Polbek – Prolog

Jogja panas walaupun sudah sore-sore sendu. Sebuah kipas angin dari jaman batu masih setia bertiup ke satu arah. Yah, benda itulah satu-satunya penyejuk di kamar kosku yang sebenarnya nggak kecil-kecil amat, tapi mendadak kecil karena seluruh kenangan hampir 8 tahun disimpan di ruangan yang sama. Kipas itu aku beli di pekan pertama aku menjadi penghuni Jogja, itu sudah hampir 8 tahun yang lalu. Waktu itu aku baru masuk SMA, sekarang sudah lulus kuliah. What a long time.

Sebuah kemeja hitam lengan panjang terhampar manis di depanku. Sebuah setrikaan model jadul juga sudah mengambil posisi siap sedia. Kipas, kemeja, setrika, dan aku. Oh, kelupaan. Ada juga sebuah monitor yang merangkap layar televisi dengan bantuan TV Tuner. Sungguh sebuah sore hari yang kelam bagi anak kos.

Aku melihat jam, dan sudah mendekati angka 6. Aku lantas mulai mengintimkan hubungan kemeja hitam dengan setrikaanku. Dalam suasana yang hangat mereka bercumbu. *ini apaan sih?*

Dalam waktu yang tidak lama lagi, aku yang adalah seorang PENGANGGURAN, akan berangkat ke Bandung dalam rangka wawancara kerja. Minggu lalu aku ditelepon sebuah perusahaan yang lumayan wahid, kurang dari 24 jam sesudah aku memasukkan aplikasi via seorang kakak kelas. Ya, namanya juga usaha cuy!

“Peluklah diriku dan jangan kau lepas….”

Sebuah lagu dari Alexa yang berjudul “Jangan Kau Lepas” tiba-tiba terdengar. Itu sudah pasti dari handphone baruku yang sebenarnya berwujud lebih mirip remote AC karena kecil dan warnanya putih. Untung nggak ada AC di kamar ini, jadi nggak akan ada kejadian tertukar antara HP dengan remote AC.

Kucari-cari HP yang kubeli karena merupakan HP Slide yang paling murah itu. Tubuhnya tertindih bantal di atas kasurku. *ini apa pula sih?*

Sebuah nomor, 021, meneleponku sore-sore begini. Ada apa gerangan?

“Selamat sore.”

“Iya, Mbak. Selamat sore.”

“Maaf menelepon sore-sore.”

“Sudah saya maafkan, Mbak.”

“……”

Oh, oke. Yang sebenarnya bukan begitu. Lagian mana berani saya bilang begitu? *yang bener aja*

“Mau memberitahukan, setelah kami diskusikan dengan user hasil wawancara kemarin, maka kamu diterima. Sekarang bisa kita jadwalkan untuk medical check up?”

Berasa dunia ini berputar. Yah, 3 minggu yang lalu aku interview di sebuah perusahaan dan sepulang dari sana, aku tergolek lemah seharian gegara nggak ada telepon konfirmasi dari perusahaan itu. Ya sudah, aku bermaksud pasrah dan tawakal pada kegagalan yang kesekian itu. Ketika aku sudah lupa, sudah tidak berharap, eh dia nongol lagi. Lebih oke lagi ketika harapan itu kembali persis ketika aku sedang menyetrika baju guna interview besok di Bandung.

Ini kerjaannya semesta pastinya.

Telepon sore itu adalah pembuka semua jalan yang lantas ada di depan. Aku menerima tawaran itu dan bergabung dengan perusahaan farmasi yang terkemuka, di sebuah kota bernama Palembang.

* * *

Aku punya cukup banyak aset ketika jadi anak kos. Sebuah sepeda motor yang umurnya baru 1,5 tahun tersedia. Sebuah desktop lengkap juga ada. Tapi aku juga punya adik yang butuh desktop itu, dan adik lainnya yang butuh sepeda motor itu.

Maka, kutinggalkan semuanya di Jogja.

Dan aku memulai semuanya di Palembang, nyaris tanpa apa-apa. Aku menjadi pelanggan rutin warnet di dekat kos-kosan. Aku juga pelanggan setia angkot hijau Ampera-Lemabang. Aku tentunya juga menjadi nebengers sejati. Ya, nyaris nggak modal pokoknya. Aku menjalani hari-hari yang sulit tanpa segala fasilitas yang bisa memudahkan itu, dan syukurlah kalau aku akhirnya masih bisa SURVIVE.

Sampai suatu hari tiba: gajian plus bonus tahunan.

Sejumlah uang yang cukup besar bagiku, kini siap memberiku kelengkapan hidup. Sebuah nominal yang sudah kurencanakan peruntukannya, sebuah angka yang akan mengubah hidupku.

Maka aku memulai perjalanan dengan membeli sebuah TAS.

Advertisement

Tinggalkan komentar supaya blog ini tambah kece!

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.