
Salah satu bentuk penyesuaian dari penyedia kartu kredit telah dilakukan. Per bulan lalu, saya dapat informasi bahwa ada pengurangan pembayaran minimal. Angka yang dulunya sudah rendah, jadi semakin rendah. Hal ini paralel dengan penyesuaian bunga per bulannya juga jadi sedikit lebih rendah.
Tentu, pasalnya adalah kemampuan bayar berkurang. Kita tahu, pandemi bikin ekonomi ambyar kayak menghadiri nikahan mantan. Boleh jadi, bank hanya berpikir bahwa yang penting ada uang yang masuk.

Akan tetapi, bagi orang-orang yang punya hutang di kartu kredit, TERLEBIH YANG PUNYA KEBIASAAN BAYAR MINIMAL, harus waspada. Soalnya, dampaknya tentu sangat besar.
Sebagai gambaran, jika kita utang 10 juta, maka dulu bayar minimalnya 10% alias sejuta. Sekarang di 2 penyedia CC yang saya langgan, turun jadi 5%. Artinya, ibarat kata kita beli laptop 10 juta gesek doang maka di bulan depannya cukup bayar 500 ribu saja dan kita bebas dari telepon debt collector.
Kebiasaan bayar minimal itu dapat menyebabkan ada pikiran bahwa “ada sisa uang”. Jadi misalnya tadi bayar 1 juta, terus kemudian jadi hanya bayar 500 ribu, maka perasaannya boleh jadi adalah “Wah, ada sisa 500 ribu nih”.
Perasaan itu tentu sangat berba-hay-hay. Sebab, yang 500 ribu itu masihlah merupakan utang. Hanya ditunda saja–dan tentu saja jika tidak dibayar maka menjadi korban bunga yang akan terus terakumulasi dari bulan ke bulan.
Tulisan ini sekali lagi diutamakan bagi yang punya kebiasaan bayar minimal, yha. Sebab, saya sendiri dulu sempat begitu sebelum kemudian baru normal akhir tahun lalu. Bagaimanapun, CC ini sebaiknya harus dibayar tuntas pada bulan berikutnya. Kalau memang cicilan ya dibayar sesuai jumlah cicilannya.
Saya sendiri tidak menutup CC karena finansial saya belum cukup mantap. Kayak pas mudik kemarin, sekali beli tiket bertiga 10 juta. Sementara, uang belum ada segitu. Ada, sih, tapi peruntukannya lain. Jadi, CC dapat menjadi alat untuk penunda tagihan. Dan memang harus bisa dikelola dengan sangat bijak agar tidak terjebak ke hutang yang nggak-nggak.
Nanti kapan-kapan saya cerita, deh, soal jerat utang CC akibat bayar minimal terus. Asli, ora enak. Heuheu.
ngak lunas lunas donk Gan
LikeLike