Bapak Supir Taksi

Hmm..  Hari ini aku naik RIA Taksi, supirnya bapak tua, wajarnya sih dipanggil simbah, terutama dilihat dari keriput dan rambutnya yang memutih. Sebenarnya agak berjudi juga memilih bapak ini sebagai supir taksinya, tapi mengingat terakhir naik taksi Balido SMB-Lr Famili aku dijadikan objek balapan oleh supir muda, mungkin sesekali memilih supir tua adalah solusi yang baik.

Nggak banyak cerita sebenarnya, hanya suatu momen ketika membayar.

“Piro pak?”

Argo menunjuk angka 31 ribu sekian, kuanggap 32 ribu.

“tambah parkir 2000”

Aku tidak berhitung soal berapa-nya saat itu, karena uangku pecahan 50rb, so dijamin akan ada kembalian. Jadi kuserahkan saja uang biru itu ke pak supir taksi.

Sejurus kemudian ia menyerahkan yang sebesar 21 ribu.

Aku terdiam sejenak, dan baru mulai menghitung, kok ada yang aneh, emang tadi ongkosnya berapa, dsb..

“nggak salah pak?”

“32 tambah parkir 2 ribu, jadi 34, brarti kembaliannya…”

“16”

“Maaf ya, maklum sudah tua”

Well, sejujurnya waktu tadi bertanya kembali, ada sejurus pikiran, ambil nggak ya, lumayan 5rb. Tapi untunglah Tuhan memberi sisi baik pada manusia berdosa sepertiku untuk tidak melakukannya.

Kalau mau dipikir-pikir, ini taksi argo, jadi berapapun output dari argo itu adalah benar biaya yang harus kita bayar karena memakai jasa taksi, yang juga berarti segitulah jatah si bapak. Kalau memang segitu jatahnya si bapak, apa haknya kita mengambil? Nggak ada kan? Kalau aja si koruptor-koruptor di atas sana mikir kayak gini ya. Aku juga heran tiba-tiba dikasih wangsit untuk bertindak baik. hehe..

Satu lagi, meski kesalahan yang ia lakukan sejatinya menguntungkan diriku, tetap saja si bapak bilang maaf.. Menurut pengalamanku, sangat sulit untuk kita meminta maaf ketika kita merasa rugi, atau kesalahan kita menguntungkan orang lain.. Iya nggak sih?

Terima kasih kepada bapak supir taksi atas pelajarannya yang sungguh menarik. 🙂

Advertisement

5 thoughts on “Bapak Supir Taksi”

  1. good job, i like it..
    hmmm…pelajaran berharga mmg srg didapatkan dari lingkungan rakyat biasa. Dr hidup seadanya tp memaknai hidup luar biasa..

    Like

  2. lucu gan..
    btw ini ria taksi jogja bukan ya?
    kalo iya,sepertinya sy dpt membayangkan scra real.
    memang byk cerita lucu dan menarik d perjalanan taksi..
    jgn kapok naek ria taksi ya,pak.

    Like

Tinggalkan komentar supaya blog ini tambah kece!

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.