Kalau pecinta FPL Indonesia melihat home pada dashboard FPL mereka, pasti akan bangga karena di deretan 5 besar Most Valuable Teams dunia ada 2 tim dengan nama sama yakni Kemenkeu FC. Per 1 Januari 2019, Kemenkeu FC ada di nomor 1 dan 4. Keduanya dipegang oleh 1 manager yang sama yakni Bima Arif (O BISA SAJA BEB).
Besar kemungkinan bahwa Bima Arif (O BISA SAJA BEB) merupakan pegawai Kementerian Keuangan Republik Indonesia, bisa PNS, bisa juga pramubakti. Lebih mengerucut lagi, kemungkinan itu semakin besar karena Kemenkeu FC tampil di Liga Bea Cukai RI yang membernya mencapai 515 orang! Jadi, dari angka ini, kemungkinan besar ada 500-an pegawai Kementerian Keuangan khususnya Direktorat Jenderal Bea Cukai yang menjadi manajer FPL! Sebuah angka yang sangat besar untuk sebuah liga, dan untuk sebuah Kementerian di Indonesia.
Menariknya, tim Kemenkeu FC tampak memang dibangun hanya untuk menjadi tim dengan nilai tertinggi. Hingga pekan ke-21, tercatat tim Kemenkeu FC yang jadi nomor 1 di Most Valuable Teams dunia itu sudah melakukan 166 kali transfer! Alias lebih dari 8 kali transfer per GW, karena tim itu juga sudah pakai kartu bebasnya.
Demikian pula dengan overall rangking yang ada di posisi 5 jutaan serta posisi di Liga Bea Cukai RI yang juru kunci karena kebanyakan minus, tampak jelas bahwa tim ini betul-betul diset untuk bisa menjadi Most Valuable Teams, dan uniknya memakai nama Kemenkeu FC. Dengan demikian nama Kemenkeu secara umum bisa lebih mendunia. Ingat, FPL dimainkan oleh jutaan orang di seluruh dunia.
Satu yang juga unik, manajer tim ini tampak bertujuan bikin mumet lawan. Lihat saja formasinya:
Menaruh 3 pemain yang sama-sama injury alias sudah merah DARI TIM YANG BAKAL SALING BERHADAPAN, bahkan sebagai kapten dan vice captain itu sepintas terlihat bodoh atau lupa password. Eh, kemudian kita melihat di bench-nya bahwa ada Eden Hazard, ada Harry Kane, dan ada Paul Pogba. Jadi, tim ini secara autosub pasti langsung berjaya. Ada kemungkinan, tim ini main di liga offline (pakai hitungan Excel) sebagaimana dimainkan oleh FPL Ngalor Ngidul, yang melihat capaian per pekan, tanpa peduli minusnya. Model seperti ini sangat memungkinkan adanya efek kejut bagi lawan-lawannya.
Tim Kemenkeu FC yang jadi numero uno itu sendiri baru eksis 2 musim, jelas lebih muda daripada para pemain FPL Ngalor Ngidul yang sudah 7 musim bermain FPL, namun siapa tahu bahwa manajer Kemenkeu FC ini sudah main sejak era Gordon Banks.
Ya, tho~
PNS main game seperti FPL jelas bukan kesalahan. Bagaimanapun PNS punya kehidupan. Lagipula main FPL tidak menghabiskan waktu seperti game online, kok. Hanya butuh klak-klik sedikit, sekali setiap pekan. Sisanya? Deg-degan.