanya sepotong kata, di kala senja
Kata, kumpulan huruf-huruf yang sejatinya mati
Kata, bunyi-bunyi nan terangkai bermakna
Kata, sekadar huruf dan bunyi yang punya makna
Kata, kala rangkaian huruf, bunyi, dan makna dapat mengubah dunia
Ini hanya sepotong kata kala senja
Menyebut cinta kala silau pendar pesona
Melontar jiwa, berupaya meraih asa
Asa tersimpan, sepanjang senja
Senja yang sudah berlalu ribuan kali
Ini hanya sepotong kata, kala senja
Keluarlah dari peraduanmu, pijarkan pendar pesonamu
Lebih kuat, lebih dahsyat, agar aku mengerti betapa indahnya dirimu
Agar aku mengerti, bahwa keindahan itu pun bisa jadi milikku
Sekali lagi,
Ini hanya sepotong kata kala senja
Cikarang, 4 Juli 2011
—-
Asli puisi saya, maaf kurang berkualitas, sudah lama nggak nulis puisi hehehe…