Siapa Itu Nil Maizar?

Hari-hari gini banyak tuh yang apriori melihat sosok yang SELALU berdiri di tepi lapangan kala tim nasional Indonesia bermain. Ya, tentu saja. Setelah melihat deretan bule dari tahun ke tahun, termasuk bule yang hobinya NULIS (tebak siapa!), kini ada orang lokal yang melatih tim nasional Indonesia.

Kening pasti berkerut. Secara orang ini kurus, tidak seperti Bung Bendol. Orang ini berkumis, tidak klimis seperti Coach RD. Lalu siapa orang ini?

Sosok itu adalah NIL MAIZAR.

sumber: yiela.com

Ya, kalau sekarang banyak yang heran dengan nama ini, saya sih sudah sempat terheran-heran dengan nama yang sama pada tahun 2010 silam. Waktu itu, tahun 2009, tim Semen Padang sedang berbenah. Didatangkanlah pemain-pemain hebat dan pelatih terkenal, Arcan Iurie.

Hasilnya? Semen Padang kembali ke kasta utama Liga Indonesia. Saya kembali menyimak sepak terjang tim favorit saya ini. *ehm, aslinya sih PSKB Bukittinggi, tapi berhubung nggak ada gaungnya, ya sudah geser ke ibukota saja*

Lah kok pelatihnya bukan Arcan Iurie lagi?

Yak, manajemen Semen Padang dengan berani menunjuk Nil Maizar menjadi pelatih, dan hasilnya? Tidak ada yang bisa mencoreng rekor SP di Agus Salim. Bahkan kalau tidak karena beberapa hasil tandang yang buruk, SP sebenarnya bisa juara. You know lah Liga Indonesia. Hehehe..

Permainan SP sebenarnya standar, bahkan bisa ditebak. Ya, SP waktu itu, di musim yang itu mengandalkan formasi 4-4-2. Pergantian pemainnya sudah sangat jelas. Striker Suheri Daud hampir pasti masuk, lalu Elie Aiboy hampir pasti diganti. Edward Wilson nggak akan tergantikan. Ya, semacam itulah.

SP kemudian join ke IPL dalam kekisruhan sepakbola kita. Dan persis pasca Indonesia dibabat 10-0 sama Bahrain (bisa lebih karena ada 2 penalti yang ditepis), Aji Santoso mundur dan datanglah Nil Maizar ke tim nasional.

Hal simpel dan sederhana, siapa sih pelatih yang mau ngelatih tim nasional yang tidak utuh, yang lagi kisruh? Dia mempertaruhkan namanya sendiri untuk prestasi yang buruk. Tapi Nil Maizar, yang lahir 2 Januari 1970, ini memilih mendengarkan panggilan tim nasional alih-alih menolak. Putra Minang asli Payakumbuh ini positif memegang tim nasional Indonesia.

Kalau dulu suka baca Singgalang dan Haluan, pasti tahu dengan nama Nil. Ya, selepas jadi skuad PSSI Garuda II di awal 1990-an, Nil Maizar bergabung ke Semen Padang (1992-1997) dan kemudian pindah ke klub tetangga (1997-1999). Ini jaman-jaman saya baru bisa baca koran, dan kebetulan Haluan itu hampir pasti ada di meja Bapak. Hehehe..

Selepas jadi pemain, Nil Maizar bergabung di tim kepelatihan Semen Padang sebelum kemudian mencuat menggantikan Arcan Iurie, sesuai cerita di atas.

Yang unik ternyata pelatih ini sangat filosofis sekali. Coba lihat kutipan ini:

Salah satu yang paling favorit bagi pelatih yang punya koleksi ratusan buku ini adalah kisah heroik Jabal Al-Tarik saat menaklukan Andalusia. Saat mendarat di pantai  Andalusia, Jabal Al-Tarik memerintahkan serdadunya untuk membakar kapal-kapal mereka, sehingga tidak ada pilihan lain bagi serdadunya, selain maju bertempur dan memenangkan peperangan.

“Inti yang ingin saya berikan dari kisah itu kepada pemain, kalau kita sudah di lapangan tak ada lagi hal lain yang dipikirkan, kecuali fokus pada pertandingan dan berjuang keras memenangkan pertandingan,” katanya.

Lalu juga kutipan ini:

“Saya sadar itu (melatih timnas) adalah sebuah risiko. Banyak yang bilang, ‘Ngapain saya ke timnas? Lebih baik tetap di Semen Padang. Apalagi Semen Padang sedang onfire. Tapi, saya selalu bilang, saya melatih timnas dengan sebuah kejujuran. Saya juga mencoba menapak tangga yang lebih tinggi,” beber Nil.

Saya sebagai fans, sebenarnya menyayangkan, karena kemudian SP agak gamang meski kembali di bawah asuhan mentor-nya Nil, Suhatman Imam. Untung akhirnya tetap juara 🙂

Pernyataan ini juga menarik:

“Jangan pernah meremehkan tim ini. Ingat salah satu kunci kehidupan ini. Jangan pernah menganggap remeh suatu hal yang tidak Anda ketahui. Percayalah, suatu saat orang akan lebih dari yang Anda bayangkan. Kalau Anda menzalimi orang, Anda akan mendapatkan hal yang sama,” saran Nil.

Sungguh sebuah profil yang dalem, maklum, Capricorn. Hahaha..

Tapi, melihat tingkah Nil Maizar dari dulu selalu unik. Satu hal, dia hampir pasti pakai kemeja lengan panjang. Lalu aktif bergerak mengarahkan pemain, dan itu terjadi sepanjang pertandingan. Dan yang paling asyik kelihatan ketika lawan Singapura kemarin, dia tetap ada di tepi lapangan. Ikut berhujan-hujan ria. Asli, kalau begini saya jadi ingat pelatih timnas yang hobinya NULIS. *sensi amat yak*

Ya, sungguhpun Nil Maizar mungkin bukan pilihan terbaik dari sekian pelatih TOP di Indonesia, tapi dia membuktikan kalau MAU berada di kondisi semacam ini. Yang bahkan–maaf–coach RD pun mundur karena alasan pemilihan pemain.

Jangan salah, Nil Maizar mungkin memegang rekor buruk yakni GAGAL MENANG lawan Laos. Tapi ingat, Thailand pun di 2010 juga ditahan imbang Laos. Dan ingat lagi, sederet pelatih sejak 1998 tidak ada yang bisa membawa Indonesia mengalahkan Singapura. Lihat apa yang dilakukan Nil dan skuadnya semalam? 1-0 untuk Indonesia 🙂

Lepaskan kebencian, semua demi satu. GARUDA!

*meskipun saya yakin, kalah dan menang selalu akan jadi kontroversi nggak mutu di forum, di dunia maya, hingga di televisi*

Ah, sudahlah..

Selamat berjuang, Uda!

Advertisement

Tinggalkan komentar supaya blog ini tambah kece!

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.