Tag Archives: sepakbola

Panduan Bagi Perempuan yang Lelakinya Main Fantasy Premier League

Apa itu Fantasy Premier League? Itu klik saja linknya kalau mau mengerti, sama halnya dengan klik OOM ALFA, kalau mau mengenal dan membelinya. Secara garis besar dapat dijelaskan begini:

Seorang pemain Fantasy Premier League wajib memilih 15 orang pemain Premier League beneran, dengan komposisi 11 pemain inti dan 4 cadangan. Kompetisi dalam FPL ini dihitung berdasarkan permainan 11 pemain terpilih itu di Liga Inggris beneran. Jadi, kalau saya memilih Kun Aguero dan lantas Aguero beneran bikin 5 gol, maka saya dapat poin banyak. Sama halnya dengan kalau saya memilih Riyad Mahrez, tapi Mahrez beneran tidak main ya saya nggak dapat poin. Pemberian poin ini berbeda antar posisi pemain. Kalau mau lebih jelas bisa dicek ke sini.

FPL1

Mungkin menjadi aneh bagi para perempuan ketika ada suatu waktu para lelakinya lebih asyik dengan laptop/tablet/smartphone dengan gambar begini:

FPL2

Janganlah merasa aneh, wahai perempuan! Itu adalah tanda-tanda kalau lelakimu main FPL. Kalau kemudian ada kalanya kamu dicueki, selain karena memang cowok itu umumnya romantis dan tidak cuek hanya pada PDKT, ya boleh jadi karena pacar atau suami kamu sedang memikirkan hal yang cukup pelik, semisal memilih memainkan Romelu Lukaku atau Callum Wilson. Jangan lupa tanyakan, apa sih asyiknya main FPL sampai lupa pasangan? Pertanyaan itu dalam kadar setara, sama saja dengan pertanyaan “apa sih lucunya tas Charles and Keith atau sepatu Marie Claire?”.

Selengkapnyah!

Tipe-Tipe Penonton Pertandingan Sepakbola

Ini lagi nonton sepakbola, ceritanya tim Garuda Muda alias Indonesia U-19, dan kok ya pas lagi kalah. Jadilah sandal sudah siap saya lempar ke TV. Untungnya masih ingat kalau itu TV punya orang, dan kebetulan pula orangnya ada di belakang saya. Jadi kalau TV-nya saya lempar, mungkin dia lempar kursi ke kepala saya.

Jadi mari kita urungkan niat melempar sandal.

Nah, sekarang lagi mulai nih babak kedua. Dan saya jadi mencoba berpikir tipe-tipe penonton pertandingan sepakbola, berdasarkan pengalaman saya sebagai tukang komentar yang jelas nggak bisa main bola. Sekadar informasi, selama saya main bola, saya sudah dipecat dari posisi striker, lalu kemudian gelandang, dan lantas bek. Untungnya saya diterima di posisi kiper karena memang nggak banyak orang yang pengen berciuman dengan sepatu bola.

Pokoknya Bukan Indonesia

Ini jarang terjadi di Indonesia Raya Merdeka-Merdeka, tapi beneran ada lho. Ada dulu teman kos saya yang selalu memilih jalur anti-mainstream setiap menonton pertandingan sepakbola bareng-bareng. Mau Indonesia lawan Bayern Muenchen, Uruguay, Arab Saudi, sampai Laos dan Kamboja sekalipun, dia akan dengan senang hati mendukung lawannya Indonesia.

Kalau lagi baru pulang gitu, dia akan bertanya, “Indonesia kalah piro?”

Saya sih agak heran, dia itu sebenarnya punya KTP apa nggak.

“Gitu Aja Nggak Bisa”

Komentar yang paling keren dari setiap penonton sepakbola kalau yang ditonton salah umpan atau salah jodoh adalah, “gitu aja nggak bisa…”

Padahal yang ngomong itu nendang bola aja nggak bisa. Padahal juga yang diomongin itu kerjaan sehari-harinya nendang bola. Kok ya berani-beraninya? Nah, demi menciptakan azas keadilan, kalau saya selalu menambah keterangan, “gitu aja nggak bisa…

…kayak saya.”

Deg-Degan Sambil Pegang Dompet

Selalu ada penonton sepakbola yang deg-degan sambil lirik-lirik dompet. Orang sejenis begini sudah punya pengetahuan soal voor-vooran, mulai dari seperempat sampai satu tiga perempat dan seterusnya. Iye, ini adalah penonton sepakbola tipe penjudi. Padahal kan Bang Rhoma bilang…

…judi. Toettt.

Tipe penonton semacam ini umumnya realistis. Jadi kalau Indonesia lawan Uruguay, dia nggak akan mendukung Indonesia walaupun lahir dan besar di Indonesia. Kalau Indonesia lawan Singapura, dia akan lihat voor-vooran, dan melupakan KTP selama 90 menit ke depan.

Newbie

“Eh, itu kok berhenti sih?”

“Eh, itu kok ada lasernya sih?”

“Itu kenapa nggak boleh pakai kaki?”

“Kalau kebelet boker gimana dong?”

Pernah nonton sama orang yang kayak gini? Saya sih pernah, dan rasanya gemes habis. Soalnya saya kenal sepakbola sejak zaman prasejarah, dan saya itu kurang sabaran kalau ngejelasin sama orang. Kalau sudah ada yang memberikan pertanyaan yang aneh-aneh bin absurd, lebih baik dijawab, “ya memang begitu…”

Masalahnya adalah kalau ada penonton begini, akan susah menjelaskan kepada newbie untuk istilah semacam:

Gelandang Angkut Air: air mana yang mau diangkut?
Strategi Parkir Bis: memangnya bis boleh masuk lapangan?
Turun Minum: turun kemana, kan lapangannya rata gitu?

