Habemus Papam: Paus Fransiskus I

Pagi-pagi, saya buka Twitter dan melihat beberapa orang teman menyebut ‘Habemus Papam‘ di TL mereka. Well, ini kabar baik setelah setidaknya 4 misa saya ikuti tanpa mendoakan Paus, tentunya mengingat Gereja Katolik sedang dalam masa Sede Vacante setelah pengunduran diri Paus Benediktus XVI 28 Februari silam. Meskipun saya ngekek habis melihat ada yang komen di posting saya dan bilang kalau Paus (emeritus) Benediktus XVI pindah agama. Hahahaha..

Setelah asap putih tampak di Kapel Sistina, akhirnya nongollah Bapa Suci yang baru atas nama Kardinal Jorge Mario Bergoglio, kelahiran 1936 dan berumur 76 tahun. Dua tahun lebih muda dibandingkan umur Kardinal Ratzinger ketika ditahbiskan, namun 20 tahun lebih tua dibandingkan umur Kardinal Karol Wojtyla saat menjadi Paus Yohanes Paulus II. Ehm, sebenarnya untuk kasus Beato Yohanes Paulus II, bisa jadi para kardinal juga terpengaruh latar belakang sebelumnya bahwa usia masa kepausan Paus Yohanes Paulus I hanya 33 hari.

Kardinal Bergoglio terpilih menjadi paus ke 266 sepanjang riwayat Gereja Katolik, tentunya tidak dihitung dari Yesus. Ingat, Yesus sama sekali tidak membawa ajaran agama ke dunia, karena Yesus adalah penganut Yahudi yang mengajar di sinagoga-sinagoga dan tempat lainnya.

Uniknya, Kardinal Bergoglio tidak memilih nama yang sudah ada, namun memakai nama yang baru, Fransiskus. Well, itu nama SD saya memang. Nama Fransiskus sendiri ditengarai merujuk pada Santo Fransiskus Asisi. Di dunia Katolik, masih ada Fransiskus yang lain, sebut saja Fransiskus De Sales atau Fransiskus Xaverius.

Mengingat sidang kardinal bertajuk konklaf ini terhitung baru, maka terpilihnya Kardinal Bergoglio termasuk mengejutkan. Iya, posisinya Kardinal Ratzinger dulu cenderung lebih kuat dan masa terpilihnya juga cukup wajar. Kenapa? Kardinal Ratzinger adalah rektornya pada kardinal, jadi adalah cukup wajar ketika para kardinal memilih rektornya sendiri. Adapun Kardinal Bergoglio terpilih pada sidang ke lima. Asap putih tampak pada 7.05 pm dan dua menit kemudian bel di basilika Santo Petrus dibunyikan untuk mengkonfirmasi.

Banyak catatan ‘pertama’ yang ditulis hari ini. Paus Fransiskus I adalah Paus pertama dari Amerika Latin, sepanjang sejarah Katolik. Dan juga adalah Paus dari luar Eropa pertama semenjak ratusan tahun.

Pada 8.12 pm, Kardinal Jean-Louis Tauran, tampil di balkon dan kemudian berkata, “Saya umumkan kabar gembira pada kalian: kita punya Paus baru! Yang Mulia, Kardinal Roma, Bergoglio, yang memilih nama Fransiskus.”

Kabar kabur bilang kalau beliau adalah juara 2 dalam konklaf 2005 silam. Tapi entah kalau soal itu. Di luar itu, Kardinal Bergoglio memilik reputasi bagus dalam pelayanan, terutama di Amerika Latin yang merupakan region terbesar penganut Katolik dunia. *kalo nyari jodoh disana gampang kali ya -__-“*

Ada komen di salah satu portal berita Indonesia yang bilang kalau Kardinal Bergoglio/Paus Fransiskus I ini adalah Jokowi-nya umat Katolik dunia. Dan benar juga, karena dalam karyanya, beliau bahkan disebut mengendarai bis, mengunjungi yang miskin, bahkan hidup di apartemen sederhana dan memasak makanannya sendiri. Di Buenos Aires, dia dikenal sebagai Pastor Jorge.

Well, kalau begini, jadi ingat petinggi-petinggi gereja yang naiknya Harrier, Fortuner, dan malah ada yang minta mobil ketika dipindahkan ke paroki baru. *ehm*

Bagian yang mungkin harus diperhatikan adalah sikap dasar beliau yang pro-life. Hal ini otomatis akan relevan dengan sikapnya terhadap aborsi dan pernikahan sesama jenis. Bahkan pada 2010, Kardinal Bergoglio mengeluarkan protes keras soal legalisasi pernikahan sesama jenis di Argentina dan menyebutnya sebagai ‘cedera serius bagi keluarga’. Bahkan untuk pernikahan sesama jenis beliau cukup keras bilang bahwa adopsi di dalam pernikahan itu ‘merampas pertumbuhan anak yang diinginkan Tuhan diberikan oleh ayah dan ibunya’. Ini mendasar sih, tentu kasuistis untuk orang tua yang membuang anaknya.

Perannya sering memaksa beliau untuk berbicara soal masalah ekonomi, sosial dan politik yang dihadapi negara. Homilinya sering diisi dengan referensi terhadap fakta yang dihadapi dan dibutuhkan untuk memastikan semua orang respek dan peduli.

Jorge Bergoglio sendiri lahir di Buenos Aires, pada 17 Desember. Beliau awalnya adalah lulusan jurusan kimia di Universitas Buenos Aires, yang kemudian masuk Jesuit di seminari Villa Devoto. Jadi beliau nggak lewat seminari menengah.

Dalam ‘karier’-nya di Jesuit, beliau sempat menjabat sebagai Provinsial Jesuit provinsi Argentina di akhir 1970-an. Pada 1980 beliau menjadi guru di sekolah Jesuit. Ya, sederhananya, masak sih sudah jadi Gubernur, sempat ngajar anak sekolahan lagi? Bisa dibilang ini bukti kerendahhatian.

May 1992, beliau ditunjuk sebagai uskup auksilier Buenos Aires. Lima tahun kemudian menjadi uskup co-ajutor, dan pada 28 Februari 1998 menjadi uskup Buenos Aires.

Lebih jelas sila cek ke sumber asli konggregasi yang bersangkutan.

Syukurlah. Keunikan khas Katolik menurut saya memang perihal hierarki ini. Semoga kehadiran Paus Fransiskus I memberi warna yang indah untuk hidup rohani seluruh umat Katolik di dunia.

Amin!

 

 

Advertisement

Tinggalkan komentar supaya blog ini tambah kece!

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.