4 Alasan Liverpudlian Adalah Pasangan yang Baik

Hidup di era kekinian itu kadang ribet. Dulu kala nggak ada agama, nggak ada partai, nggak ada klub sepakbola. Nah, kadang ada hal-hal yang semacam itu, yang kemudian memberikan batas-batas jika hendak berhubungan dengan lawan jenis, atau sesama juga boleh asal paham konsekuensinya di negeri ini. Tahu sendiri, dulu karena problematika Prabowo dan Jokowi, ada saja pasangan berkasih-kasihan yang putus. Pekok. Wong, Pak Bowo dan Pak Joko malah habis itu salam-salaman dan cipika-cipiki.

article-1363104-00AD5454000004B0-697_634x415

Sejenis dengan kiblat politik, kiblat klub sepakbola juga cukup mendasar. Ada teman saya, emak-emak Milanisti yang menikah dengan Interisti habis. Sprei anaknya Inter, tapi nama anaknya Nesta. Menurut pertanyaan saya kepada yang bersangkutan, ternyata itu sudah pembagian. Sampai sedemikian dampak kiblat klub sepakbola ini. Dan salah satu yang lumayan mentereng di dunia adalah Liverpool. Maka jangan heran, kalau kamu jomlo, bersiaplah pada keadaan bahwa banyak fans Liverpool alias Liverpudlian yang beredar di luar sana dan siap menjadi pasangan.

Tapi ternyata, ya, para Liverpudlian itu punya beberapa keunggulan yang menjadi mereka adalah pasangan yang baik. Mau tahu? Ini dia.

Liverpudlian Adalah Orang yang Menghargai Sejarah

Berbicaralah dengan Liverpudlian, niscaya mereka akan sangat paham sejarah, terutama pada bagian fakta bahwa Liverpool memiliki belasan gelar juara Liga Inggris. Coba sekalian tanyakan juga tahunnya, mereka akan dengan bangga pula bahwa terakhir kali Liverpool juara Liga Inggris adalah tahun 1990. Ya, kira-kira sudah lima belas tahun berlalu. Kalau waktu itu ada yang beranak, sekarang anaknya sudah bisa menulis mentions ke @jokowi sambil mencak-mencak.

Selengkapnyah!

Oase Sunyi di Pejompongan

Di balik gedung-gedung tinggi yang bisa disaksikan dari Tol Dalam Kota maupun Jalan Sudirman, rupanya tersimpan juga tempat dengan suasana sepi dan cukup mendukung untuk beribadah. Maka, #KelilingKAJ kali ini mencoba merambah tempat tersebut. Dapat diakses dari Jalan Bendungan Hilir, namun lebih gampang diakses dan memang masih merupakan daerah Pejompongan, dengan menunggang si BG saya akhirnya sampai ke Gereja Kristus Raja Pejompongan. Saya jadi ingat beberapa tahun silam di Paroki Ibu Teresa Cikarang, ada penggalangan dana dari umat dan Pastor paroki ini, ternyata hasilnya oke juga. Sebuah Gereja yang disebut sebagai Gereja Daun.

Untuk dapat mencapai Gereja ini, jalur termudah adalah lewat Pejompongan. Ketika ada perempatan, yang ke kanan ke LAN, belok kiri, kemudian ada perempatan belok kanan, lantas belok kiri lagi, kita akan ketemu bangunan bernuansa hijau yang persis berada di depan kantornya seorang politisi. Disitulah Gereja Daun berada.

Selengkapnya!