Ya sudah, nikmati saja.

Begitu dulu ya. Ini sudah menit ke 78. Indonesia lagi menyerang. Semoga menang ya.

David Moyes

Sir Alex Ferguson akhirnya pensiun dari hingar bingar Old Trafford. Ya iyalah, usianya juga sudah 71 tahun. Seingat saya pelatih yang masih melatih di usia segitu paling hanya Mr. Trap dan Cesare Maldini, serta Carlo Mazzone.

Beritanya bikin heboh dunia maya menciptakan spekulasi sekitar 24 jam, sebelum kemudian diresmikan bahwa pelatih MU berikutnya adalah David Moyes.

Siapa Moyes?

Penggemar EPL asli pasti tahu siapa Moyes. Hanya penggemar cupu yang nggak ngerti David Moyes. Kenapa? Karena Moyes adalah manajer terlama ketiga di sebuah tim FPL. Pertama tentu saja Sir Alex (sejak 1986–De Gea aja belum lahir itu), lalu disusul Arsene Wenger 10 tahun berselang, dan Moyes sejak 2002.

Lainnya? Ya tentu saja silih berganti.

David Moyes adalah orang Skotlandia, sama dengan SAF. Lahir dengan nama lengkap David William Moyes. Usianya tahun ini pas 50 tahun karena lahir pada 25 April 1963. Kariernya dimulai di Celtic dan diakhiri di Preston North End.

Di tim terakhir inilah dia kemudian switch karier jadi pelatih sampai kemudian di-hire oleh Everton pada Maret 2002. Kebetulan, pertandingan pertamanya (vs Fulham) disiarkan langsung oleh TV Indonesia (TV7 apa ya.. lupa…) dan saya nonton *nggak penting*

Waktu itu Everton mainannya di bawah-bawah, dan kemenangan 2-1 atas Fulham membantu membebaskan Everton dari jerat degradasi.

Oya, David Moyes juga adalah orang yang memberikan debut kepada bintang terang sepakbola Inggris bernama Wayne Rooney, tentunya juga ketika mencetak gol kemenangan Everton atas Arsenal (2-1).

Jangan salah juga, gol Rooney kala itu menahbiskannya sebagai pencetak gol termuda Liga Inggris. Bertahun kemudian, Moyes juga memberikan tempat untuk James Vaughan untuk bisa menjadi pencetak gol yang lebih muda lagi.

So, soal pemain muda, rasanya sih jangan ditanya ini Bapak. Sekarang saja kita masih melihat kiprah Seamus Coleman di sisi kanan Everton, atau (kalo nggak kebanyakan cedera) Jack Rodwell, serta (kalo nggak bernasib sial) Dan Gosling.

Pembelian terbaik Moyes tentu saja ketika bikin rekor klub saat meng-hire Maroune Fellaini. Dan memang nasibnya Everton adalah menjual pemain-pemain bagusnya, untuk uang besar. Lihat saja Wayne Rooney, lalu juga ada Francis Jeffers (gagal bersinar), serta Joleon Lescott.

Sampai saat tulisan ini dibuat, Moyes telah mengukir 425 pertandingan hanya bersama Everton, 172 kali menang, 123 kali seri, dan 130 kali kalah. Rataan kemenangannya 40%.  Total 565 gol disarangkan anak asuhannya, dan 501 gol dialami oleh kiper-kiper seperti Richard Wright, Nigel Martyn, sampai Tim Howard dan Jan Mucha. Semua prestasi itu melahirkan 639 poin. Masih ada kesempatan untuk menambah 6 lagi. Musim ini pencapaian Everton cukup baik, nomor 6, di bawah Chelsea/Arsenal/Spurs.

Semua yang digapai Moyes dianggap baik terutama karena dana terbatas yang dialaminya. Tim ini bahkan masih bisa membabat Citizens 2-0 lewat gol Leon Osman dan Nivica Jelavic pada pertandingan terakhir. Sejak Moyes memegang Everton, bahkan Liverpool pun bisa kalah. Sebelumnya? Rada susah.

Soal prestasi pribadi, Moyes moncer. League Managers Association Awards diraihnya pada 2003, 2005, dan 2009. Jumlah 3 itu sama dengan SAF (1999, 2008, 2011). Kayaknya sih nambah 1 lagi SAF musim ini. Cuma masih rebutan sama Michael Laudrup juga sepertinya.

Begitu kira-kira, yah kalau para Manchurian sejati saya mah nggak meragukan pengetahuan soal Moyes. Ini info aja buat orang-orang yang mengaku fans MU tapi komen yang jelek-jelek soal klub lain di setiap komentar portal berita. Fans bola sejati nggak pernah menyebut Barca sebagai Bancilona atau Inter sebagai Iler dan sejenisnya. Fans bola sejati selalu punya penghormatan tinggi pada tim lain. Kenapa? Karena fans bola sejati pasti pernah merasakan nggak enaknya mencintai sebuah klub. Yah, Manchurian yang sudah cinta MU pada saat era undefeated Gunners tentu lebih paham. Nggak kayak fans karbitan gitulah, yang begitu tim kesayangan jeblok, langsung pindah tim favorit. Hahaha.

Satu hal adalah bahwa Moyes belum pernah memenangi apapun. Pembuktian diperlukan disini. Sebagai anggota anything but MU, tentu saya berharap Moyes gagal. Cuma sepertinya, pergantian ini nggak akan berdampak besar. Moyes adalah manajer yang berkualitas tinggi.

So, mari kita tunggu.