Angry Bird

Gara-gara habis install Google Chrome, mendadak main Angry Bird yang bisa offline. Wah, seperti game-game pada umumnya, bikin ketagihan, dan menyebabkan deadline menulis kandas. Astaga.

Dan berhubung page view blog sudah terus menurun, mungkin baik juga kiranya menulis tentang Angry Bird ini.

Pada awal 2009, staf di Rovio (pengembang game ini) mulai melakukan kajian game yang potensial. Salah satu proposal datang dari desainer senior Jaakko Iisalo yang membuat simulasi burung marah tanpa sayap dan kaki yang tampak. Bentuknya waktu itu cuma gambar saja, tapi sudah bikin naksir. Walhasil game-nya dibangun di sekitar karakter si burung marah itu. Layaknya game-game pada umumnya, tentunya perlu musuh. Nah, bertepatan dengan epidemi flu babi, ide babi sebagai musuh akhirnya mencuat.

Insiprasi game ini muncul dari game sejenis Crush The Castle. Biaya pengembangannya mencapai 100.000 Euro. Agak mahal juga, karena nggak mencakup updatenya. Game ini menjadi terkenal sejak nampang di Apple iOS version, dan kemudian muncul juga di Android, dan belakangan di Facebook.

Ada 4 karakter burung utama, yang pertama burung merah yang jadi ikon game ini. Kemampuannya standar. Lalu di level tertentu muncul burung biru kecil yang bisa membelah diri jadi 3 dan spesialisasinya memecahkan es. Lalu ada pula karakter burung segitiga kuning yang spesialis di pembelahan kayu dan bisa menambah kecepatan. Ada lagi burung bom yang bisa meledak. Dan terakhir kali burung bertelur yang bisa menjatuhkan telur.

Sepintas saya main Angry Bird ini mirip game online jaman dahulu kala, Gunbound. Sebenarnya kemiripannya cuma di kurva lengkung yang harus dibuat untuk menembak sih. Tapi entah kenapa malah jadi teringat. Hehehe..

Untuk main offline, pertama kali bisa install Chrome dulu. Lalu di tokonya bisa diunduh Angry Bird yang bisa dimainkan offline. Lumayan seru. Saya masih berkutat di 3-20. Dua level menuju selesai. Doakan saya!

 

Advertisement

One thought on “Angry Bird”

  1. takjub juga dengan Arie punya blog yang aktip…
    banyak karyanya dan kemampuan menulis dengan perbendaharaan kata yang OKs.
    boleh usul ga… gw nikmatin prolog cerita, isi cerita… cuman tiap di akhir cerita… masi kerasa gantung, ceritanya seperti belum selesai, tp udahan.
    entah karena asik baca prolog dan isi lalu tau2 dah ending or mang perlu kalimat penutup yg kuat… maybe coz im just a reader.

    tetapi kalo di bungkus jadi satu… thumbs up mantablah Kau jadi penulis, LANJUTKAN ^_^

    Like

Tinggalkan komentar supaya blog ini tambah kece!

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.