Dalam hal sebuah perubahan, berpikir ke depan itu sangat diperlukan. Kata orang, namanya visioner. Tapi begini, tidak semua dan tidak selalu, berpikir ke depan itu baik. Karena ada kalanya, orang akan berpikir ke depan saja, tanpa berpikir bagaimana kondisi saat ini, dan bagaimana mencapai keadaan yang di depan itu. Ini bagian dari manajemen perubahan.
Seringkali perubahan atau transisi itu tidak jadi dalam 1 tahap, namun dalam beberapa tahap, sehingga banyak aspek yang harus dipikirkan. Misal, dalam rencana ke depan, sistem yang dipakai adalah X, namun itu akan aplikasi tahun 2012. Nah, selama dari tahun 2011 ke 2012 itu pasti ada yang namanya masa transisi. Nah, di masa ini kadang kita membuat suatu sistem temporer agar kerja harian bisa berjalan dengan baik.
Masalahnya, banyak yang menganggap sepele hal ini dengan berpikir, “ke depannya kan akan begini…”. Lha iya ke depannya akan begitu, tapi ini kan sekarang? Kita tidak bisa berjalan terlunta-lunta dengan pola pikir yang seperti itu, sambil berharap sesuatu yang ada di depan itu akan jadi solusi, toh kita belum tahu jadinya seperti apa.
Berpikir visioner, ke depan, maju, itu bagus. Tapi akan lebih bagus lagi apabila kita tidak menyepelekan aspek-aspek yang berperan di masa transisi. Agar hal-hal rutin dapat tetap berjalan dengan baik, tidak banyak kerikil di jalan, dan kemudian kita bisa menyongsong yang di depan itu dengan lebih baik.
Menurutku sih begitu.. 🙂