Mesin Waktu

Siapa yang percaya kebetulan? Perlahan, saya tidak percaya kebetulan, yang saya percayai adalah ketika garis-garis nasib setiap manusia dipertemukan pada peristiwa-peristiwa. Dan, percayalah, kadang itu berulang seperti masuk ke mesin waktu.

Percaya kan?

Siapa yang mengira makhluk-makhluk yang pada era 2004-an silam terkapar manis di kamar kos, galau bersama di Gua Maria, heboh di warung makan, bisa bertemu kembali dengan atmosfer yang kurang lebih sama? Itulah, garis-garis nasib itu dipertemukan kembali. Siapa yang mengatur? So pasti, Tuhan!

Bahwa pengaturan kalau ada teman yang PKL di Bekasi coret, lalu ada teman yang datang dari Jakarta, pun juga ada teman yang ditinggal istrinya kondangan dan baru sekali ke Bekasi coret, bisa bertemu kembali, tentu sepenuhnya misteri ilahi. Sungguhpun tempatnya tidak sungguh-sungguh jauh, tapi handicap-nya tentu jauh berbeda di 2012 dan di 2004-an.

Pertemuan serupa mesin waktu. Ketika melihat gambar dan bertanya, “iki kapan yo?”. Lalu ketika tertawa terbahak mengingat kelakuan masa muda. Sesuatu yang akan sulit dan semakin sulit diulang. Sebuah pertemuan garis nasib yang tampaknya memang dimaksudkan untuk me-refresh memori pada masa perjuangan.

Unik dari ini adalah ketika pertemuan dilangsungkan di rumah milik salah satunya. Unik juga adalah ketika yang dibicarakan bukan lagi gebetan, tugas kuliah, atau mau bolos atau tidak, tapi bagaimana rasanya menikah, bagaimana dan berapa KPR rumah.

Unik juga ketika dalam hal perihal membayar, semuanya siap dengan dompet masing-masing. Ehm, delapan tahun silam, saya nggak yakin setiap orang akan merogoh dompetnya sama-sama untuk sebuah transaksi yang sama. Hendak dulu-duluan.

Unik, lucu, dan misterius.

Misteri ketika harus ditanya, kapan ini akan terjadi lagi?

Ah, apapunlah. Mesin waktu ini sungguh membantu saya, setidaknya untuk mengenang, bahwa saya pernah demikian.

This is about FRIENDSHIP 🙂

Advertisement

3 thoughts on “Mesin Waktu”

  1. Mesin waktu….

    Dan didalamnya selalu penuh dengan orang2 yang antusiasmenya dibawa dari tahun 2004 ke tahun 2012..
    Dan antusiasme itu tetap sama rasanya…
    Dan rasa itu menjadi memory yang selama-lamanya tidak akan dilupakan..
    Dan yang tidak akan dilupakan itu adalah KITA…
    Dan kita lah mesin waktu itu…

    Nb :
    Kadang, dan sering, untuk dapat saling bertemu membawa mesin waktu itu adalah dengan cara yang sedikit dipaksakan, lewat tidakan provokatif…seperti :
    KAPAN KITA KEMANA ? atau WANI ORA ?

    Salam dari si mulut besar
    ex kapten squadra viola tercinta
    pecinta titrasi
    pionir PP bersama teman-teman
    yang dianggap playboy namun sering patah hati

    Like

Tinggalkan komentar supaya blog ini tambah kece!

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.