Menikmati Cuti

Beberapa hari yang lalu saya cuti. Sebenarnya saya itu terpaksa cuti, lha dalam waktu sangat dekat, jatah penghabisan cuti itu akan ED. Daripada hangus, jadilah saya cuti. Padahal, asli, saya sama sekali nggak pengen cuti, pengennya kerja. *opo iyo?*

Oke, hari cuti itu saya nikmati dengan menyaksikan drama di Bernabeu, Muenchen lantas menang adu penalti. Tambahan setengah jam plus plus yang biasanya membuat galau karena itu tandanya istirahat berkurang, kali ini saya nikmati, lha wong saya mau cuti kok. Walhasil, jam setengah 6, ketika teman kos lain berbangunan, saya malah mulai micek. Mantap sekali.

Setengah 10, saya bersiap dan berangkat mencari moda transportasi guna mendekatkan orang Cikarang dengan ibukota, 121A. Baiklah, saya pengen jalan-jalan ke Jakarta. Dan mestinya di hari kerja dan jam kerja, Jakarta tidaklah terlalu ramai. Ramainya kan kalau pulang kerja. Iya nggak sih? Nggak tahu, makanya dicoba.

Berbekal sendal dan tas gembel yang menandakan saya ke Jakarta bukan buat interview, saya berangkat. Tujuannya, bagian di Jakarta yang asrinya minta ampun kayak hutan, menurut saya sih. Tempat itu bernama CIGANJUR. Dari Cikarang, saya turun di Polda, lanjut Dukuh Atas sampai Deptan, terus capcus pakai M20 yang ngetem jaya. Baiklah, tiga setengah jam dari Cikarang ke Ciganjur, dua tempat yang sama-sama Ci tapi jaraknya astaganaga. Saya makan burjo sejenak. Suerr, ini nggak kayak ibukota yang sinis, pedih, dan tragis layaknya saya temui sebelum-sebelumnya.

Dari situ saya lantas capcus pulang dan kebetulan dapat Kopaja AC. Aslinya saya bisa turun di Deptan dan lanjut busway. Tapi entah kenapa pengen nyicip Kopaja AC walaupun itu berarti putar-putar Jakarta via Pondok Indah, Gandaria, dll. Lumayan sih. Saking ngebetnya, saya malah bablas karena itu Kopaja nggak lewat Semanggi, jadilah saya turun dan naik busway koridor 9 untuk ke Semanggi.

Di Semanggi saya lari-lari ke dalam guna mencari sebuah buku. Yak! Untuk pertama kalinya nama saya nongkrong di toko buku meski tingginya hanya 0.5 cm dan lebarnya hanya 5 cm. Tapi itu masuk di jajaran BUKU BARU. Alangkah senangnya! Antologi cerpen itu setidaknya membuat nama saya ada di Gramedia. Hehehehe. Langsung saya borong 3.

Keluar dari Semanggi itu perkara tersendiri, berkali-kali kesana PASTI kesasar. Pun kemarin. Ah, baiklah, saya lalu keluar dan menunggu kendaraan balik Cikarang. Seperti biasa, butuh ketakwaan tinggi supaya nggak murtad ambil jurusan lain kalau nunggu bis Cikarang di Semanggi. Asem bener kok. Akhirnya dapat bis Lippo.

Sampai ke kos, jam lima lebih dikit. Mirip jam pulang kerja. Kos masih sepi. Hmmm…

Jadi? Ya gitu sih, entah apa inti cerita ini. Hahahahaha…

Advertisement

Tinggalkan komentar supaya blog ini tambah kece!

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.