Bersama Hujan Deras di Kolese Kanisius

Sesudah lelah lahir batin karena sinyal provider Telu menjadi antah berantah sehingga posting tentang Gereja Santa baru kelar jam 2 pagi, saya akhirnya bangun jam 7 pagi dan berniat tidur lagi. Namun apa daya, Spongebob berhasil membuat saya gagal tidur lagi dan lantas memilih untuk bersiap-siap. Kebetulan, hari Jumat saya menerima email dari Mas Alex Arab (asli, dia bukan Arab kok) bahwa ada misa awal tahun Asosiasi Alumni Jesuit Indonesia (AAJI). Mengingat bahwa saya SMA dan kuliahnya di bawah Jesuit, pengen juga hadir. Kebetulan lagi selow karena tidak sedang dinas, pun tidak bisa pacaran karena LDR. Hiks.

Untitled

Sambil mengintip awan, saya lantas berangkat karena belum ada air yang menetes dari langit. Lokasi misa tidak jauh dari kos, yakni di Kapel St. Petrus Kanisius, Kolese Kanisius, Menteng. Hitung-hitung bisa mencicipi masuk ke CC. Tempat yang mestinya mirip De Britto. CC ini terbilang sekolah elit, alumninya mulai dari Ananda Sukarlan sampai Fauzi Bowo, dari Akbar Tanjung sampai Soe Hok Gie. Kalau JB setidaknya yang lagi tenar dan mengemuka sekarang adalah Hasto Kristiyanto.

Begitu sampai di CC, tampak lapangan bola yang tidak seluas JB, tapi pasti sudah langka di Jakarta, di Menteng apalagi. Saya kemudian bergegas menuju kapel. Begitu masuk, eh, kosong melompong. Ada sih beberapa orang yang beredar, tapi kok uzur semua. Saya lantas mampir bertemu Bunda Maria. Letak Gua Maria-nya di belakang altar persis, bahkan pipa buangan AC juga ada di lokasi itu. Kursinya cuma ada 4, jadi kapasitasnya nggak banyak. Saya hakulyakin, ketika masa-masa ujian, tempat ini adalah peraduan lelaki-lelaki-mendadak-religius untuk berdoa mohon kelancaran. Anak muda memang begitu, rata-rata baru ingat Tuhan kalau mau ujian.

Continue Reading!

Advertisement

Melihat Cinta di Gereja Santa

Di Hari Valentine yang seharusnya ceria, saya tetap ceria meskipun pacar ada jauh (banget) di seberang lautan. Oh, katanya Valentine itu haram dan amoral, ya? Baiklah, kita ganti jadi Palentain. Tampak lebih bermoral, kan? Kebetulan sebuah tulisan di blog yang ini berhasil membuat saya dapat even di Palentain ini. Ceritanya? Ah, itu di blog sana saja, ya.

Sesudah kelar ber-slalom ria, saya kemudian beranjak ke tujuan berikutnya yaitu sebuah tempat terkemuka bernama Gereja Santa. Dari Senayan, saya menuju Halte Polda untuk kemudian naik TransJakarta ke Blok M. Di terminal dengan banyak jurusan itu, saya lantas menaiki Kopaja 616 jurusan Cipedak. Sebenarnya, kalau dari Blok M menuju Gereja Santa ini sangat mudah, karena pilihannya banyak. Bisa naik Kopaja 57 (Blok M-Kampung Rambutan), Kopaja 616, Kopaja 620 (Blok M-Pasar Rumput), Mayasari R57 (Blok M-Pulogadung), Metromini 75 (Blok M-Pasar Minggu), Metromini 77 (Blok M-Ragunan), dan PPD 45 (Blok M-Cililitan). Semuanya akan melewati Gereja Santa.

Namun, saya sotoy. Saya turun di JALAN SENOPATI. Entah kenapa saya turun disana, dan mau naik lagi kok malas. Akhirnya, ya, saya jalan kaki. Jalan kaki menyusuri Jalan Senopati dan Jalan Suryo untuk kemudian mendapati sebuah pertigaan, ke kiri ke Tendean, ke kanan ke Pasar Santa. Nah, disinilah seharusnya tadi saya lanjut naik 616. Turunnya persis di depan tempat yang ada spanduknya.

Selengkapnya tentang Gereja Santa!